icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kalung Pengkhianatan, Selma Pemenangnya

Bab 4 

Jumlah Kata:1295    |    Dirilis Pada: Hari ini16:57

sih

ampu malam terlihat seperti permata yang bertaburan. Ini adalah tempat yang selalu kuimpikan untuk merayakan pernikahan kami, atau setidaknya,

menyebut ide ini, dia tertawa dan berkata, "Aku lebih suka makan di warung sate, Sayang,

ngatan yang aneh di hatiku. Mungkin dia benar-benar men

kataku, tulus. "Ini

gam tanganku erat. "Unt

buka, sebuah suara familiar terd

bang pintu restoran, wajahnya terkejut, seolah dia b

u di sini?" Zaki berta

an mata berkaca-kaca. "Aku... aku hanya ingin mencari udara seg

eolah ingin membuat Zaki merasa bers

jika masih pusing," kata Zaki, suaranya dipenuhi

eku. Ini dia lagi. Pola yan

yang licik. Lalu, dia menunduk, berpura-pura malu. "T

Kamu bisa duduk," kat

n kota di luar jendela. Rasa hampa kembali merayapi ha

ul lengannya. "Kak Kinasih tidak keberatan,

is. "Tentu saja tidak. Se

kan apakah aku benar-benar tidak keb

tiga, di mana Zaki dan Selma terus-menerus mengobrol, berbagi cerita, dan tertawa. Mereka m

api dia bilang dia tidak terlalu pandai memasak. Sekarang

buntut yang itu. Kamu membuatnya dengan resep da

lah takut aku akan salah paham. Tapi aku tidak bereaksi. Aku hanya t

nya ke pasar tradisional untuk mencari bumbu masakan, bagaimana Zaki membantu dia mendekorasi aparte

tapi karena rasa sakit yang menusuk. Rasa sakit karena menyadari bahwa Zaki, priaku

ajar. Dia tidak pernah membantuku mendekorasi apartemen kami. Dia t

tiba bertanya, suaranya terdengar khawati

rsenyum. "Tidak apa-apa. Aku han

Kamu yakin? Kamu terlihat tidak nyaman

"Tidak. Aku b

membaca pikiranku. Aku hanya tersenyum lagi, meyakinkannya

naik bianglala. Aku tidak tahu mengapa, tap

endekat ke Zaki, memeluk lengannya erat.

u di sini," Zaki me

ela. Pemandangan kota semakin indah dari ket

lu Kak Zaki juga takut ketinggian. Tapi dia berhasil mengatasinya karena aku. Aku bi

ia tidak suka ketinggian karena dia takut. Aku selalu percaya padan

njelasan. Tapi dia hanya men

Selma melanjutkan, seolah ingin menusukku lebih dalam. "Dan

tidak takut ketinggian. Dia hanya tidak mau melakukannya deng

asa cemburu. Ini adalah rasa sakit karena penghianatan. Karena menyadari bahwa semua

tapku. Matanya dipenuhi rasa

erkataannya. "Tidak apa-

i. Dia tidak akan

ung-huyung, lalu jatuh ke pelukan Zaki. "Kak Zak

kan. "Kinasih, Selma memang punya fobia ketinggian. Dulu dia pernah jatuh dari tangga sa

ak ada lagi yang bisa dia

Zaki," kataku, su

dengan reaksiku. "Tapi

diri," kataku. "Dia

ya, dia mengangguk. "Aku akan mengantarnya pulan

enyum yang tidak sampa

rjalan menjauh, Selma terus bersandar manja pada Zaki. Ak

ku tidak lagi menunggu. Aku t

lku, memanggil taksi d

agi. Zaki. Dia mengi

salah. Aku janji, aku akan menebusny

k saja? Kenapa kamu t

edung itu. Kita akan menikah di sana. Kamu ak

pon yang tidak kuangkat. Air mataku mengalir. Tapi ini bu

dak ada lagi yang bisa dia berikan padaku. Kep

dara, ponselku berdering lag

gal sendirian. Aku harus menemaninya. Kamu bisa pul

wa hampa. Dia masih saja s

. Tanganku gemetar, ta

tasmu. Bahkan, bawa dia pulang bersamamu. Kal

inya. Dan ini yang terakhir. Kita selesai. Janga

Lalu, aku mematikan ponsel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka