Kontrak Ranjang Sang Kapten
na, menatap jalanan Jakarta yang basah oleh hujan sore tadi, yang kini hanya menyisakan kilauan lampu k
n jauh itu justru membuat Dara semakin gelisah. Biasanya, pria yang Dara ajak kencan selalu heboh, me
diam saja?" tanyanya, suaranya terde
g tajam itu seperti laser yang menembus Dar
ng harus aku bayar, meskipun kamu b
lihat desperate?" Arjuna balik bertanya, suaranya tenang tapi menusuk. "Matamu bengkak, Nona. Mascara-mu sedikit lun
Arjuna ini terlalu jeli. Ia bukan pria murahan.
setuju. Sekarang tutup mulutmu. Kamu tidak perlu jadi penasehat spiritualku. Kamu cuma perlu.
Mengambil 'kesucian' yang kamu agung-agungkan itu, agar
Bagaimana bisa pria ini
a. "Aku tidak pernah bilang soal mantan atau kesu
nyum mengejek yang membua
tamu, Nona, matamu bilang 'pembalasan'. Kamu ingin menyakiti orang lain, tapi ya
AH! Tapi ada suara lain, suara Arga yang mengejeknya, yang bilang dia 't
banyak tanya. Aku tidak butuh ceramahmu. Aku hanya butuh k
yang membuat Dara merasa telanjang tanpa harus melepas pakaiann
kepalanya ke belakang. "Aku hanya memastikan
n kaca-kaca gelap yang memancarkan kemegahan yang menakutkan. Ini jelas bukan k
Udara malam yang dingin terasa menusuk kulitnya. Arjuna meny
presi Arjuna, tapi pria itu seperti patung. Ekspre
en itu sangat luas, didominasi warna monokrom, dan sangat sepi. Tidak ada foto, tidak ad
jendela kaca besar, menghadap
rjuna, menunjuk
dah cukup. Dia butuh kesadaran, sekaran
melangkah maju, berdiri di belakang Arjuna. "Kamu bukan gigolo. Ka
ju karena kamu datang dengan api di matamu. Aku tertari
Dara kesal. Ini lebih buruk daripada d
eksi. "Tapi kamu, kamu membawa dendam. Dan den
cara seolah dia adalah
ekarang, sebelum dia berubah pikiran. Dia harus menghancurkan ide A
mereka berdekatan. Hidung mereka hampir bersentuhan. Ba
ir mata yang tertahan. "Anggap saja aku gila. Tapi jangan sentuh aku dengan kelembutan. Aku tidak
rinya ke jurang, tapi dia tidak
k, Dara melihat rasa kasihan. Sedetik kemudian, rasa kasih
a. Tangannya yang besar memegang pinggang Dara, mencengkeramnya
ciuman yang mendominasi, menuntut. Semua kesunyian di antara
rjuna. Dia memikirkan Arga. Dia memikirkan rasa sakit yang ingin dia hilan
banggakan tadi siang, kini hanya kain hinaan yang harus ia buang. Ia
Dara tiba-tiba kembali jernih. Dia membuka matanya, dan meli
ri. Dia bukan gigolo. Dia adalah... seseora
ang sudah ia pilih ini. Tidak ada lagi pikiran tentang Arga. Tidak ada lagi de
ksi bisu dari keputusan nekat seorang pramugari yang patah hati
rasa tubuhnya kelelahan, tapi jiwanya terasa kosong dan dingin. Ia berbaring
itu lebar, kokoh, dan penuh misteri. Siapa pria ini? Dia tida
g mengilap di atas meja nakas, tepa
amping ponsel itu, ada dompet kulit berwarna hitam. Dan
Iden
mulai merayapi hatinya. Pelan-pelan, Dara melepaskan pelukan Arjuna
ia menarik keluar karhat fotonya. Wajah yang sama, tatapan ya
amanya. ARJUNA
aca pekerjaanny
ama sepe
elihat nama
RD AI
tanya membelalak. Kartu identitas itu terlepas dari
Kapten di maskapai
n pria bayaran. Dia adalah salah satu
Kapten Arjuna adalah anak tunggal dari salah satu pendiri Skywar
tidak hanya menghabiskan malam dengan seorang Kapten Pi
engan tangan. Air mata yang seharusnya kelua
arier. Dia baru enam bulan. Dia telah melakukan kesa
identitasnya telah terungkap. Pria yang tadi malam berlagak seperti gigolo, yang
ercampur jadi satu. Dara harus pergi. Sekarang. Sebelum Arjuna ban
a tahu, mulai hari ini, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Dan pengkhianatan Ar