Memikat Hati Pangeran Kelas
sesuatu dengan sangat serius sambil berbisik. Wajah mereka tidak terlalu
yapkan nyawa siapa?" t
, guru biologi
harus melen
kenyataannya enggak. Berkali-kali dapat teguran, tapi dia tetap aja lakuin itu, bahkan sekarang dia lakuin i
i bayar say
nya ke telinga orang bertanya hingga
tu seti
.
orang dengan hoodie hitamnya berada di tengah-tengah kegelapan rumah it
hitam itu sambil mengeluarka
.
gan di pagi hari itu ketika mendapati suaminya sudah te
termasuk polisi yang dengan sigap dan cepat mel
.
a
buang ke atas se
at permintaan untuk melenyapkan oran
alu mengambil uang itu. Dia ke
sekarang," pamit Kenzo cue
it dan langsung menuju ke loket pembayaran u
.
olah. Langkah kaki mereka kompak terhenti ketika terdengar ada sedikit keributan di bela
seseorang berseragam sekolah yang b
o, Vin," bi
Pi!" teriak Elvano sambi
dalam mobil sambil melihat tajam pada E
lain selain nerusin bisnis itu dan berhenti ikut-ikut kegiatan seni yang nggak ad
nya lalu pergi meninggalkan ayah
pi belum
ahnya sampai akhirnya dia semakin dekat dengan t
l pundak Vindre
yum kaku karena masih merasa kaget dengan p
un dan melewati Vindreya begitu saja. Ya, w
menggemaskan, sekarang mendadak
Elvano. Gadis itu berharap Elvano masih
.
n Hansa mas
! Yuhuuu!" sapa Vind
krik
salam Vindreya. Mereka tampaknya seda
i pintu kelas lalu berjalan menghampiri teman-
Kayaknya seru banget," kata Vi
al, Vin," jawab s
! Kok
at bahunya. "Katanya masi
istrinya yang baru bangun tidur tadi pagi. Di sekitar tempat kejadian ngg
uh?" Vindreya s
tu juga masih
na nggak ditemuin benda tajam di sana, 'kan? Huh, kejam banget yang bunuh Pak Toni. Sem
u
beberapa siswi
ke sebuah meja yang berada tak jauh di depan papan tuli
bunyi? Udah bel berbaris, tuh." Kenzo ber
uh salah satu siswa s
a kalo udah bel. Kalo enggak, habisla
.
tampak para siswa kelas XIIA sedang berdiri memperhatikan guru mereka
ari dan melompati tiap halang rintang itu. Ingat, usahakan jangan sampe halang rintang i
ak," para si
tuk melakukan lari halang rintang pertama, ya. Si
ok gue pertama, s
g sambil bertepuk tangan di be
. "Ingat, Vin. Minggu ini bagian lo
a. Udah kebiasaan perjuan
ris start. Mereka hanya tinggal menunggu ab
ulai! Priiit!" Pak g
k Elvano sambil berlari
ya. Di sisi lain, Arman dan Kenzo sejauh ini tampak mulus berlari dan melompati halang rintang
intang yang jatuh. Para siswa menganga kagum melihat itu. Gurunya juga tampak
itam gue, tuh!"
ek-capeknya nyari masalah sama
at Kenzo malu sama teriakannya. Apalagi Kenzo sampe
p sinis. "Ih, i
rsa