Kembali Bangkit Hancurkan Para Pengkhianat
wajahku dengan air dingin, mencoba memadamkan api yang berkobar di dalam diriku. Ketika aku
a memegang tanganku, tapi aku menariknya menjauh dengan cepat. Aku
uk angin," jawabku, mencoba terdengar meyakinkan. Aku
ng menyala. Ada pesan dari Vivian. "Sudah tidur?" Begitu tulisnya. Jantungku berdetak kencang. Wajah Gunawan menunjukka
ncah di layar. "Belum. Dia sudah mengantuk. Aku a
elapak tanganku. Rasanya seperti ribuan jarum menusuk
"Cepatlah. Aku sudah menunggumu, Gunawan. Kau tahu aku tidak bisa tidur tan
ponselnya dan menghampiriku. Dia membungkuk, mencoba mencium bibirku. Aku
ng mendesak," katanya, suaranya tergesa-g
ti-hati," kataku, b
berjalan lagi. Dia pikir aku masih terperangkap di kursi roda, buta da
ndengar pintu apartemen tertutup. Keheningan menyelimuti. Aku mendengar langkah kakinya menjauh di koridor. Lalu,
uara-suara samar dari ruang tamu. Suara Gunawan dan Vivian. Mereka ti
, Gunawan," terdengar suara Vivian
mastikan dia tidur dulu," kata Gunaw
ma. Vivian duduk di pangkuan Gunawan, tangannya melingkari leher Gunawan. Gunawan mencium lehernya, bibirnya bergerak ke bawah, ke belahan dadanya. Pakaian mereka sudah berserakan di lantai. Baju Gunawan, kemejanya
terlihat sangat bahagia. Terlalu bahagia
anita itu ke rumah kami, ke apartemen kami. Dia membagi malamnya antara aku dan Viv
han semua ini. Aku merasakan air mata mengalir di pipiku, tapi aku tidak mengeluarkan suara
lalak melihat pemandangan itu. Dia melihatku, dan kem
knya, suaranya pe
ndangku dengan wajah panik, matanya melebar. Dia mencoba menutupi tubuh Vivian
pa kau belum tidur?" Gunawan
aku tidak bisa mengeluarkan suara. Aku menekan dadaku, mencoba meredakan rasa sakit yangraku bergetar. Aku menatap Keenan, ma
"Oh, sayang. Maafkan aku. Aku terlalu sibuk bekerja, aku lupa kau butuh istirahat.
nawan lagi. Yang ada hanyalah rasa jijik dan benci. Dia tidak tahu
tidur. "Kau tidur saja," katanya, mencium keningku. "Aku
u mendengar langkahnya menjauh. Aku mend
alau dia melihat kita?"
t apa-apa," jawab Vivian, suaranya sedikit merajuk. Lalu dia menambahkan, dengan nada
elapan. Air mataku mengalir tanpa suara, membasahi bantal. Dingin. Hat
akan membuat mereka membayar.