Kontrak Ranjang Sang Kapten
rlihat seperti pencuri yang ketahuan. Pikirannya berputar liar. Bukan cuma sekadar pilot. Bukan cuma
s pergi.
ragam yang terlipat di balik sofa. Rok seragamnya! Astaga, ini a
tuh di samping tempat tidur, matanya bertem
a ekspresi semalam, kini terlihat lebih rileks, damai. Justru pemandangan damai itu me
r. Wajahnya di cermin terlihat pucat, matanya merah dan sembap. Dara yang semalam dipenu
menjadi cepol sederhana. Dia harus terlihat profesional. Setidaknya, terlihat sep
oba mencari sepatunya. Sepatu hitamnya yang mengilap, sim
menginjak ranjau. Ketika dia melewati tempat tidur, tiba-
mana, Sw
tidur. Namun, intonasinya tidak lagi dingin. Ada
encoba melepaskan tangannya. "Aku...
rgelangan Dara, memaksa Dara untuk mendekat. Dara bis
ih tertutup. "Setelah apa yang terjadi semalam, kamu pikir
... lupakan saja. Anggap saja itu... kecelakaan. Aku bayar kamu berapapun yan
natap Dara, yang kini hanya berdiri kaku di samping tempat
m, tapi tidak ada kegembiraan di dalamn
itas yang dia lihat. Sial. Dia tid
g. "Aku pikir kamu... aku salah orang. Aku
otoritas. Dia hanya mengenakan selimut yang melilit pinggangnya,
aku,
aimana... bagaimana
asing yang tiba-tiba datang ke bar dan menawari uang, tanpa tahu dia siapa? Kamu pikir in
bil ponselnya. Dia melakukan beberapa sentuhan ce
gawaian Skyward Airlines. Fotonya, nama lengkapnya: Dara Kirana Putri, jabatannya: Fl
"Kamu... kam
in kamu tahu, kamu tidak bisa lari. Aku tahu kamu pramugari baru, enam bulan, dan ma
semua rasa sakitnya, semua detail hinaan Arg
tap setuju?" tanya Dara,
matamu, aku melihat diriku beberapa tahun lalu. Bodoh, putus asa, dan ingin menghuku
tatapannya menyelimuti Da
dalah transaksi yang adil. Kamu mendapa
an apa?" d
andinya. "Aku mendapatkan sebuah misteri yang harus dipecahkan. Sebuah pra
inya, menuju koper kecilnya di dekat pintu. Dia har
dia meninggalkan dompetnya di dalam tas kecil yang ia b
i
mandi, tampak jauh lebih santai. Dia bersandar d
t tas kecil Dara, yang berisi d
angguk, t
lintasi karpet. Setiap langkahnya tera
epan Dara, memaksanya mendongak. "Aku lihat kamu melihat dompetku semalam.
Dara, tanpa sengaja memanggilnya dengan gelar. "Tolong jangan beritahu siap
ra. Aku adalah calon pewaris maskapai tempat kamu bekerja. D
Dara dengan punggung jemarinya. Sentuha
api, kamu juga tidak bisa pergi begitu saja, setelah ka
k tahu! Aku benar-benar p
annya. "Aku akan memaafkan pen
utus asa. "Apa pun. Aku
, tatapannya kini berubah menjad
di tempat kerja. Kamu akan bersikap profesional. Tapi
"Maksudmu... ki
ran dengan pramugari baru yang desperate? Tidak, Dara. Aku butuh kamu. Aku butuh informa
hanya menghadapi konsekuensi one night stan
ak mengerti," D
ng bertarung dengan rivalku di Dewan Direksi-termasuk pamanku-yang berusaha menjatuhkanku agar dia bi
ga. Jadi itu bukan hanya tentan
ku laporan informal tentang siapa yang bicara dengan siapa, tentang rencana penerbangan, tentang se
ktu sampai penerbangan berikutnya untuk memutuskan. Tapi ingat, Dara, kalau kamu bilang tidak,
untuk membalas dendam pada seorang pilot rendahan, dan berakhir
pilihan. Dia tel