Jadi Kuyang
ang. Tak enak juga jika ia terlalu jauh mencampuri kehidupan rumah tangg
ama. Hingga seorang tamu datang dengan wajah p
ia sudah tahu kabar apa yang a
ata orang sekitar, jenazahny
kerja. Suaminya yang bercerita minggu lalu. Meski baru hari ini ia be
gu sebentar. Aku pamit pad
ta duka dari orang tuanya akan bersedih atau terdengar meratap.
g langsung mengatakan keingin
us mencari makanan pertamamu. Ingat, jika lehermu mulai terasa panas. Segera oles
pi Edi
mau aku meninjumu lagi?" geramny
nci. Kebencian yang tak terkata. Tapi, meski begitu Mayang masih berharap ada setitik penyesalan di hati suaminya itu. Bi
ah. Tubuhnya berkeringat bukan hanya sebab perut yang perih sejak ta
i iblis, ia sebenarnya akan memilih mati jika
eskan minyak kuyang pada lehernya menggunaka
leher Mayang mulai menegang dan perlahan terangkat. Wajahnya mulai
. Grok .
terlepas. Tubuhnya yang ia tinggalkan kaku, t
mengikuti naluri iblisnya, kepalanya mul
ng, tak jauh dari tepi sungai ada aroma manis yang menyengat. Wajah mayang menyeringai, ia menyusup
*
dinding. Sesekali ia berhenti dan memegangi perut bawahnya. Wajahny
pergi memanggil dukun beranak, sudah lumaya
ri. Jadi, sembari menunggu sang suami datang, ia berjalan pelan kembali ke
ya sudah pecah. Karena benar-benar tak kuat, ia mengejan sendiri tanpa panduan. Wanita itu dengan sudah payah berjuang. Tangannya m
engejan kembali sekuat tenaga. Dua kali. Tiga kali. Ia menarik napas lagi mengumpulkan kekuatan. Sekali lagi ia
*
g terburai tampak lebih terang dari sebelumnya. Sebab sudah tunai memuask
... Bl
it ia memasukkan isi perutnya. Tak perlu wakt
cermin. Memeriksa apakah waja
emoga besok ia pulang lebih cepat." Mayang tersenyum dan
. Sedangkan Mayang masih bergelut
, ia bangun saat matahari sudah naik sepenggalah. Setelah buru-buru membersihkan diri, wani
r hari ini." Komentar seorang
memilih beberapa potong tempe. "Iya Mama Nurfah, berkat bedak rempah d
mu meninggal
ipun bertemu pada orang tua yang begitu perhatian pada menantunya itu. Ya. Saking perhatiannya, samp
Edi yang pulang," sa
ut sekalian?" Mama
eleng. "Jalan ke k
a amal baik beliau diterima yang maha kuasa." K
ir menyengat saat wan
dia melahirkan. Tapi, bayinya tak selamat. Kasian dia, menangi
ap Ibu-ibu lain yang kebetulan
tulak rusuk Mayang. Sebab tak ingin menanggapi ia dengan c
a kamu ke pasar lebih pagi dari kami." Ceg
"Eh. Mama Nurfah. Nanti sore kuantar bedak rempahny
tuju. Setelah membalik b