Sesal yang Terlambat
ekuatan besarku. Tak dihiraukannya isak tangis Mama yang memintanya untuk tidak pergi. Tampaknya dia ingin aku sendiri
telah kepergian Ainun. Apa bagusnya perempuan itu sampai Mama terlihat b
rku bubar dan pulang ke rumah mereka masing-masing. Hanya Mama dan Papa y
begini? Benar-benar tega kamu! Di mana hati nuranimu?" Mama mulai mencercak
saja jika Mama mau memakiku sepuasnya. Aku tidak akan men
dua orang tuanya. Dia tidak akan pergi tanpa t
asih t
ya dulu, setelah itu, baru kita jem
ali ke rumah ini!" teg
menjemputnya. Bahkan jika dia kembali atas kemauannya
rku tadi. Mama, seseorang yang selama ini paling peduli padaku. Aku menatapnya nanar. Dibandingkan wajahku, hatiku rasanya jauh lebih sakit. Orang
melihat kearah Mama dan Papa sec
mpai-sampai memperlakukan ku seperti
a istrimu, tanggung jawabmu. Dosa besar jika sampai kamu menelantarkan istri dan anakm
un belum tentu anakku. Makanya
kukannya selayaknya seorang istri. Kamu terus menyakitinya dengan kata-kata yang tidak pantas. Papa kecewa padamu, Arkan. Kamu buk
salahku. Aku berubah katanya. Sekarang aku ini lelaki kejam yang zolim terhadap ist
mana hati anak kalian sendiri? Tahukah kalian apa yang aku rasakan semenjak men
n Papa
ka sekalipun. Sudah cukup aku menuruti keinginan kalian untuk menikahi Ain
palanya, seakan tak percaya de
Tidak masalah jika aku disebut sebagai lelaki tak bertanggung jawab. Aku sudah lelah
ga terdengar suara yang cukup keras. Tak peduli bagaimana reaksi Mama dan Papa atas kekuran
juga lelah. Hidup bersama Ainun sungguh menguras emosi, tenag
ang telah aku lukai dengan begitu dalam. Terbayang lagi di kepalaku bagaimana wajah senduny
ngnya memang anakmu, kamu harus bertanggung j
nya aku tak ubah lelaki berengsek yang sudah mengkhi
akukan apa-apa selain hanya memandang kearah gadis yang paling aku cintai itu. Dia terluka, dan aku bahkan tak bisa memeluk atau sek
gan keadaan yang memaksaku untuk meninggalkanmu. Aku benci dengan kedatangan Ainun yang mengacaukan ke
ah kenapa aku jadi