icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rara Series - Jerat Tanpa Tali

Bab 5 Permainan Gila Bertiga

Jumlah Kata:3612    |    Dirilis Pada: 17/11/2025

i antara kami. Senyum tipisnya masih terlihat jelas. Ak

, tepat di antara kami. Tatapannya tenang, tapi penuh kendali-

Jo dengan suara

ri dia posisi ba

nya datar, seperti sudah terbi

panggiln

ti a

t dengan hati-hati. Rasa gugup membuat gerakanku

kata Centia sambil menu

u menyentuh ranjang,

ondongkan tubuh ke depan hingga k

a sedikit

kat pinggulmu sed

bergetar kecil saat men

ucap Centia d

u pelan dan memperba

ikit dagumu

, mencoba tetap tenang. Setiap

ang tanpa bicara. Beberapa detik

katanya pe

dah cukup. Dalam diam itu, aku bisa merasakan tekanan yang kuat, bukan dari suara, tapi dari ca

asakan hangat napasnya dan detak jantungku jadi semakin ce

gan bergerak," kat

, menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Suasana menjadi

erasakan hangat tubuhnya meski kami tidak bersentuhan. Ia tamp

ku ke atas dengan gerakan perlahan. Kain tipis itu terangkat sedikit demi sedikit, memperlihatkan bag

isiknya pelan, suaranya dalam dan me

enyusuri pantatku sebelum akhirnya jari telunjuknya menyentuh vaginak

ng benar-benar dimulai secara aktif. Dan ia tahu persis artinya: bukan sekadar re

jarinya terus bergerak lambat di c

n apa yang aku suruh. Jangan men

sampingku, Centia masih dalam posisi yang sama-berlutut dengan ping

entia dan dengan mudah melakukan hal serupa: rok di angkat sama persi

Aku ingin menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi, tapi aku tahu Jo mungkin tidak menyukainya. Aku ingat posisiku sekarang: ak

gu dan berharap ia memberiku apa yang aku butuhkan. Aku menahan posisiku, napasku terengah, punggungku melengkung kare

i atas ranjang. Jo melakukan hal yang sama pada kami: satu tangan pada vaginaku, satu tangan u

an perlahan. Dari arah lain, aku mendengar desahan tertahan dari Centia. Jo tetap tenang

enggoda-sambil jari lainnya melakukan hal serupa pada Centia, m

engar lagi, re

rdua, mula

leks me

gul kalian," l

edikit, ikuti

o. Aku mencoba mengikuti instruksinya, menggerakkan tubuh ske depan dan ke belakang, menyesuaikan dengan arahannya.

enuh kendali. Ia menikmati momen itu-bukan hanya karena rasa puas,

l gitu,"

t kalau kalian emang be

iap kali tubuhku terdorong ke belakang, rasa hangat menjalar dari kepala sampa

an Jo yang mantap dan penuh kendali. Jari-jarinya mengatur ritme

. Kulitku seperti menjadi lebih peka terhadap setiap gerakan. Aku coba menahan di

pir kehilangan kendali, namun tetap menahan diri untuk tidak memberi apa yang kami tunggu. Ia memb

. Napas kami terdengar berat dan tidak teratur, tapi Jo hanya berbisik pelan di belakang-seolah m

lepaskan de

mbuat tubuhku bergetar hebat. A

rtahan, seperti napas yang akhirnya

h-

lalu bergerak mengikuti irama

k lagi menahan diri. Suarany

, lalu terdiam, mungkin sadar i

anya tert

katanya

waktu kalian h

jelas, membuat panas di t

bergerak lebih dalam-satu jari keluar masuk cepat ke vaginaku, sementar

mulai memanggil nama Jo de

a, sebelum tubuhnya menegang dan

edakan rasa yang tak terkendali. Orgasme datang begitu kuat, seperti gelombang panas yang tak bisa ditaha

h! Oh

seolah semua tenaga hilang dan

a pecah pelan saat tubuhnya menegang kuat. Kami berdua jatuh ke ra

gat tapi penuh sisa hasrat, sementara ekspresinya tetap tenang-seolah b

angkan diri setelah pengalaman yang begitu intens. Na

beberapa saat setelah semuanya berakhir, tapi dari tatapannya

erapa saat sebelum

ua, berbarin

eraguan. Ia tahu apa yang diinginka

ahan berbaring terlentang di atas ranjang. Gerakannya hati-hati,

ami hampir bersentuhan; aku bisa merasakan hangat kulitnya, tapi aku

tah Jo dengan

lian kayak angka e

erti maksudnya. Tubuhku terasa p

uaikan posisi seperti yang diperintah. Kini kepalaku berada di deka

rakannya mantap meski ia baru saja

ng. Ia duduk di tepi, mengamati k

kan semua sisa cairan di vag

an lembap setelah orgasmenya tadi. Aku bisa mencium aroma khas dari sisa yang tertinggal

an hati-hati. Aku berusaha mengikuti perintah Jo, tapi jug

ya pelan tapi pasti, mengirim gelombang sensasi yang membuat tubuhku kembali bergetar meski

n," ucapn

uru. Rasain se

, menekan, dan mengusap. Setiap gerakan kulakukan dengan penuh kes

nsitifnya. Dalam momen itu, aku merasa kuat sekaligus pasrah. Kuat karena bisa membuatnya meng

nsisten, membuat sensasi yang tajam dan dalam. Rasanya seharusnya aku sudah lelah setelah s

us," gumam Jo pela

bagi kami-memberi izin untuk t

asuk sedikit... kayak wakt

nekan ke dalam, sementara bagian atasnya tetap kugesek dengan tekanan lembut. Dari nada suaranya, a

aku siapa yang leb

senyum tipis muncul di w

semakin bersemangat. Ini bukan lagi soal patuh, tapi tentang

bagian atasnya kugesek dengan ritme yang kuatur sendiri-pelan naik

ncoba tetap fokus, tapi aku bisa merasakan lidahnya ikut berubah

." bisikku terputus-put

a tertaw

bicara,"

usin

t ke area lembap di antara paha Centia- aromanya semakin kuat,

cara membuatku kehilangan kendali. Aku berusaha tetap menahan diri. Ini bukan hanya soal kenikmatan se

gh.

g membuat seluruh tubuhku bergetar. Tapi aku tidak boleh kalah. Untuk mengimbanginya, aku memperdalam jilatanku, mengisap lembut bagia

au kalah sepertiny

gus... l

nya untuk tahu-ia memperhatikan. Setiap usaha untuk membuatnya puas.

hh

tempat yang selama ini ia sembunyikan. Ia membalas dengan lebih agresif. Lidah dan jarinya berge

a-tapi aku tidak mau menyerah. Aku menekan lebih kuat, menggerakkan

a mulai gemetar hebat-hampir bers

rhe

s tertahan. Tubuhku panas. Rasa yan

ri tepi ranjang, suara

ah posisi,

nya tenang. Bibir dan lidahku masih dekat dengan vaginanya yang hangat dan sudah sangat

njang, tebal-dan langsung mengarah ke sela kaki

k Jo tegas n

n tutu

ina Centia. Aku hanya bisa menyaksikan, merasakan pe

bibir Centia saat vaginanya mulai

ng jelas, tubuhku ikut terasa panas. Jo menunggu beberapa detik di dala

a serak, "jila

ikuti irama dorongan Jo. Setiap kali hentakan itu membuatnya terangkat ke atas ranjang, aku berusaha tetap menjaga ritme-bergerak c

tap jilat pakai lidahmu," katan

ah keras saat merasakan jariku ikut bermain bersama gerakan lidahku. Sementara itu aku berusaha tetap mengikuti ritme-satu jari, lalu dua-bergerak

is-nya ditindih oleh ujung lidah dan tekanan jariku seca

as namun sensual-sementara pinggu

setiap hentakan Jo yang semakin liar. Tubuh Centia semakin gemetar

tiap kali Jo masuk lebih dalam, tubuh Centia tersentak dan aku h

n hampir kehilangan kendali, ia tetap menjilat-kadang pelan saat lelah menghampiri, kadang tiba-t

erak bersama dalam harmoni yang tak terdengar. Wajah Centia basah o

ya keras, suara penuh kepasrahan

ncakar seprai hingga kain berkerut. Aku merasakan vaginanya berkontr

etika tubuhnya berguncang tanpa kendali-nafsu meledak begitu murni dari jiwanya menuju dunia nyata. Dan

ekati kakiku yang masih terbuka lebar karena formasi angka

gan kedalaman sempurna-rasanya masih panas dari gesekan dengan Centia tadi.

lan-pelan di awal... penisnya masuk sepenuhnya... diam

sang pelayan yang belum pulih sepe

vaginamu, sekarang balas dengan c

endek

sambil tetap pakai lidahmu d

tubuhku. Centia menatapku dengan mata berkaca-kaca-masih gemetar oleh sisa puncak tadi-tapi ia tidak berhenti begitu saja. Dengan jemari

f pada kesakitan yang akan datang... lalu cepat... agresif... seolah i

hh

galir sekaligus: penis Jo yang keras dan hangat di dalam vaginaku, jari Centia yang lincah dan terampil,

emua sensasi menyatu-dorongan dalam dari Jo, jari Centia yang masuk

ambutku, menarik sedikit ke samping agar wajahku terangkat. A

esisnya pelan, hampir tak terdenga

punya Tuan... ah!" j

yum kemenangan-lalu m

enegang... otot vaginaku berko

AN OR

elama satu detik karena syok. Tapi aku... aku sudah nyaris meledak. Tubuhku gemetar hebat, napas

urangi kecepatan-masih dalam, m

ap langsung k

lum kas

m setiap detak jantung yang lebih tinggi, seolah hanya akan butuh beberapa sentuhan lebih untuk menyalakan seluruh api yang sudah dib

ak tahan..." bisikku

n keluar dari dada. Tapi Jo hanya tersenyum kecil. Jari-jarinya masih menggenggam

," perinta

an rasa yang tidak bisa kulepaskan. Di samping itu... Centia mulai be

h basah penuh keinginan dan getaran panas tak tertahan. Satu gerakan bersama: lidah Centia berpu

hanya desisan pendek yang

-! Ng

Dan tepat saat aku yakin

ita keluar bareng...!!!

angan di antara kami-campuran antara rasa ingin dan dorongan yang sulit dikendalikan. Rasany

t, tubuhnya mulai gemetar-tanda ba

esisnya serak,

pas

tir yang melesat dari langit k

s-putus saat orgasme menghant

berdenyut kuat di dalam. Aku tidak bisa bergerak-rasa itu begitu dal

us ujung vaginaku. Lalu spermanya yang kental dan hangat terasa memenuhi rahimku- getaran terakhir dari nafsu Jo yang sej

g paling keras menjerit-tapi tentang siapa yang paling rela

isi itu, tapi masih saling terh

pandangan, lalu menatap Jo yang kini duduk santai di ujung ranjang. Tidak ada kata-kata besar, tidak ada janji. Hanya

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka