icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kontrak Ranjang Sang Kapten

Kontrak Ranjang Sang Kapten

Penulis: Rahmadhani
icon

Bab 1 berubah jadi lari histeris

Jumlah Kata:1514    |    Dirilis Pada: 07/12/2025

at, sepatunya yang mengilap memantul di lantai, dan dia berusaha keras agar langkahnya tidak berubah jadi lari histeris. Rambut

nya membuatnya lelah dan ingin segera tidur, tapi semua rasa lelah itu hilan

dia merasa hidupnya sempurna. Seragam baru, pekerjaan impian, dan yang paling p

Dara di apartemennya setelah Dara selesa

r saat menekan bel intercom. Tidak ada jawaban. Sejak tadi siang, pesan-pesan Dara di WhatsApp hanya

a tidak bisa lagi

ilang "simpan saja, Sayang, anggap saja ini rumahmu juga." Hatinya mence

a sedikit cahaya remang-remang dari lampu nakas di ruang tamu. Udara di dalam apartemen terasa

ya serak. Dia tidak tahu apakah di

u, melepas high heels hitamnya. Kakinya yang pegal sekarang tid

cul sejak dia melihat unggahan story Instagram dari salah satu pramugari senior, yang menunj

r yang sedikit terbuka. Di sana, dari

olah tidak ada hari esok, sedang tertawa. Tawa yang Dar

pintu. Dingin. Dan dari cela

ambutnya pirang, gaun tidurnya sutra merah yang sangat minim. Wanita itu menyandarkan kep

, Bro?" tanya wanita itu, suaranya

terlalu clingy, Sasha. Aku bosan. Lagipula, dia cuma

k se

s dari tamparan. Bukan kata-kata 'selin

atanya tidak mau keluar. Dia merasa kosong, mati rasa. Ia menunduk, melihat seragamnya. Seragam yang ia bangg

uskan. Dia tidak akan membuat keributan. Bukan sekarang

unya, dan keluar dari apartemen itu sec

mata marah. Marah pada dirinya sendiri karena sebodoh itu percaya. Mar

tangannya, yang sekarang terasa seperti senjata. "Aku akan tunjukkan padamu bahwa ak

di puncak gedung pencakar langit Jakarta, tempat para eksekutif dan orang-orang kaya membuang uang

eminumnya cepat-cepat. Tujuannya cuma satu: mab

r. Balas dendamnya bukan soal membalas dengan selingkuh, tapi soal menghancurkan kemur

iling. Matanya men

tangannya berkilauan di bawah lampu. Matanya tajam, melihat ke arah keramaian, tapi seolah tidak meli

sosialita yang sudah mapan. Dara, dengan penampilannya yang masih terlihat seperti mahasiswi kaya yang ka

g karena alkohol, tapi kakinya mantap

yang gelap meneliti Dara dari ujung kepala sampai ujung kaki,

Dia berusaha mati-matian agar terdengar seperti wanita de

alisnya. Di dekatnya, Dara bisa mencium bau colog

kerja di sini. Aku tidak peduli berapa. Aku bayar dua kali lipat

a lambat, elegan. Ia mencondongkan tubuh sedikit

rat, dan sedikit serak. "Aku tid

oh. Kamu memancarkan aura pria yang tahu cara menyenangkan wanita.

ia meletakkan tiga lembar uang seratus ribuan di atas meja, di s

atap lurus ke mata pria itu. "Ak

ralih menatap mata Dara, yang sekarang sudah

a berupa lengkungan di sudut bibirnya. Senyum yang membuat Dar

kembali menatap Dara. "Aku tidak menerima bayaran. Tapi, aku penasa

ia bukan gigolo? Dara merasa bodoh, dan sekaligus lega.

Dara keras kepala. "Ka

Dara adalah masalah kecil yang h

at sejauh mana kehancur

ukan untuk menggandeng, tapi untuk menarik Dara agar segera berjalan. Sentuha

" katanya, tanpa men

dosa, dan ia sudah tidak peduli lagi siapa pria yang ia beli itu. Yang penting, keesokan harinya, Dara

lewati kerumunan orang-orang yang sibuk dengan uru

u membosankan. Aku akan tunjukkan

dalah alat yang sempurna untuk memuaskan haus dendamnya. Dara tahu dia sedang melakukan kesalahan fatal, tapi

buatnya dipecat atau paling tidak, membuat seluruh maskapai heboh. Tapi, saat ini, dia hanya ingin lari d

bertanya ke mana mereka akan pergi. Dia hanya bersandar di kursi, memejamkan mat

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka