POLAROID LOVE Istri Kesayangan Guru BK
/0/30183/coverbig.jpg?v=e170e277f0ad610563af04126edd75fe&imageMogr2/format/webp)
n Lu masuk m
endapati seorang gadis tiba-tiba masuk ke dalam mobilnya. Ia tampak berjongkok di antara celah jok mo
bola matanya yang bulat dan bening. Serta di hiasi dengan bulu mata yang lentik. 'Sungguh ma
hanya mendesis, sambil jari telunjuk m
ar mobil. Mengintip dari kaca jendela, mencari seseorang yang b
" Tanya Devan dengan
sampai susah payah jongkok-jongkok kayak gini? Nggak usah nanya
entang gadis bertubuh tinggi semampai, dengan matanya yang besar dan bibirnya yang
dikenakannya Devan bisa menebak bahwa gadis itu masih berstat
clue dari pertanyaan yang sejak tadi bercokol di benaknya. "Heh! Lu
saat kemudian tampak mengalihkan pandangan
Devan terangkat. "Dasar
anya, "Apa Lo bilang? Siapa yang lo
lah! Sia
ngatain gua b
i ada di sekolah! Lha, ini malah main petak umpet
n banget sih!" Ga
sannya! Jangan sok t
olos! Pasti lu di sini juga lagi ngum
!" Dengus
usah ikut campur urusan gue! Mau gue bolos
nya Gadis itu menyelinap masuk ke sana. Tangannya dengan lincah memutar kemudi mobilnya agar memutar balik. Tentu saja hal itu membuat gadis itu terperanjat. "Heh! Lo mau ba
mah Lo?" T
in nanya r
l gadis itu menatapnya dengan tatapan tajam. "Mau antar
ur urusan gue bisa nggak
rang, atau gue te
k aja! Paling nanti orang yang ngejar Lo tahu k
." Kejar Devan. "Pasti yang ngejar Lo itu orang tua Lo, kan? Atau mungkin suruhan orang tua Lo
tahu!" Dengu
k-anak bandel modelan kayak Lo, jadi gua udah pah
amun diam bukan berarti dia menurut, dia justru sed
a spion, untuk mengecek Apa y
l melipat kedua lengan di depan dada. Mulutnya sudah tidak mengoceh lagi. Namun waja
gan nada datar. Tanpa mengubah posisi duduk
emutuskan!"
ng berkerut, "maksud lo? Ada kemungkinan
sah senyum-senyum, gue nggak terkesan!" Cicit gadis itu lalu kembali membuang pan
is itu pelan, namun cuku
apa?" Devan
nya nama gue? Pet
anget dari tadi. Gua
akin kalau Lo orang baik, ngapain gu
g kasih lo nama panggilan, soalnya gua bingung mau manggi
rah!" Sahu
njuk di dagunya, sambil sesekali melirik ke arah kaca spion, memperhatikan pantulan wajah gadis itu dari sana. Ga
. Jadi Kayaknya gua harus manggil lo
eh dengan cepat dengan ali
sama solehah kali! Lo kan bilang gue galak
nama Aisyah, biar kelakuan lo sama kayak Siti Ais
bukan cewek spek Si
itu doa dari gua bu
layangkan senyum melalui pantul
h Lo, gue nggak
-benar nggak mau nyebutin nama, dia pasrah Gua panggil Aisy
Lo itu nggak boleh kebanyakan bolos, biar masa
jam, "gue belum puny
a, lu nggak sekolah? Terus seragam
ke sekolahan yang baru buat daftar sekolah di sana, tapi gue nggak suka sama lingkungan sekolahn
sekolah di mana
dikkan bahunya.
gitu masa depan lo mau kayak apa? Harusnya kalau Lo punya cita-
dah daftarin gue di sekolah itu. Hidup gue kan emang n
ama orang
srah bercampur frustasi. Seperti ada beba
k buat lo. Nggak ada orang tua yang nggak ngedepanin kebaikan bua
a kebaikan apapun kalau gue n
dia bersikap, dia adalah gadis yang teguh pendirian
gadis itu mendengus kesal. Sambil menggerutu, entah
" Tiba-tiba gadis itu
b Devan, nada suaranya datar,
manggil Lo
nting!" G
tin aja!"
anya nama nggak mau
. "Ok, kalau gitu gue juga mau
n!" Sahu
t hingga tiba-tiba matanya berbinar. "Aah! Gue tahu nam
ari kaca spion,
adi gue mau panggil Lo
k aja!" T
us lho! Kenapa Lo manggil gua Paijo?!
nama," ujarnya. "Dasar Paijo!" Ejek gadis it
Gua culik bene
dadanya, alisnya berkerut tajam. "Lo tuh sebenarnya ma
hat kayak Lo, Lo salah besar! Gue nggak takut sama s
ngomong ap
Me-sum!!"
menghentikan
ITT
UK
r jok yang di duduki oleh Devan tatkala Dev
s itu seraya menggeplak pundak Devan, sambil tanga
melayangkan tatapan tajam kepada g
a apa tadi, hm
ngatain apa-apa," sahutn
g ta
Cowok m
ama Lo? Nggak kan?! Jangankan macam-macamin Lo, ngelakuin ko
k, nyulik cewek buat apa kalau bukan buat di m
laki me-sum olehnya. "Eh, Lo sendiri yang masuk ke mo
e pergi! Lo mau bawa gue ke
g sejenak sambil berpikir. 'Lha, iya
api kan dianya nggak mau! Terus sekarang gua har
ingung
embali
lamat Lo, gua antar
bukan cowok me
gan mulut yang ia cebikkan. Gestur t
ia hembuskan perlahan, mencoba mengatur e
sekarang!" Sergah Devan dengan nada suara yang mening
ngan sengit. "Ok! Gue turun sekarang!" Ujarnya. "Lagian siapa juga ya
run sana!"
asar. "Cowok aneh!!" Umpatnya lantas melangkah pergi, kakinya d
terus menatapi punggung Gadis itu yang beranjak menjauh,
an itu tak luput dari perhatian Devan. Ada perasaan iba muncul dalam hatinya secara tiba-tib
tan banget kalau dia lagi ada masalah," guma
ak gitu, kalau ternyata dia cewek yang lagi frustasi gimana? Terus entar gua dapat kabar
using, kan!" Gerutunya sambil menyu
ega juga gua biarin dia luntang-lantun
-