Sesal yang Terlambat
, yang terkadang bertanya tentang beberapa hal. Perempuan paruh baya yang bekerja sejak aku menikah dengan Ainun itu tampak sedikit kesulitan mengerjakan pekerjaannya sejak Ainun tidak ada. Banya
kerasku. Awalnya aku mempersiapkan rumah ini untuk kutinggali bersama Reina selepas kami menikah
menjungkir-balikkan hidupku. Setiap kali aku memandang Ainun, hanya ada rasa sakit dan kebencian di hatiku untuknya. Aku bahkan harus menahan diri sekuat tenaga agar ta
lah aku turun lantai atas tempat kamarku berada. Seperti biasa,
iga hari ini tidak sesuai dengan lidahku. Tapi pekerjaan Bik Minah
ruang keluarga. Tanpa bisa kucegah, kepalaku menoleh pada pintu kamar yang terletak di
ang ataupun makan malam. Tapi biasanya kami akan berpapasan saat dia berjalan dari arah da
ara Bik Minah memb
idang sepiring nasi goreng lengkap dengan acar, telur mata sapi da
rut saat satu suapan nasi goreng masuk ke dalam mulut. Seperti hari-har
ik Minah yang sedang mencuci pera
nah menoleh denga
istirahat saja dulu sampai benar-benar seh
awab Bik Minah masih
da dari yang biasanya. Saya kira Bik Minah sedang
u berbalik sepenuhnya menghadap k
sesuai dengan selera Bapak,"
akan Bik Minah. Hanya saja, beberapa hari terakhir rasanya jadi b
atakan sesuatu, tetapi terl
a, tapi Bu Ainun. Bu Ainun minta sama saya supaya jangan bilang ke B
mengangkat wajahku. Kulihat Bik Mina
masak seperti masakan Bu Ainun. Tolong jangan pec
an. Nasi itu terasa seperti kerikil hingga membuat tenggorokanku terasa sangat sakit. Kuraih cangkir
a tidak akan memecat Bik Minah. Silakan diber
ang kupinta tadi. Sedangkan aku berlalu dari me
ku pikir aku akan merasa senang saat dia sudah tak ada di rumah ini. Tapi sekarang apa yang kurasakan? Aku tidak bisa merasakan
ku. Tapi yang kurasakan justru perasaan rumit yang tak bisa kuja
lam dadaku saat kuhirup aroma khas bayi dari dalam sana. Aku masuk dan perlahan duduk di pinggiran tempat tidur Ainun
dan mengambi
bayi yang dilahirkan Ainun. Nama yang diberikan Mama
i yang katanya sangat mirip denganku tapi tetap ku sangkal jika dia ana
rsedih hingga seorang lelaki seperti ku harus menangis? Tidak, semenjak menjadi seorang lelaki dewasa, aku tidak pernah sedi
apa yang sudah k