Demi Anak, Kuterima Hinaan Mertua
u. Ia sudah mengirimkan draf proposalnya tentang potensi pasar domestik kepada Aksel. Respons A
ia melihat Aksel, yang duduk di belakang meja besarnya, sibuk dengan telepon atau dokumen. Rasanya se
ya notifikasi tagihan yang jatuh tempo. Hidupnya memang selalu dikejar-k
Aksel terdengar dingin, meskipun K
ke sini
meletakkan berkas di depannya. Itu adalah salinan P
rang jelas?"
ngacara saya. Kami perlu menambah klausul yang lebih keras mengenai pelanggaran. Ini bukan
ilang aku tidak akan bicara! Bapak seolah berpikir aku i
a, Keira. Ini bukan tentang kepercayaan. Ini tentang perlindungan aset. Jika ada satu
a Keira melanggar PK, seluruh asetnya, bahkan gaji Proyek A-1-nya, akan di
Pak! Aku hanya punya hutang!"
kas ini hanya akan menjadi tumpukan kerta
sel. Ia meraih pena, tangannya sedikit bergetar, dan membubuhkan tanda tangan di sebelah pasal-pasal baru ya
dari diskusi. Keira kembali ke mejanya, merasa dirinya baru saja m
edang menerima telepon penting di sofa sudut, suaranya pelan d
lkan notifikasi pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Keira
ira Anjani memang mabuk berat setelah menerima telepon yang berisi berita buruk so
a pesan itu dua kali untuk memas
ikit pun. Setelah ia bersumpah tidak akan bicara, setelah ia menolak uang tutup mu
: utangnya, depresinya, ditinggalkan tunangan. Aksel tahu Keira benar-benar dalam t
li dari sofa, ia t
ari biasanya. "Kita akan gunakan beberapa poinmu. Sekarang, tolong siapkan
jawab Keira,
nada dingin it
ng pesan tadi, itu akan membuktikan ia mengintip. Ia h
ni," kata Aksel. "Besok kita harus terbang pagi ke
rasakan tatapan Aksel di punggungnya. Tatapan yang sekarang terasa gand
erat. Begitu ia membuka pintu, ia melihat ada
tunggak dua bulan, dan sebuah kartu pos. Kartu pos itu
gan tangan gemetar. Tulisan
ya operasi Ayahmu. Pinjaman yang kamu jamin atas nama Ayah sudah jatuh tempo, dan sekarang bunganya makin besar.
malah membebaninya dengan utang yang harus ia tanggung. Inilah ala
elah ia menerima gaji besarnya di Proyek A-1 pun, uang itu
ng. Itu nomor yan
al
Ini ak
yang meninggalkannya karena m
mu?" tanya Keira
"Aku dengar-dengar dari temanku di Sagara Jaya, kamu sekarang s
mu," Keira me
intah darat. "Dengar, Keira. Aku sedang butuh modal cepat. Kalau kamu mau bantu aku mengenalkan ke dia, atau paling tidak pinj
Utang itu kamu yang buat, dan sekarang kamu mau
Jangan sampai aku membocorkan ke teman-teman kantor, kenapa kamu mabuk di kelab hari itu! Atau l
m. Mantan tunangannya kini menja
Bima. Jangan pernah hubungi aku lagi
mengikatnya secara hukum dan ia mengawasi semua gerak-geriknya. Sementara
sel, orang yang baru ia tiduri. Di belakang, ia harus berjuang sendi
ktu untuk patah hati. Besok pagi, ia harus terbang ke
Dan uang hanya bisa didapatkan jika ia berhasil dalam proyek ini, di bawah pengawasan ketat CEO-nya. Ya, Pak Aksel,