Pernikahan Paksa Dosen Killer
asecamp rahasia, dan dia adalah partner utama dari bosnya. Kontrak baru itu mulai berlaku, dan Lia langsung m
ak langsung mengajaknya ke bunker itu lagi. Dia cuma menyerahkan kunci elek
ah memberikannya ke siapa pun, bahkan ke Papa atau Mama," kata Darius, nada
, tangannya agak gemet
Aku akan tunjukkan duniaku. Tapi pastikan kamu siap,
h. Lia nggak lagi pakai gaun elegan yang kaku. Dia pakai celana jeans dan kaus oversize. Darius juga beda, dia nggak paka
rius, tangannya sudah di
nya kini beneran kalah sama rasa
ia itu terbuka lagi. Kali i
g menunjuk ke papan penyelidika
ngin bersih-bersih rumah. "Pekerjaanku adalah menjaga keseimbangan di level paling tinggi. Klienku adalah lembaga rahasia yang nggak aka
dihubungkan benang merah itu dengan mata yang le
hukum itu cuma garis tipis. Tapi aku nggak membunuh sembarangan. Setiap targ
ria ini, dia politisi yang baru dil
hat bersih, tapi dia adalah kepala dari sindikat perdagangan manusia. Kami nggak bisa menjera
inya. Tapi yang mengejutkan, Lia nggak merasa jijik. Dia merasa... tertarik. Pikiran Dari
isa bantu apa
nyalakan delapan monitor sekaligus.
lah di sistem, di logistik, di keamanan. Tapi aku lemah di area emosi,
sudn
ke Elysium hanya untuk membuktikan kamu bisa jatuh cinta. Kamu penuh dengan kelemahan emosional yang justru jadi kelebihan di duniaku. Kamu akan menganalisis profil psikolo
ta, diminta jadi analis kelemahan emosi
ganda Li
di kelas Profesor Aksara yang dingin. Di kampus, Darius akan memanggilnya dengan nama
akan melewatkan poin penting tentang kasus Matahari v. Garuda. Itu akan
(atas permintaan Lia sendiri, karena dia nggak tahan dengan Darius yang selal
-milah data. Tugas pertamanya: menganalisis profil s
kata Darius, menunjuk foto diplomat itu. "Tapi dia sering mengun
a dia memegang tangan anak-anak panti. Lia lalu melihat riway
sejenak, mencoba mem
dosanya dengan kembali ke tempat dia memulai. Panti asuhan itu bukan alibi, itu adalah titik lemah emosiny
lagi tatapan dosen. Itu tatapan yang Lia lihat
. "Menarik. Kalau dia mencari penebusan, dia nggak akan mau asetnya di pa
engancam panti asuhan itu dengan kedok 'audit dana'. Diplomat itu panik dan langsung membongkar semu
tu selesai. "Kerja bagus, Aurelia
annya, ada rasa takut. Dia baru saja membantu
eh banget. Nggak ada pegangan tangan di sofa, nggak ada
bisa tidur, jadi dia iseng-iseng bikin kopi di dapur. Tiba-tiba, Darius
a. Kaus yang dipakainya robek di bagian bahu kiri, persis
a dengan desahan keras. "Ketemu masal
iobati!" Lia langsung bergerak cepat
ng lampu dapur, Lia melihat bekas luka lamanya terbu
ahnya tetap datar. "Nggak perl
adi suamiku sekarang?" bentak Lia, sambil mengambil
uran dengan menyentuhku di luar jam kerja," balas Da
kus. Dia bisa merasakan otot-otot tegang di bahu Darius. Aroma w
embak?" tan
enjata tradisional lebih sul
an dan menjahit luka itu. Jahitannya nggak rapi kay
aut," kata Lia, memb
nya lekat. Dia meraih tangan L
"Kamu lihat sendiri, duniaku ini gila. Aku bisa mati kapan saja, dan ka
ka di bahunya, lalu
esin tempur yang nggak punya kelemahan. Tapi di sini, di sofa ini, kamu cuma pria yang terluka dan butuh seseorang untuk menjahi
ang tulus, meski hanya sebentar. Itu senyum pertama ya
sai, Lia. Selamat datang ke pernikaha
itu, ada per
tang bagaimana dia belajar bertarung, bagaimana dia bisa menguasai banyak bahasa, dan bagaimana dia
pahit, dia ternyata takut sama laba-laba, dan yang paling mengejutkan, dia selalu men
nalisis timeline transaksi bank yang rumit, dan Dari
s," kata Lia, tanpa mengalihk
al rahasia negara," jawab Darius,
a kamu ada di sana? Dan
annya. Dia meletakkan ob
satu target yang ternyata suka banget ke tempat itu. K
an cuma gadis biasa yan
ncoba terlihat liar, tapi aura kamu berteriak kalau kamu rapuh dan sendirian. Aku tahu kamu Ra
apa kamu nggak bilang ka
i. Dan aku mau membuktikan satu hal: kamu nggak anti-cinta, Aurelia. Kamu cuma takut pada passio
benar,"
unya malam di mana aku nggak perlu menjadi Malaikat Maut atau Profesor
an ke arah Lia. Dia menyentuh r
tner yang duduk di bunker ini sambil pakai hood
k pernah dipuji unik
g mengerikan, tapi kamu rela menjahit bajingan
membuat seluruh bunker itu terasa lebih hangat. Itu adalah tawa pertama Darius yang L
itu. Rasa penasaran yang dulunya membuatnya tertarik, kini mulai berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam, lebih rum
boleh jatuh cinta
ng, digantikan oleh tatapan yang sanga
ggak punya tempat untuk itu. Kamu akan terbunuh duluan sebe
. "Terlambat, Profesor. Aku sudah
ber
hal besar dimulai
, tapi di matanya ada kilatan yang menunjuk
, dan kembali ke mode Malaikat Maut-nya. Tapi Lia tahu. Sesuatu sudah berubah. Dinding yang dibangun