Takdir Cinta Zahrana
uh dari sebuah desa. Para pelayat yang tak seberapa itu berjalan mengikuti keranda yang dip
au lantas dibuka. Tampak jasad yang tertutup kain jarik panjang menyelimuti tubuh yang sudah k
Allah. Jangan buat beban ibumu dengan air matamu itu," ucap seoran
n dan berusaha menahan air matanya agar tidak kembali jatuh. Tatapannya
selalu mencari celah untuk keluar. Tanpa isakkan, hanya tangisan
ang bunda. Doa yang mengantar kepergian untuk menghadap Sang Khalik. Doa dari seorang anak yang te
akamkan itu tertancap di atas tanah makam dengan
sih duduk di depan makam sambil menyentuh papan pusara seraya menciumnya. Air matan
paruh baya tampak menangis sambil membel
akan menemani Ibu. Zahra tidak a
polos ala gadis desa begitu melekat pada dirinya. Tak sedikit para ibu yang membandingan anak gadis mereka dengan dirinya. Di mata mereka, Zahra
pannya yang harus merasakan kegetiran setiap k
buk. Tak hanya itu, perhiasan sang istri yang disimpan untuk masa depan anak gadisnya, harus diikhlaskan lantaran dicuri olehny
jak tiga tahun lalu. Tepatnya, setelah sawah dan tanahnya
lagi memiliki biaya. Dengan terpaksa, dia dan ibunya harus bekerja keras untuk menghasilkan pundi-pundi uang demi mencukupi kebutuhan mereka sehari
gu. Itu pun kalau tidak diambil paksa oleh ayahnya. Terkadang, mereka bisa
. Jika belum dibuka, dengan marahnya dia akan menendang pintu yang terbuat dari bahan triplek itu hingga berlubang. Bau alkohol
mengetuk dengan kasar pintu kamar Zahrana karena dia
uat kasar lagi pada Ibu." Zahrana memegang tangan ibunya agar tidak kelu
kan ibunya karena bakti terhadap sang suami. Bakti
bu? Apa Bapak sudah tida
. Pipi kiri wanita itu memerah dengan bekas t
mpar Ibu? Apa kami bersalah hingga Bapak seperti i
ahu diri! Beraninya
saha mengeluarkannya dari dalam rumah, tetapi is
Dia tidak salah apa-apa. Jika Bapak marah
walau dia tahu dirinya akan mendap
e tembok. Kepalanya terbentur dengan sangat keras di dinding rum
memegang kepalanya yang basah dengan darah segar. Darah
hrana untuk keluar dari dalam rumah. Tatapan matanya begitu
kami! Tolong kasihani aku dan
ihat keadaan ibunya, tetapi lelaki itu malah melemparnya
bawa sial! Aku menyesal karena sudah mem
embuatnya menangis dalam diam. Ucapan yang terdengar sangat menyakitkan
pintu rumah yang sudah terkunci. Satu per satu tetangga mulai berda
ingga lebam. Walau sudah dilapor ke polisi, tetapi lagi-lagi dia hanya mendapat hukuman penjara beberapa hari saja. Setelah it
unci, tetapi pintu tidak bisa terbuka. Bahkan, dia berusaha mendobrak, tetapi sama saja.
ak pergi. Ayahnya telah keluar dari kamar sambil membawa beberapa lembar uang seratus
aha menahannya, tetapi kembali dia harus merasakan t
k histeris sambil mendobrak pintu, "Jangan
kemudian pintu pun terbuka. Lelaki itu keluar dan mendoron
rumah untuk melihat ibunya. Betapa dia terkejut saat melihat ibun
ihat ketidakberdayaan ibunya saat berusaha menyentuh wajahnya. Dengan tangan gem
n dengarkan apa kata bapakmu karena bagi Ibu kamu adalah permata hati dan satu-satuny
pu ditahan. Wajah ibunya telah berlumuran darah. R
telah terdiam dan takkan lagi merasakan sakit. Matanya kini terpejam dengan senyum tera