Kalung Pengkhianatan, Selma Pemenangnya
i P
as di sofa ruang tamuku, setelah aku menyuapinya bubur dan memberinya obat tidur ringa
kan segera menemuinya, melamarnya lagi, dan kali ini,
san itu. Lalu,
tasmu. Bahkan, bawa dia pulang bersamamu. Kal
inya. Dan ini yang terakhir. Kita selesai. Janga
ih tidak akan pernah mengatakan hal seperti ini. Kinasih, wanitaku yang sabar, ya
mengetik dengan cepat. Kinasih, apa maksudmu? Kncoba lagi. Gagal. Aku mencoba m
on, mengirim pesan. Tapi tidak ada yang berhasil. Kinasih
a terdengar serak. Dia terbangun,
erus menatap ponselku yang
alu membaca pesan terakhir dari Kinasih. Matanya me
Zaki," katanya, nadanya terdengar senang. "Dia akhirnya me
h. Api kemarahan membakar dadaku. Api
amarah. "Apa yang kamu tahu tentang Ki
tidak pernah melihatku semarah ini.
. aku h
"Kamu selalu merusak semuanya! Kamu
nya. "Kak Zaki, kenapa kamu bicara seperti itu
. "Bahagia tanpanya? Kau piki
r di pinggangku. "Aku akan membuatmu bahag
arfumnya yang manis terasa seperti racun.taknya, suaraku dingin. "Jangan
lalak. Dia tidak percaya denga
matanya, aku melihat bayanganku sendiri. Bayangan seorang
api hanya nada sambung kosong yang kudengar. Nada sa
asih, wanitaku, telah per
kan untukku. Dia menolak proyek impiannya di Bali, dia sabar menghadapi semua dramak
bodohnya aku, tidak pernah melihat itu. Aku menganggapnya sebagai
sekarang, aku tahu. Dia sudah mencapai batas
Aku terduduk di lantai, merasakan sakit yang menusuk di dadaku. Rasanya seper
ipis, berat. Duniaku terasa hampa, dingin, dan gelap. Ki
ti dengan kebingungan. Dia mungkin mendapatkan aku, tapi dia telah kalah. Dia tidak pernah
Hanya rasa sakit yang dalam. Rasa saki
k akan pernah bisa mendapatkan Kinasih kembali.