Dendam Putri Liar Sang CEO
sha
. Sebuah senyum lembut terukir di bibirnya, senyum yang tidak pernah kulihat selama berbulan-bulan. Aku merasakan ce
sendiri. "Begitu sempurna, begitu bah
akan menyuruh asistennya untuk mengirimkan obat. Jika aku butuh bantuan, ia akan menga
nga. Aku telah memberikan segalanya untuknya, hatiku
beli sebotol wine mahal, dan beberapa cokelat. Aku akan memanjakan diriku s
visi. Sebuah acara wawancara dengan Elok Danusastro. Ia t
, suaranya lembut. "Dia selalu ada untuk saya, seja
serasi!" "Fahreza sangat baik!" "Elok begitu beruntung!" Aku merasakan mual.
ana: kebahagiaan sejati atau hutang budi." Pertanyaan
Fahreza. "Tuan Fahre
nyum tipis. "
Ia selalu memprioritaskan Elok karena "hutang nyawa" masa la
"Fahreza Murni, pria yang berinte
anya, setiap sentuhan, setiap bisikan. Aku mempercayainya. Aku percaya bahwa ia
enar-benar melihatku. Ia tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, apa yang ku
Satu foto diriku, Alisha, tersenyum cerah di sebuah pesta ulang tahun.
emilih salah satu dari dua wanita ini untuk mengha
ku ingin mendengar ia mengatakannya. Aku ingin melihat
enatap Elok yang duduk di sampingnya.
anya tegas. "Dia adalah satu-satu
lah aku tidak bisa bernapas. Semua udara di paru-paruku
ihat apa pun lagi. Aku tidak ingin mendenga
air mata terus mengalir di pipiku. Aku merasa hancur, remu
berteriak, tapi tidak ada suara yang keluar. Aku hanya bisa menangis, me
ku tidak bisa membiarkan mereka melihatku lemah. Aku harus membalas dendam
ara malam. Aku mencoba menenangkan d
ngku. Aku berbalik. Itu Hendry Wangsadinata, ayahku.
arga, Alisha," katanya, suaranya
mempermalukanku, Ayah. Kau yang menjual
l yang tidak tahu berterima kasih. Kau tid
kan membuktikan padamu bahwa aku bisa s
Kau tidak akan bisa
enyesal!" aku membala
ong, lalu berbalik dan pergi. Ia tida
ah air mata kemarahan, bukan kesedihan. Aku tidak akan lagi menjadi ko