Kalung Pengkhianatan, Selma Pemenangnya
sih
kuat hingga aku merasa pergelangan tanganku akan memar. Dia tidak peduli dengan tata
t kami tiba di lorong yang sepi. "Kenapa kamu ti
tanganku. "Lepaskan aku, Zaki. I
sesuatu dalam hidupmu ada hubungannya denganku! Kita akan menikah
aku dingin. "Sejak kapan kamu peduli
i! Tentu saja aku peduli! Ada apa denganmu
mbalas, nadaku penuh sindiran. "Aku pikir kamu sudah
ya siapa-siapa. Dia sangat ketakutan kemarin. Serangan paniknya kambuh karena kliennya membatalkan proyek. Dia
ta-kata itu akan membuatku merasa bersalah, merasa kejam karena cemb
"Bahkan aku memahami kondisi Selma. Tapi sepertinya kamu lupa bahwa kamu punya tunangan yang
ia tahu aku benar. Di
Aku tahu aku salah. Aku janji, kali ini aku akan menebusnya. Kita a
ku, senyum tipis terukir di bibirku. "Di Ba
k bisa pergi, Kinasih! Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan Selma? Dia pas
sejenak timbul, kini hancur berkeping-keping. D
an impianku lagi, demi Selma
"Ini hanya sementara. Setelah Selma stabil, kita bisa memikirkan ini lagi. Aku janji, kita akan
ng dia berikan padaku delapan tahun lalu, kini tidak ada di
dalam-dalam. Aku l
ra aku sudah melunak. "Makan malam nanti? Di resto
ngguk. "
ba menciumku. Tapi aku menoleh, menolaknya
," katanya, masi
ki masih berdiri di sana, menatapku, mungkin bertanya-tanya mengapa aku
rniat pulang. Tiba-tiba, suara
Kina
sana, wajahnya tampak lelah,
ma?" tanyaku,
atanya, suaranya terdengar manis, tapi aku tahu itu hanya topeng. "Kak
memang harus menjagamu, Sel
ak Kinasih memang baik sekali. Aku tidak
pelan. "Tidak perl
ja bertemu dengan klien pentingku. Dan mereka... mereka mengancam akan membatal
aki merasa bersalah. Dan aku tahu Zaki akan
anyaku, men
edulianku. "Aku... aku hanya ingin tahu. Apa Ka
e samping. Dan di sana, berdi
skan tanganku, wajahn
erdua, matanya penu
"Kak Zaki, aku takut sekali. Klienku mengancam akan
nenangkannya. Matanya melirik
u saja kamu harus membantun
Dia mungkin mengharapkan aku akan marah, atau cemb
nasi
lma butuh kamu," ka
h. Aku akan mengurus Selma dulu. Kamu pul
mbawa Selma pergi. Selma melirikku, sen
. Lalu, dia menyentuh liontin kalungnya. "Wah, kalungmu cantik s
ang Zaki berikan padaku saat kami pertama kali berpacaran. Dia bilang itu adalah kunci hatinya. Dia berja
h ke kalung di leher Selma. Sama persis. B
karena marah, tapi karenadari. Kalung itu terasa dingin di telapak tangan
ma. "Ambullah. Biar kalung kalia
a aku akan bereaksi seperti ini. Dia mengambil kalung
nggalkan Selma yang masih berdiri terpaku di sana. Hatiku terasa hampa,
n untuk makan malam. Dia tampak ceria,
u. "Selma benar-benar butuh aku. Tapi sekarang a
a tersen
a berkerut. "Kinasih, kenapa
ke arah lehernya. Dia
ataku, mencoba menahan senyum mi
ga, aku akan mencarinya besok! Kita har
um lebih lebar. "Aku juga kehil
uga? Oh, kalau begitu, aku akan membel
k. Tidak ada lagi y