Dendam Putri Liar Sang CEO
sha
mpat perlindungan, kini terasa seperti sangkar. Ayahku, Hendry Wangsadinata, menjemputku dari pusat rehabi
Alisha," katanya dingin, saat
pedulikan kata-katanya. "Apa pedulimu?
u. Memberimu tempat tinggal, maka
Fahreza, Ayah!" teri
ndidik karaktermu!" Ia membalas
i boneka yang penurut, yang bisa kau gunakan untuk bi
n mata kosong. Aku tahu ia
asing. Aku melemparkan semua barang-barang ke dinding, melampiaskan amarah dan rasa sakitku. V
i sana, dengan senyum manis yang menjijikkan. Ia meng
" katanya lembut, tapi mat
n jijik. "Apa yang k
sini sementara kau..." Ia mengedikka
habilitasi, lalu menempatkan Elok di rumah
lang! Pergi dari
Kau tidak berhak mengusi
oda. Aku tidak bisa tinggal di sini, di bawah atap yang sama dengan wanit
masi barang-barangku. Tidak banya
?" tanya Elok, p
dingin. Aku tidak akan mem
. "Alisha, apa yang kau lak
i menjadi aset bisnismu. Aku tidak akan lagi m
pat tujuan! Kau akan
yang terjadi, itu lebih baik darip
kan ayah dan senyum kemenangan Elok. Aku tidak tahu ke mana aku
g lima terbaik di Jakarta. Aku punya beberapa kartu kredit ya
Wangsadinata," sapa re
, dan saya ingin memesan semua layanan spa, mak
r mata yang kutumpahkan. Aku akan membuat dia bangkrut. Itu adalah satu-satunya
masih aktif, kusapu bersih. Aku membeli perhiasan, tas desainer, pakaian mahal, dan s
tanpa henti. Ayahku.
, apa yang kau lakukan?! Kau
permulaan, Ayah." Aku membal
semakin marah. Ia akan semakin terpojok. Dan di saat itulah, aku akan m
to. Foto Fahreza dengan Elok, di sebuah restoran mewah. Fahreza mem
Aku hanya merasa mati rasa. Aku tahu ini akan terjadi. Aku sudah
tanganku gemetar. "Sel
hat apa pun lagi. Aku tidak ingin merasakan
u, seperti orang gila. Sampai akhirnya, semua kartu
g. Aku berjalan tanpa arah, merasakan perutku keroncongan. Ak
terasa kejam. Tidak ada yang peduli padaku. Ti
ramaian. Aku tidak ingin ada yang melihatku dalam keadaan meny
ku. Mereka terlihat menakutkan, dengan tato
mana sendirian?" salah sat
ku. Ketakutan merayapi diriku. Aku tidak
ya hal lain yang menarik," kata pri
ngar. Mereka semakin mendekat. Aku memej
kulan, tendangan. Aku membuka mata. Rehan Suka
, lalu menendang yang lain. Gerakannya cepat dan lincah.
sedikit terengah-engah. Wajahnya kh
karno, pewaris Sukarno Corp, salah satu saingan bisnis terbesar ayahku.
nyiratkan kesedihan. "Kau
t mengerikan. Rambutku acak-acakan
mana?" tan
kat bahu. "
tangannya. "Ik
u menggapai tangannya, dan dia menarikku ke atas.