Shadow Under The Light
uat sebagian besar umat manusia
tai. Merentangkan kedua tangan untuk
askan cahaya jingga indah. Mungkin ... ini ak
oar di bawah gedung. Apa tubuhku akan terburai? Darah m
h dari itu, adakah yang b
k ada. Menyed
, beban menyesakkan dada memb
inilah
a ke bawah bangunan
n kakiku ke bawah,
p untu
gkahkan kaki satunya lagi, aku dikejutkan oleh suara i
dapati seorang wanita ter
Aku sama sekali tidak menyada
ur menakutkan layaknya badut dalam film horor. Mataku mengedip bingung,
ncurkan karirku dan membuatku dipecat
edua tangan dan kaki gadis itu terikat kuat oleh
alah besar ... hatiku hampa dan pikiranku kosong. Semua menjad
eras mengalir bak anak sungai, tetapi hatiku sama sekali tid
akukan buruk. Tawa gadis itu, pandangan meremehkannya dulu
yang melakuka
u atap gedung terbuka. Seorang pria melangka
ena aku berdiri di samping belakang
n celana jeans itu menarik Lyra berdiri
aat itulah sang pria sada
ungkin bisa kukatakan, pertama kali berjumpa dengannya ad
.. hidupku bena
tak akan pernah kulupakan seumur hidup, menawan. Men
bukanlah orang baik-baik. Tapi kadang-kadan
alimat pertama yang diuca
tan memudar bersama sembilu p
sa telah diambil dari ragaku, menyisakan kepi
denganku,
nakan troli laundri. Dan aku membiarkan saja semua itu t
anpa kemauan yang bis
mengakhiri semuanya. Hati kecilku berharap
orsi sementara anganku melayang bebas, ketika r
kan berakhir, batinku
emintaku berhenti sejenak untuk bernapas, langit berubah gelap
kesadaranku terkumpul, kami telah
mengenali bau besi bercampur amis. Bau likuid merah kenta
... akhiri sa
g menubruk dinding bagai sekarung sampah. Ia kemudian
ya lagi sambil membelai wajahku. Mata cok
s kuikat agar
i, lalu mengikatku ke kursi dengan erat. Dan seperti tadi, kubi
otakku memutar k
punya tatapan yang sama." Pria itu me
pria itu mendatanginya. Si pria berpakaian kasual itu melepas lakban
gadis itu terdiam. Bisa kulihat dari sudut bibir Lyra menga
ohon, belum pernah aku melihat
Aku tertawa sinis. Biasanya gadis ini selalu membuat orang memohon-mohon padanya, tetapi lih
unya."Showtime!" ucapnya
n hampa, sekali sabetan cepat
wajah canti
h segar membanjiri pipinya, l
lagi. Otakku masih sakit, dengan respon yang sangat lambat. Aku sam
ya dan berhenti tepat di dekat kakiku. Lyra menggeleng kuat, ketakutan mengambil alih kehendak tubuh, membuat Lyra mengalami ton
melakukan hal yang keji d