(bukan) Perempuan Biasa #buku ketiga
tu masuk. Suci kembali mengomel. "Tuh kan. Apa gue bilang. Anak-anak udah pada
ok dan nyaris jatuh terjerembab. Ia bersiap menahan rasa sakit dan juga malu. Bayangkan, ia terjatuh seperti nangka busuk d
ahan bahunya dari belakang. Sehingga tubuhn
a kasi
menolongnya. Namun ia kaget saat melihat siapa orang yang telah menolongnya. Ia mendapati
i boss besarnya.
er-meper mendekati tempat Suci berdiri. Rajata tidak merespon ucapannya. Ia melanjutkan langkahnya menuju ke depan podium. Di ruangan meeting ini
ng, shay. Jangan di depan mata boss besar. Siap-siap aja lo dic
a. Namun sekilas ia sempat melihat Aria memelototinya. Vina pura-pura tidak melihat tatapan Aria. Ia tahu kal
h mengenal saya dengan baik. Kalian pasti juga tahu, bahwa sudah dua tahun saya mengurus kantor cabang di Amsterdam.
sesuatu hal yang harus ia bereskan, Vina bergidik. Karena Rajata
a sama, saling mengadu prestasi dan kerja keras. Bukannya saling menjatuhkan dan sikut kanan kiri. Ingat, saya t
arnya dengan lirikan sinis, saat mengucap
ngingat lo sebagai karyawati paling ceroboh, karena kasus nyaris ngejengkangnya lo tadi."
nyaris jatuhnya tadi. Dan bukan karena m
a nggak terus nginget tingkah memaluk
mii
inamakan sapu lidi, maka jangankan hanya satu sampah. Tapi beratus-ratus sampah pun akan disapu bersih tak bersisa. Demikianlah perumpamaan yang saya jabarkan tentang sebuah kerjasama. Untuk itu mari kita jaga rasa tanggung ja
uh Rajata menghilang di ambang pintu. Setelahnya terdengar helaan napas panjang
gkin hanya perasaannya d
da atmospherenya." Sembari berjalan Suci terus berbicara. Beginilah Suci apabila ia sedang gelisah. Mulu
*
berniat menikmati makan siang. Bukan apa-apa. Sudah seminggu ini ia tidak pernah lagi makan di luar atau di kantin seperti dulu. Ia sekarang selalu membawa bekal dari rumah. Ia harus berhema
u gajian?" Suci muncul di sampingnya, sembari menggesek-gesekkan jempol dan
e udah bawa bekal. Saya
tiap hari makan telur. Senin telur ceplok. Selasa telur dadar. Rabu telur balado. Jumat telur orak-arik. Nah ini telur apaan?" Suci memanjangk
leh. Tapi ini lo udah keterlaluan. Gue yakin kalo
memang menceritakan keadaan keluarganya sekarang pada Suci. Suci tahu semuanya, kecuali satu hal.
lauk apa kek nanti. Entah ayam, ikan, pokoknya makanan bergizilah.
al yang tidak mereka berdua duga adalah. Rajata, Aria dan Alana ada di dalam kantin. Kaki