Takdir Cinta Zahrana
impan di bawah lipatan pakaian. Tak hanya itu, toples berisikan amplop yang belum dibuka tak luput dari jarahannya. Se
mbil menunjuk ke arah Zahr
tuasi, mereka kemudian meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju mobil yang masih menunggu. Tan
ana yang belum juga terbuka. Padahal, biasanya sepagi itu Zahrana
Bu Rina terdengar di balik pintu. Sambil me
belum juga bangun?" batin wanita
a salah satu tetangga ya
? Padahal, biasanya dia sudah bangun d
. Coba kita ketuk lagi pintunya. Siapa t
endobrak pintu dan berlari masuk ke kamar. Mereka terkejut saat melihat rumah itu telah kosong. Tidak
tak terlalu besar itu dan membacanya. Betapa
kertas itu?" tanya salah s
bilang padanya kalau dia akan tetap tinggal di rumah ini walau harus hidup sendiri. Namun,
ggalan ibunya? Kalaupun pergi, dia akan pergi ke mana? Dia tidak pernah me
etangganya. Pasalnya, gadis itu pergi tanpa membawa satu pun p
pa-apa. Gadis itu hilang bagaikan ditelan bumi, hingga satu per satu para tetangg
angan yang gelap. Ruangan yang tidak memiliki penerangan itu hanya d
mengucek matanya yang nanar, tetapi dia terk
at?" batin gadis itu sambil menggerakkan tubuhnya, tetapi lagi-lagi dia
, tetapi suaranya tidak terdengar karena mulutnya telah disumpal dengan kain
an diri. Jangan berpikir untuk lari dari sini karena kamu sudah dijual pada k
asuk itu tampak tertawa hing
baru saja didengarnya, kalau dirinya telah dijual entah oleh siapa. Yang dia tahu, semalam dia mas
am sebuah mobil van berwarna hitam. Kedua matanya ditutup den
ak bisa berteriak. Yang bisa dilakukannya hanya menangis
uk tetap tenang walau sebenarnya ha
lalu lalang jalan yang terdengar ramai. N
. Walau dia menolak dan mempertahankan diri untuk tidak keluar, tetapi apa
ontak, tetapi semua sia-sia. Dia pasrah saat mendengar derap kaki yang menaiki a
at duduk di dalam ruangan itu sambil melemparkan sebuah amplop besar ya
laki itu tersenyum puas. "Terima kasih, Bos. Jik
gan. Ikatan di kedua kaki dan tangannya dan juga penutup mata dan mulutnya belum juga dilepas
ang menyentuh wajahnya. Embusan napas seseorang bisa dirasakan b
ku? Aku tidak akan melakukan
ngga penutup mata itu terlepas. Matanya terasa silau saat dirinya membuka mata perlah
u?" Lelaki itu tersenyum sambil membelai ram
menjualmu pada mereka. Dan sekarang, mereka sudah menju
Dia tidak percaya kalau ayahnya tega melakukan in
ekasar apa pun sang ayah, dia tidak pernah berpiki
ir matamu itu hanyalah air mata palsu. Wanita
alam bungkusan yang tergeletak di atas meja. Asap rokok mengepu
annya terlihat maskulin. Lelaki dengan postur tubuh yang s
aat melihat tempat tidur di dalam ruangan itu. Tak hanya itu saj
mendekati Zahrana yang tampak mulai ketakutan. Air ma
lelaki itu kini berada tepat di depannya. Seketika, Zahrana memejamkan matanya sambil memundurk
lelaki itu yang kini mengarah ke bagian lehernya. Melihat perlawanan Zahrana, le
dah tidak ingin lagi bermain-main denganmu
dan membawanya ke atas tempat tidur. Tubuhnya
a jasnya, hingga yang tertinggal hanyalah k
berbaring di sampingnya dan membuka ka
engiba dengan air mata yang membasahi wajahnya saat le