Takdir Cinta Zahrana
pelukannya. Dia menangis karena tidak ingin berpisah dari wanita
i perempuan berselimut putih saat ditinggal ke kamar mandi. Wanita itu tak pernah kembali
Malam di mana dia merasa hidupnya sudah tidak lagi berha
arga. Cinta tak lagi mempunyai tempat di hatinya hingga memb
nya. Ucapan ibunya masih terngiang di telinganya. Kin
m terus menangis, tetapi entah mengapa, saat ini air bening itu enggan un
ing. Dia masih setia duduk memandangi papan pusara bertuliskan n
rian di sini. Aku janji akan selalu mengunjungi Ibu. Ibu ti
Namun, dia harus bisa menerima kenyataan. Sudah saatnya dia berani melangka
ggalkan makam yang kini tak terlihat. Perlahan namun pasti, dia
tar. Terlihat beberapa tetangg
g depan rumah. Melihat kedatangannya,
an makanan untukmu. Dari semalam, Ibu li
k ke rumah. Setibanya di depan
a berhenti? Ayo
arah di lantai sudah tidak lagi tampak, tetapi kejadian semalam tidak bisa hilang d
nlah dan setelah itu kamu harus beristirahat. Mulai malam ini hingga malam ke tujuh, kami akan menemanimu. Jadi, jangan khawatir
tidak berencana terhadap istrinya sendiri. Pemukulan yang beru
eda motor tampak memperhatikan mereka dari seberang jalan. Wajahnya te
adakan berkat bantuan warga yang bahu membahu memberi sumbangan untuk membantu Zahrana sejak hari pertama ibunya men
orang yang sangat baik. Sejak dulu, Wid
antuan kepadanya. Entah berupa uang maupun bantuan lainnya. Dengan se
ntu Zahrana. Mereka tahu, saat ini gadis itu sangat terpukul deng
au, kamu boleh tin
ruh baya itu menawarkan diri untuk membantunya. Bukan tanpa sebab dia mengajak Zahra
a. Secara, dia mempunyai seorang putra yang bekerja di kota. Putra yang tak pernah datan
khawatir, aku baik-baik saja." Zahrana tersenyum seakan ingin menun
keputusan Zahrana. Dengan ter
embali sepi setelah tujuh hari rumah itu didatangi tetangga ya
i, dia harus kembali menjalani kehidupan seorang diri. Menjalani
tal guling yang sering dipakai oleh ibunya dan memeluknya seiring air mata yang perlaha
sama ibunya kembali muncul. Kenangan di mana
rapa malam terjaga. Rasa lelah dan kantuk seketika mengganggunya, hingga m
dengan gurat kesedihan yang masih tampak. Kulitnya yang putih be
ihat sepi. Yang terdengar hanya suara
a hitam berhenti tak jauh dari rumah Zahrana. Pos
h memperhatikan situasi yang menurut mereka sudah aman. Setelah memastikan situasi,
n pintu sederhana yang terbuat dari triplek membuat pintu itu dengan mudah dapat dibuka. Dan benar saja, dua or
p salah satu lelaki yang kemudian masuk ke dal
elihat satu toples kecil berisikan amplop hasil dari takziah warga yang datang menghadiri acar
h terlelap. Dari balik sakunya, dia mengeluarkan sapu tangan berwarna putih dan satu botol kec
ak membawamu ke rumah ini. Kamu hanyalah anak yang membawa kesialan pad
is itu terkejut saat hidungnya ditutup dengan paksa. Tubuhnya berontak ingin melakuka