Demi Anak, Kuterima Hinaan Mertua
manajer hingga staf junior, menatapnya seolah ia baru saja memenangk
tus persen bahwa Keira akan mengikutinya. Pria itu memang selalu seperti
lift dan pintu perak itu tertutup, Keira langsung merasa tercekik. Lantai 30. Lantai t
Apa ada kaitannya dengan restrukturisasi?" tanyanya, berusaha
tengah perjalanan mereka naik. Lift itu
uskan. "Kamu pikir saya memanggilmu ke kantor saya ya
u apa? Kalau Bapak mau membahas semalam, aku sudah bil
k peduli dengan janji-janji bodohmu. Saya
wajah Keira. "Kamu menolak uang say
njebak Bapak? Aku sudah kehilangan pekerjaan, ditinggalkan tunangan, a
Dengar baik-baik. Ini yang akan kita lakukan. Kamu akan menandatangani Perjanjian Kerahasiaan. Malam itu tidak perna
aan? Kenapa aku harus repot-repot menandatangani
alanan mereka, "kamu sekarang adalah anggota tim saya. Saya menunjukmu sebagai Asisten Proyek A-
"Aku? Proyek A-1? Tapi aku d
vel yang berbeda. Di mata semua orang, kamu sudah jadi orang penting. Ini akan menjela
an. Aksel memaksanya masuk ke lingkaran dalam, menempatkannya di bawah pengawasannya, di ba
itu luas, didominasi warna gelap dan pemandangan kota yang
esarnya dan membuka laci. Ia me
kursi di depan meja. "Baca ini. Se
it, penuh jargon hukum yang Keira tidak pahami, tapi intinya jelas: jika ia berani me
an itu terasa memberatkan. Itu bukan tatapan CEO
engan skandal?" Keira bertanya, t
ofesionalitas. Perusahaan sedang negosiasi besar dengan investor asing. Skandal pribadi saya bisa membuat mereka m
asuk akal, tapi tetap tidak men
ngan," kata Keira, meraih p
ngsung membuat Keira merasa bodoh. "Kamu
n Proyek A-1 dengan gaji dan tunjangan yang sesuai, bukan hanya gaji staf retail lama. Da
san di matanya. "Baik. Gaji Proyek A-1 akan disesuaika
sa ngeri. Selesai. Secara hukum, ia s
lai bekerja sekarang,
i mulai sekarang. Saya tidak bisa membiarkan k
ur, tepat di sudut kantornya. "Ini adalah ruang kerj
tidak hanya melindunginya dari media, tapi juga
tan" dan Keira sudah dikurung di lantai 30, gosi
turun ke kafetaria kantor. Ia haru
Keira merasa seperti artis yang baru saja difoto tanpa busana. P
jadi asisten CEO?" Desi meng
b Keira, mencoba bersikap no
rang staf lain menyahut sinis. "Kemarin katanya lo keluar dari
ihatnya. Tentu saja, mobil semewah itu ti
rdengar meyakinkan. "Aku harus segera ikut rapat dada
r seorang manajer dari departemen keuangan. Semua orang ter
enak. Mereka bilang lo 'menjual' diri buat dapat posisi itu. Apalagi
abatan. Tapi satu malam bodoh, satu botol minuman sialan, dan semua usahanya dihancurkan oleh ru
, ia sudah bertekad. Ia harus m
anya, membuka laptop, dan mulai mempelajari berkas Proyek A-1. Itu adalah proyek negosiasi penj
reatif di luar kotak. Dan Keira, dengan latar belakang pemasaran retail-nya yang selalu berhubun
epon, ia menatap Keira
aca berkasnya
dan kurang pada janji masa depan yang bisa dipasarkan," kata Keira, t
an tangan di dad
eka. Angka kerugian kita memang besar, tapi kita punya potens
Keira. Keira bersiap untuk di
. Masukkan saranmu itu dalam bentuk proposal
aat Aksel menatapnya, sorot mata yang bukan dari seorang CEO kepada staf. Sorot m
us berjalan di antara dua garis: garis profesionalitas di siang hari dan garis rahasia kelam di malam hari. Ia harus sangat berhati-hati, karena s