Kontrak Ranjang Sang Kapten
erti penyeberangan ke dimensi lain. Dara duduk di kursi belakang mobil hitam legam it
celana bahan rapi, dan jam tangan mahal yang kini terlihat mengintimidasi. Ia tampak seperti Kapten Pilot
a tenang, seolah mereka baru saja selesai memba
dur dengan CEO yang menyamar jadi pria bayaran, dan sekarang kamu mau menjadik
ma sekali tidak terganggu
ku hanya mengamati. Kamu yang berinisiatif menawari uang. Aku hanya menuruti keinginananmu," koreksi Arjuna. "Ketiga,
memerah. "Aku hanya mau terbang, dapat gaji, dan melupakan Arga. Sekarang,
ke kursi. "Kamu memilih pekerjaanmu, atau memilih idea
Dara. Dia tahu, Arjuna benar. Dia baru
ah. "Di sana ada pramugari senior lain, yang l
nnya kini berubah seri
ya sedikit, mendekati Dara, "Kamu punya rahasia paling mematikan bersamaku. Ikatan semalam itu adalah rantai yang mengikat kita. K
andal'. Arjuna menggunakan aib yang D
Dara bertanya, hatinya sakit. Bukan karena pe
rian. Untuk kamu, dan... untuk aku juga. Tapi ketika aku sadar k
at Dara merasa sedikit lebih baik. Setidaknya, Arjuna
dari bahan metalik, minimalis, hanya berisi nama dan nomor telepon pribadi. "Kamu akan meneleponku jika ada hal
a dingin dan berat di tangannya, seperti beban
ini," bisik Dara. "Aku tid
curiga padamu. Kamu hanyalah pramugari baru yang innocent," Arjuna mengulang kata yang pern
, yang meremehkannya. Perutnya mual. Jika dia menolak Arjuna, Arga menang
aknya bisa membalas dendam pada Arga yang
aku menemukan Arga terlibat
endapatkan ganjaran yang sesuai. Percayalah, hukuman yang ku
ta Dara. Dendamnya, yang sempat padam
a tegas. "Aku akan melaku
Dara dengan tatapan ingin tahu. "Seora
ta profesional. Kedua, aku tidak mau uang. Aku tidak dibayar untuk ini.
tanya Arjuna, mencond
n keterlibatan Arga dan faksi rivalmu, kamu harus janji, kamu tidak aka
, dia tertawa. Tawa yang kal
na. "Kesepakatan
gan itu. Jabat tangan mereka terasa dingin dan formal, sangat berbeda de
a. Suasana di mobil itu kembali senyap, dan D
kata Arjuna saat Dara
men
a siapa pun. Jika kamu merasa terancam, hubungi aku, tanpa ragu. Ingat, Arga adalah musuh.
ing. Dia tahu Arjuna tidak hanya bicara tentan
belakang. Dia hanya melangkah cepat menuju lift, menc
meremas kartu nama Arjuna di saku seragamnya. Dia baru saja menjual jiwanya, tapi anehnya, d
apartemennya, Dara denganbau busuk dari apart
alkohol, parfum muraha
l berserakan. Dan di atas meja kopi, ada bo
ara mel
r
di karpet ruang tamu, di samping sofa, tertidur pula
selnya. Layar ponselnya menyala, menunjukkan riwayat pa
buk. Aku membuat kesalahan besar. Aku tahu aku bre
menyelingkuhi Dara, menyesal, lalu datang ke a
mengering. Arga ada di si
nnocent yang dirindukan Arga, telah hancur b
a. Dia sudah mengambil keputusan. Dia suda
ak bisa
atah kata pun, melemparkannya ke atas tubuh Arga yang m
n seragam, jatuhlah selembar kertas kecil yang sempat dia ambil dari penthouse Arjuna-selembar kertas berlogo
m pahit. Deal
kan nomor telepon yang ada di kartuarus t