icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rara Series - Jerat Tanpa Tali

Bab 2 Ya, Tuan...

Jumlah Kata:2746    |    Dirilis Pada: 14/11/2025

kut, tapi karena merasa sedang melakukan s

ng akan terjadi. Jo menarikku lebih dekat hingga kami sejajar dengan Centia. Kami berdi

run ke perut, lalu berhenti di pangkuan. Aku tidak tahu apa yang

ti ingin menguji seberapa lama aku bisa menahan diri. Tangannya berhenti di pinggang, jemari

hnya punyaku

s di ruangan itu. Aku hanya bisa me

bibirnya hampir me

rasa takut atau bingung," bisi

gan tanganku-simbol dari keput

, T

i perintah. Ia tahu aku tidak akan menolak atau

Napasnya yang hangat menyentuh kulitku sebelum ia menempelkan bibirny

embut menjadi lebih mendesak, mem

menyentuh bibirku,

tetap terjaga dan tidak pernah melewati batas yang tidak kuinginkan. Tangannya di pinggangku terasa hangat, m

ti sesuatu yang ia anggap miliknya. Baru setelah itu, Jo perlahan me

gah, dan tatapannya memerlihatkan perpaduan keinginan,

eningan itu, Jo berbisik pel

tes pertama," katany

at seberapa j

takut bercampur penasaran, seperti menyadari bahwa ini ad

dan menjawab de

an. Aku

endalinya. Aku menahan napas, menunggu apa yang akan ia katakan. Aku tahu apa pun itu mungk

a seperti hubungan kami baru saja memasuki tahap baru, dan aku tidak ingin mundur. Yang bisa k

pun yang akan ia katakan. Setelah beberapa detik hening, ia mulai berbicara dengan suara rendah dan

pertama: b

berjalan perlahan mengelilingi tempat tidur seperti sedang mengama

tup mata,"

us lihat

samping ranjang dan mengambil sesuatu. Dari posisiku, aku h

edua: angka

ngangkat tangan

, T

ang. Ia melakukan hal yang sama pada tangan satunya sampai kedua per

mu? Aman, kan?"

," jawabku pelan, meski

an responsku. Ia mengangkat dag

ayak gitu," ka

dan ingat kalau

hanya lewat kata-kata, tapi j

lanjutnya: b

menunggu apa yang akan terjadi berikutnya. Jo menyentuh b

melakukan apa pun yang ia mau. Ada perasaan aneh bercampur nyaman-suli

il lalu menarik

elajarnya," k

u nurut sama se

hkan semuanya padanya, bahkan bagian terdalam dari diriku. Aku

dapanku. Penisnya yang masih tegang perlahan diarahkan ke wajahku.

ulut kan," ucapnya pel

gunain mu

masuk penisnya ke dalam mulutku. Rasanya hangat, dan penuh kuasa. Aku tidak menahan diri sa

engelus kepalaku lembut-seolah me

ngan aroma tubuhnya yang maskulin. Ia memegang kepalaku dengan kuat,

anget waktu lagi kayak gini, dan k

aku, kulihat Centia masih memperhatikan dari tempatnya duduk. Wajahnya tampak tenang, tapi sor

n berikutnya," ucap Jo den

waktu untuk bernapas. Jo berdiri tegak, lalu berjal

dak boleh mencari tahu. Aku tetap berbaring diam dengan tangan terikat

uk penis berukuran cukup besar, memancarkan cahaya merah redup. Di tangan

. Tubuhku masih hangat, tetapi pikiranku mencoba

entia," kata

akal aku pak

tapnya tanpa suara.

r-seolah kata-kata itu keluar

geluarkan dengungan halus yang perlahan berubah semakin jelas, disertai getaran lembut. Ia menatapku d

mu," perinta

uka yang

nyerahkan diri sepenuhnya pada apa yang akan terjadi. Jo berlutut di antara kakiku. Ujung jariny

ntai aja," k

eindah apa kamu w

uhku. Permukaannya terasa dingin di kulit, tapi ketika tersentuh, getaran halus mulai menj

ata," ucapnya p

wabku dengan s

ya sudah menyala, tapi ia tidak langsung memasukkan-hanya menggesek

gku terangkat tipis dari ranjang, sementara tanganku tetap terikat r

bisik Jo sambil

tap buka mata

ranjang, suara serak yang masih m

elum tahu aja seberapa

berdua... seperti bahasa tanpa kata yang hanya mereka pahami sendiri.

ara refleks, merasa dingin pada awalnya, lalu perlahan berubah menjadi hangat seiring tubuhku me

get..." desa

atar-tapi nada suaranya hang

s sampai sakit, tapi cukup untuk membuat lutut kakiku gemetar dan

Tuan..." gu

n karena ini baru kedua kalinya

knya sambil menatap

na ra

tetap mencoba menjawab ju

Terus... kayak ber

sitas getarannya terasa semakin kuat. Aku hampir saja mengerang leb

ggh

u, lembut tapi tetap menunjukkan kendali. Wajahnya mendekat hingga aku bisa merasakan napasnya di k

tik waktu lagi kayak gini,"

lutku, menekannya sangat dalam sampai hampir menyentuh pangkal tenggorakan. Tak lama mengeluarkanny

tku dengan bebas dan alat berbentuk penis itu masih ada di dalam vag

utus-putus, di antara desahan dan getaran halus yang seolah menguasai setiap nadiku. Seg

ngan sorot mata yang menggetarkan

t namun tegas, "siapa yang b

wab meski mulutku

an... hhh...

lembut-seolah menunjukkan

" katan

u ngerasa kayak gini-sampai k

ertama kalinya aku merasa benar-benar dimiliki. Setiap desa

di remot yang digenggamnya, meningkatkan intensitas getaran dan hisapan ke titik tertinggi.

hh, T

kuat di klitoris, dan penis Jo yang terus bergerak di mulutku. Tubuhku menegang; se

bisiknya kasa

keluar, nggak

u dalam luapan yang tak tertahan. Tubuhku bergetar hebat, napas te

. a-ahhh... a

aku tahu Jo pasti sangat menyukainya. Dan benar, ia tertawa pelan-penu

itu, bagu

ku. Tubuhku terasa lemas, seperti baru saja melalui sesuat

a menekan tombol di remot, perlahan menurunkan intensitas getar

ngusap air liur di sudut mulutku

lemah, napas

.. T

epat dan brutal. Aku menahan diri agar tidak tersedak, membiarkan mulut dan tenggorokanku

ya semakin dalam, membuat mataku berair dan tubuhku bergetar-bukan hanya karena sensasinya, tap

a ia akan mencapai puncak-Jo menarik sedikit penisnya kel

ginamu!" teriaknya parau, jari-jarinya mencengkeram ram

gal, wajahnya d

a... benar-be

egitu hangat, kental, dan lengket. Beberapa tetes jatuh ke lidah da

gin memastikan aku tetap di tempat,

ngan punggung jemariny

," ucapnya lembut, tapi denga

ak berani menyisakan apa pun; lidahku membersihkan sisa yang masih t

birku sudah bersih, mataku masi

h...

nunjukkan kepuasan yang tenang

d gi

t- penuh kuasa dan rasa puas. Ia duduk perlahan, memandangku yang masih terengah dengan mulut basah

aranya serak

gerasain sperma laki-lak

pelan, berusaha

u lirih. "Hang

enyum tipis yang mun

a? Tapi kamu nggak muntah.

ongkan tub

nap

saat sebelum m

an... jadi nggak ad

membaca isi pikiranku lewat tata

daguku dengan punggung jarinya, "aku mau kamu jawab jujur.

lan, bibirku se

ada lebih lembut, "buat pert

mengucapkan apa pun. Ia membuatku merasa seperti milik sepenuhnya,

sambil berhenti sejenak,

n, siap

ngan pandangan ka

budakmu.

an segalanya padanya-dan je

anya lembut

u... sepenuh

nya pelan sambil mengusap l

terasa asin olehnya. Tubuhku lem

bisikku nyaris

. aku

hnya ke telingaku d

mu memang diciptakan

am pikiranku, membuat segalanya terasa masuk akal. Aku tahu, di saa

Centia yang masih dudu

a," katan

nyentuh pergelanganku yang masih terikat, lalu mem

biasa," bis

aginaku. Dengan hati-hati, ia mengambilnya dan menyerahkannya kepada Jo. Jo men

kan terima kasih, tetapi kami sama-sama paham- ini

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka