(bukan) Perempuan Biasa #buku ketiga
antor sore ini. Kekhawatirannya kian menjadi saat mendengar tangisan ibunya, dan kalimat tolong yang berulang kali ayahnya ucapkan dari dalam rumah. Sementara suara
engan ayahnya. Firasatnya mengatakan kalau mereka ini adalah para petugas bank. Vina berkeringat dingin. Jangan-jangan rombongan ini adal
k ini ingin menyita rumah kita, Nak. Kalau rumah ki
seperti Dina, putri sulungnya yang kerjanya hanya membuat masalah saja. Apalagi Vina sekarang berpaca
bu beristirahat di kamar saja. Ibu kan masih sakit," bujuk Vina lembut.
ayahmu berbicara dengan bapak-bapak ini ya, Vin?" pinta Bu Misna. Sekarang ia su
unya menghilang, ba
akutan, Vina berusaha bersikap tegar. Ia tidak mau membuat kedua orang tuanya mak
u sita bank. Dan ini adalah rekan-rekan saya. Pak Budi d
sian dan TNI. Kami ke sini karena akan menyita rumah ini, berdasarkan surat penetapan eksekus
ak Warso. Saya ingin tahu mengapa rumah kami ini akan disita, padahal kami tidak pernah mengagunkannya." Vi
tidak pernah menceritakan soal pinjaman dana bank. Namun tak urung mere
kesulitan membayar cicilan. Maafkan Ayah ya, Vin?" aku Pak Ramli lesu. Sebenarnya ia tidak mau sampai keluar
it yang kurang lancar, menjadi kredit yang diragukan. Namun lagi-lagi Pak Ramli tidak mengindahkan peringatan kami. Hingga Surat Peringatan Ketiga kami kirim dengan isi status debitur menjadi kredit macet. Dan karen
Negeri Jakarta. Dan Pihak pengadilan mengabulkan permohonan Pak Dedy yang tertuang
k menyelamatkan mereka sekeluarga dari keharusan tidur di jalan malam ini. Vina mengeluarkan ponsel dan menel
an tetangga lo yang baru
Ya udah ntar sehabis gue makan, gue ke
ya ya, Ci? Gue mau pinda
t. Lo kenapa tetiba mau p
ya, Ci." Vina terta
gue ke sono. Lo tungguin kabar gue
tawa berganti serius. Sepertinya suci sudah
ank sudah mulai mengeluarkan semua barang-barang kami." Suara Vina mulai bergelombang. Sekuat-kuatnya di
mereka dikeluarkan dari rumah masa kecilnya, Vina menggigit bibir. Bahunya bergetar de
ari rumahnya membuat mereka heboh. Makin lama kerumunan makin banyak. Sebagian berbis
rter dua buah mobil bak terbuka, membantunya berkemas. Dua buah mobil pick up, hilir mudik mengangkuti barang-barang yang dikumpul
ecil. Untungnya Suci dan beberapa tetangga baru mereka, bersedia ditumpangi oleh barang-barangnya. Vina sangat terharu ol
gue kalau nggak ada lo?" Vina menggenggam erat jemari Suci
mbaikan tangannya seraya berjalan menjauh. Sementara Vina yang ditinggalkan mencoba berdiri tegar. Keadaan keluarganya telah carut marut saat ini.