icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Cinta Pertama Berujung Penderitaan

Bab 2 anaknya diambil paksa

Jumlah Kata:1247    |    Dirilis Pada: 01/12/2025

rasa berat, dan seluruh badannya seperti habis dilindas truk. Rasanya sakit sekali, sakit yang menusuk sampai ke tulang. Ia melirik ke dadanya. Arka. Putra k

angsung men

amanan patroli. Kalau sampai ada yang menemukan ia dan bayinya di sini, skenarionya hanya ada dua: Laila ditangkap karena dianggap membuang anak (meski ia

h luar biasa menjalar dari bagian bawah tubuhnya. Ia menggigit bibir, menahan erangan. Luka-luka

mengambil kesempatan itu untuk mencoba membersihkan diri secepat mungkin. Ia menggunakan sisa air minum terakhirnya-h

tai tiga tanpa terlihat? Dan ia tidak punya tas bayi, gendongan, atau apapun yang pantas.

angan yang masih gemetar dan nyeri, ia mulai mengikat potongan kain itu menjadi simpul-simpul darurat. Ia membuat semacam kantong gendongan dadakan

a seperti jarum yang menusuk. Ia merasa mual, lemas, dan pandangannya sering berkunang-ku

hnya yang mungil terlindungi di balik lipatan jaket. Arka mulai rewel sedikit, mungkin lapar, tapi Laila han

g kotor, pecahan kaca, bau darah-rasa bersalah menusuknya. Ia tidak bisa membersihkan semuanya. Ia hanya bisa berharap tempatnya

ram, dan berkarat. Ini adalah cara tercepat turun, tapi juga yang paling berbahaya. Tergelinci

tangga yang paling kokoh. Kakinya gemetar hebat, bukan hanya karena kelelahan tap

ot motor yang lewat sesekali. Jantungnya berdebar-debar liar. Ia merasa seperti seorang buronan, padahal ia hanya seorang ibu yang berusaha men

gumamnya pada d

sebelahnya. Rasanya seperti mendaki gunung, padahal ia hanya turun dua lantai. Ia ingat betapa lincahnya ia dulu, melompat-lompat di antar

angi matahari. Udara jauh lebih dingin, menusuk kulitnya yang masih berkeringat. Laila be

besi tinggi yang harus ia panjat. Memanja

sanya digunakan para gelandangan untuk keluar masuk. Perutnya harus bergeser di atas tanah kotor. Rasa perih di

hulu. Ia merasakan kain gendongan Arka tersangkut. Panik. Ia menarik perlahan, berdoa agar jahitan daruratnya t

la dan Arka kini

enusuk paru-parunya. Gedung kosong itu kini ada di belakangn

tetap berada di bawah bayangan pohon atau tiang listrik. Ia berjalan tanpa tujuan, hanya tahu satu ha

an beberapa pot tanaman besar. Itu tempat yang lebih baik. Ada atap yang bisa sedikit melindunginya dar

menyeret dirinya ke sana. Lima pulu

ruk, terduduk di pinggiran trotoar, bersandar pada tembok dingin. Ia terengah-

. Bayi itu tampak kedinginan, bibirnya pucat. Insting L

trauma besar. Dengan tangan gemetar, ia mencoba memosisikan Arka. Rasa sakit di tubuhnya tida

kini ia berhasil memberinya makanan. Namun, rasa lega itu segera disusul oleh kesadaran yang menusuk: ia adalah seora

mereka, Laila hanyalah sampah kota. Ini konflik barunya: menjadi tidak terl

rka. Ia harus bertahan. Untuk Arka. Ia harus mencari tempat yang aman. Ia harus m

ku janji. Aku janji, kita akan dapat kebahagiaan it

persembunyian yang lebih terjamin sebelum ruko-ruko itu buka. Ia harus menyembunyikan diri dari

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka