icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Budak Cinta

Bab 4 Hampir Terulang Lagi

Jumlah Kata:1148    |    Dirilis Pada: 05/02/2022

hari-hari dengan resah yang mendera dada. Bimbang, bingung, benci d

t mengajaknya membeli suvenir untuk diberikan kepada tamu undangan saat acara resepsi per

dulu, ya," pamitku kemudian

k jaman sekarang pola pikirnya udah beda. Beda sama jaman Ibu dulu," sahut

sambil reflek menempelkan telap

kedatangan Galih yang begitu tiba-tiba. Galih yang berjalan men

au ke mana?" sapanya membua

pergi!" sahutku kemudian setel

a-gara aku k

ke sini. Sejak malam itu, aku sakit, tau! Lha itui ke

ni, tadinya kamu mau k

kku. Akhirnya aku berjalan beriri

brol panjang leba

dangan di sebuah percetakan. Aku membat

nya ini jalan arah ke rumahmu?" Aku sedikit

," sahutnya, masih dengan serius mengemudikan

segera tiba di rumahnya. Aku bergegas memeluk pinggan

annya langsung menuju percetakan untuk memesan undangan

tutup rapat. Galih meraih sesuatu di lubang celah-celah atas pintu. Rupan

u ke rumah kakak di belaka

il memandang ke penjuru

ada. Pergi ke mana?

duduk di kursi yang ter

rumah kakak yang sakit," ujarnya s

n jeans dan mengaitkannya di paku

buka aja

itu," sergahnya seray

kepalaku agar bersa

Aku mendongak, lantas menatap wajahnya. Senyum

k malam itu, aku sakit. Rasany

yodorkan bibir ke arah keningku. Dia mencium dengan

imu, Ras," bisik Galih begitu lemb

udian merengkuh lembut tubuhku. T

ran kertas kado aneka motif dan warna. Ranjang kayu itu juga terdapat kasur yang berbalu

nya seraya menunjuk ke arah dada, saat

alar ke segala pembuluh darah. Wajahnya mulai mendekat ke wajahku. Bibir

. Sorot matanya yang teduh membuatku terhipno

padahal belum saatnya? Seperti pertama kali

u saat tangannya menyentuh tiap inchi tubuh ini. Bahkan bib

mun, belum sampai baju ini terbuka, aku men

s," ujarnya. Aku menghela napas lega, ka

engan jari tangan. Aku duduk di sisi ranjang, berusa

jarku. Galih mengerlingkan mata seraya tersenyum. Dia

pilan yang kusut dan acak-ac

t diriku keluar dari kamar. Perempuan yang tela

alasku dengan dada masih bertalu-talu. Calon mertuaku itu men

apa yang akan kulakukan tadi bersa

n. Ada gugup, malu bahkan takut yang sali

pergi ke rumah kakaknya Galih yang

siapan pernik

tar di sini." Aku terpaksa m

as mematikan puntung rokok yang masih

!" Galih berdiri l

lan di kamar, kemudian mencium punggung

*

lepas melingkar di pinggangnya. Kepala juga terus menyandar di punggungnya. Aku benar-benar merasa n

capnya, begitu sama-sam

, kamu sendiri aja yang ambil!" balasku seraya ter

angan yang khusus temanku dan tem

kendaraan dan berlalu. Aku menyaksika

Ibu bertanya ketika me

Aku dan Ibu sama-sama berlalu. Ibu menuju

ndang langit-langit kamar sambil tersenyum sendiri, meng

cinta, ternyata prosesnya begitu rumit

menelungkup dan membe

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka