Pernikahan Paksa Dosen Killer
saat matanya perlahan terbuka. Kepalanya berdenyut, bukan karena mabuk-dia ingat cuma min
lampu kristal yang cahayanya dimatikan, hanya menyisakan bias le
bertubi-tubi seperti ombak ganas.
i rumah. Tubuhnya ditutupi selimut sutra yang entah milik siapa. Dia melirik pakaiannya. Pakaiannya mas
mpat ini
ke mana?" b
n mencari. Nggak ada tanda-tanda kehadiran pria itu lagi. Hanya ada botol Dom Pérignon
k ada kartu nama. Nggak ada apa-apa, kecuali jam tangan m
yang mengisi kekosongan di perutnya. Rasa... puas? Nggak, bukan puas. Tapi ada sesuat
melakukan apa-apa yang kotor atau kasar. Justru, y
utan Lia, tentang kenapa dia nggak bisa jatuh cinta, tentang bagaimana Lia selalu membangun tembok tinggi d
ggak bisa, Aurelia. Tapi karena kamu nggak pernah mau. K
suatu yang membuat Lia kaget dan nggak bisa bernapas. Dia mendekat, menempelkan dahinya ke dahi
uh keberanian buat diisi, bukan cinta. Dan a
si yang selama ini dia tahan. Pria itu nggak menciumnya, nggak menyentuhnya dengan agresif, tapi kehadiranny
di lantai. Ada ponsel di dalamnya. Puku
yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dia sudah membuka 'sesuatu' yang Rina maksud. Sesuatu yang gila, ya
membentuk senyum kecil, senyum kemenangan y
n Lia memutuskan dia nggak perlu tahu. Itu hanyalah bagian dari tantangan gila yang dia menangk
i. Dia langsung lari ke kamarnya, berha
suara langkah kaki ibunya, Bu Rat
?!" Suara Bu Ratih selalu terdengar tegas,
f, Ma. Lia nginep di rumah Rina.
mbang pintu, matanya menyapu penampilan Lia dari atas ke bawah. Gaun ba
an lipstik merah begini, Lia?" Bu Ratih menunjuk lipstik
... presentasi besok, Ma. Seka
api suaranya tetap penuh otoritas. "Kamu mandi sekarang, pakai b
, Ma? Lia ca
atar, seolah dia baru saja mengataka
iam. Cal
ercanda atau senyum jahil di wajah wanita i
lon mertua siapa? Lia nggak
ante Anita, teman lama Papa, datang dari Jakarta. M
h gila dari tantangan Elysium. Dijodohkan?
begini, dong! Lia udah 19 t
mendekat kamu tolak. Kamu bilang kamu nggak mau pacaran karena nggak ada 'rasa'. Sekarang, Mama dan Papa ya
i, M
karang. Jangan buat Mama malu. Kalau kamu berani membuat masalah di depan ta
pa, artinya ini serius dan nggak bisa diganggu gugat. Lia yang baru saja mera
n api amarah dan rasa nggak berdaya di dadanya. Dijodohkan. Dengan siap
ss selutut berwarna mint yang sopan, rambutnya diikat rapi. Wajahnya cantik, tapi eksp
ng. Dia sesekali melirik Lia, seolah me
unyi. Bu Ratih langsung menya
a sepasang suami istri paruh baya yang terlihat sangat elegan
ersis seperti Ratih saat muda," kata Bu An
tersenyum kaku
gak pernah ketemu?" tanya
Jakarta setahun terakhir. Kamu pasti sibuk kuliah, ya? Nak Darius
ama itu: Darius
ang, Nak?" tanya
kan, pekerjaan dia nggak mengenal waktu. Tapi sebentar lagi dia pasti datang.
aran. Pejabat? Pengusaha? Tapi
sampai rencana pernikahan. Lia merasa semakin sesak. Renca
ua yang membahas harga tanah dan saham. Dia melirik jam tangannya. Dariu
permisi ke dapur sebentar, am
a tajam, tapi Lia nggak ped
tiba-tiba dia mendengar suara mobil berhenti mendadak di depan rumah.
"Nah, itu dia! Dasar anak i
ng berjalan ke ruang tamu
ntu, berdiri
ingin. Jantungnya, yang baru saja dia yakini sudah 'terbuka' semalam, kini t
atap pr
mahal dan celana bahan yang presisi. Dia nggak tersenyum. Raut wajahnya
rius A
ar Hukum Bisnis yang selalu membuat kelas hening dan aura kelas terasa seperti ruang sidang. Dosen yang terkenal dengan julukan 'Mala
aneh. Entah kenapa, aura Darius, postur tubuhny
t fam
ngah ruangan. Tatapan itu menyapu Lia, dari ujung rambut sampa
kehangatan atau senyum kaku calon pengantin. Y
baca seluruh pesan tersembunyi. Seolah mata Darius berkata, 'Aku t
ntang pria asing di Elysium semalam kembali menghantamnya. Kemeja hi
Jangan b
kat. Dia menjat
y
i lantai marmer, membuat semua ora
ung panik. "Au
Rasa dingin menjalar di seluruh tubuhnya, bukan karen
Kamar 305, pria yang menjadi bukti kemenangannya atas tantangan
r, dan kemudian menoleh lagi ke Lia. Wajahnya kini datar total, seperti nggak terjadi apa-apa. Nggak ada jeja
an berwibawa, persis seperti di kelas. Dia nggak meminta maaf
pa-apa, Nak. Kenalkan, ini A
ulurkan tangannya ke Lia. "Darius Aks
sekali nggak menyinggung pertemuan semalam. Dia
an Darius. Kulitnya dingin, tapi genggamannyaipegang oleh dua identitas yang berbeda. Satu adalah dosen yang siap member
suasana kembali formal, tapi bagi Lia
nggal baik dan konsep pernikahan. Lia dan Dar
us, tapi dia bisa merasakan tatapan pr
nya untuk didengar Darius. "Ka
mereka, tapi dia membalas bisikan Lia, suaranya nyaris nggak terdengar. "Bilang
ng Elysium, tapi Lia nggak menyangka D
balas Lia. "Aku c
u manis dan mint itu kembali tercium, membuat Lia nggak bisa bernapas. "Apa yang terjadi d
endongak, matanya penu
gisi kekosongan. Sudah aku kasih. Sekarang, kamu p
kalau aku menolak perjodohan ini!" Lia berb
Tatapannya itu... itu bukan tatapan dosen k
amu sudah dipertaruhkan. Kedua, kamu pikir setelah yang semalam, ka
maksu
asil. Semalam, kamu sudah menunjukkan kelemahanmu. Kamu sudah menunjukkan craving ka
adi, kamu mau mempermalukan kedua keluarga kita dengan bilang 'tidak', atau kamu mau
gaja nggak mengenalkan dirinya, karena dia sudah tahu bahwa ini akan terjadi. Dia sengaja datang larut, membia
mu kan dosen. Kamu pasti punya banyak pilihan wa
ga citraku sebagai dosen yang berwibawa. Dan kebetulan, kamu adalah pilihan terbai
ak punya perasaan. Ternyata Darius sudah tahu semu
yum Elysium-itu kembali muncul sebentar
jadi Nyonya Aksara. Kamu harus patuh pada aturan di rumah. Dan di kampus, aku akan tetap jadi
gi, suaranya sangat rendah da
ah tangga kita nggak akan pernah membosankan. Apa
malam dia rasakan di Elysium. Dan tanpa sadar, Lia merasakan 'sesuatu' itu berdesir lagi di dalam dirinya. Itu bukan cinta,
erasa pahit di lidahnya, tapi a
s nggak terdengar. "Aku terima
nyata, tapi sangat kejam. "Selamat datang di neraka. Sek
g palsu di wajahnya, lalu menoleh ke orang
hari berikutnya, dia menemukan dirinya terjebak dalam sangkar emas, menik