Rara Series - Jerat Tanpa Tali
i antara kami. Senyum tipisnya masih terlihat jelas. Ak
, tepat di antara kami. Tatapannya tenang, tapi penuh kendali-
Jo dengan suara
ri dia posisi ba
nya datar, seperti sudah terbi
panggiln
ti a
t dengan hati-hati. Rasa gugup membuat gerakanku
kata Centia sambil menu
u menyentuh ranjang,
ondongkan tubuh ke depan hingga k
a sedikit
kat pinggulmu sed
bergetar kecil saat men
ucap Centia d
u pelan dan memperba
ikit dagumu
, mencoba tetap tenang. Setiap
ang tanpa bicara. Beberapa detik
katanya pe
dah cukup. Dalam diam itu, aku bisa merasakan tekanan yang kuat, bukan dari suara, tapi dari ca
asakan hangat napasnya dan detak jantungku jadi semakin ce
gan bergerak," kat
, menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Suasana menjadi
erasakan hangat tubuhnya meski kami tidak bersentuhan. Ia tamp
ku ke atas dengan gerakan perlahan. Kain tipis itu terangkat sedikit demi sedikit, memperlihatkan bag
isiknya pelan, suaranya dalam dan me
enyusuri pantatku sebelum akhirnya jari telunjuknya menyentuh vaginak
ng benar-benar dimulai secara aktif. Dan ia tahu persis artinya: bukan sekadar re
jarinya terus bergerak lambat di c
n apa yang aku suruh. Jangan men
sampingku, Centia masih dalam posisi yang sama-berlutut dengan ping
entia dan dengan mudah melakukan hal serupa: rok di angkat sama persi
Aku ingin menoleh untuk melihat apa yang sedang terjadi, tapi aku tahu Jo mungkin tidak menyukainya. Aku ingat posisiku sekarang: ak
gu dan berharap ia memberiku apa yang aku butuhkan. Aku menahan posisiku, napasku terengah, punggungku melengkung kare
i atas ranjang. Jo melakukan hal yang sama pada kami: satu tangan pada vaginaku, satu tangan uan perlahan. Dari arah lain, aku mendengar desahan tertahan dari Centia. Jo tetap tenang
enggoda-sambil jari lainnya melakukan hal serupa pada Centia, m
engar lagi, re
rdua, mula
leks me
gul kalian," l
edikit, ikuti
o. Aku mencoba mengikuti instruksinya, menggerakkan tubuh ske depan dan ke belakang, menyesuaikan dengan arahannya.
enuh kendali. Ia menikmati momen itu-bukan hanya karena rasa puas,
l gitu,"
t kalau kalian emang be
iap kali tubuhku terdorong ke belakang, rasa hangat menjalar dari kepala sampaan Jo yang mantap dan penuh kendali. Jari-jarinya mengatur ritme
. Kulitku seperti menjadi lebih peka terhadap setiap gerakan. Aku coba menahan di
pir kehilangan kendali, namun tetap menahan diri untuk tidak memberi apa yang kami tunggu. Ia memb
. Napas kami terdengar berat dan tidak teratur, tapi Jo hanya berbisik pelan di belakang-seolah m
lepaskan de
mbuat tubuhku bergetar hebat. A
rtahan, seperti napas yang akhirnya
h-
lalu bergerak mengikuti irama
k lagi menahan diri. Suarany
, lalu terdiam, mungkin sadar i
anya tert
katanya
waktu kalian h
jelas, membuat panas di t
bergerak lebih dalam-satu jari keluar masuk cepat ke vaginaku, sementar
mulai memanggil nama Jo de
a, sebelum tubuhnya menegang dan
edakan rasa yang tak terkendali. Orgasme datang begitu kuat, seperti gelombang panas yang tak bisa ditaha
h! Oh
seolah semua tenaga hilang dan
a pecah pelan saat tubuhnya menegang kuat. Kami berdua jatuh ke ra
gat tapi penuh sisa hasrat, sementara ekspresinya tetap tenang-seolah b
angkan diri setelah pengalaman yang begitu intens. Na
beberapa saat setelah semuanya berakhir, tapi dari tatapannya
erapa saat sebelum
ua, berbarin
eraguan. Ia tahu apa yang diinginka
ahan berbaring terlentang di atas ranjang. Gerakannya hati-hati,
ami hampir bersentuhan; aku bisa merasakan hangat kulitnya, tapi aku
tah Jo dengan
lian kayak angka e
erti maksudnya. Tubuhku terasa p
uaikan posisi seperti yang diperintah. Kini kepalaku berada di deka
rakannya mantap meski ia baru saja
ng. Ia duduk di tepi, mengamati k
kan semua sisa cairan di vag
an lembap setelah orgasmenya tadi. Aku bisa mencium aroma khas dari sisa yang tertinggal
an hati-hati. Aku berusaha mengikuti perintah Jo, tapi jug
ya pelan tapi pasti, mengirim gelombang sensasi yang membuat tubuhku kembali bergetar meski
n," ucapn
uru. Rasain se
, menekan, dan mengusap. Setiap gerakan kulakukan dengan penuh kes
nsitifnya. Dalam momen itu, aku merasa kuat sekaligus pasrah. Kuat karena bisa membuatnya meng
nsisten, membuat sensasi yang tajam dan dalam. Rasanya seharusnya aku sudah lelah setelah s
us," gumam Jo pela
bagi kami-memberi izin untuk t
asuk sedikit... kayak wakt
nekan ke dalam, sementara bagian atasnya tetap kugesek dengan tekanan lembut. Dari nada suaranya, a
aku siapa yang leb
senyum tipis muncul di w
semakin bersemangat. Ini bukan lagi soal patuh, tapi tentang
bagian atasnya kugesek dengan ritme yang kuatur sendiri-pelan naik
ncoba tetap fokus, tapi aku bisa merasakan lidahnya ikut berubah
." bisikku terputus-put
a tertaw
bicara,"
usin
t ke area lembap di antara paha Centia- aromanya semakin kuat,
cara membuatku kehilangan kendali. Aku berusaha tetap menahan diri. Ini bukan hanya soal kenikmatan se
gh.
g membuat seluruh tubuhku bergetar. Tapi aku tidak boleh kalah. Untuk mengimbanginya, aku memperdalam jilatanku, mengisap lembut bagia
au kalah sepertiny
gus... l
nya untuk tahu-ia memperhatikan. Setiap usaha untuk membuatnya puas.
hh
tempat yang selama ini ia sembunyikan. Ia membalas dengan lebih agresif. Lidah dan jarinya berge
a-tapi aku tidak mau menyerah. Aku menekan lebih kuat, menggerakkan
a mulai gemetar hebat-hampir bers
rhe
s tertahan. Tubuhku panas. Rasa yan
ri tepi ranjang, suara
ah posisi,
nya tenang. Bibir dan lidahku masih dekat dengan vaginanya yang hangat dan sudah sangat
njang, tebal-dan langsung mengarah ke sela kaki
k Jo tegas n
n tutu
ina Centia. Aku hanya bisa menyaksikan, merasakan pe
bibir Centia saat vaginanya mulai
ng jelas, tubuhku ikut terasa panas. Jo menunggu beberapa detik di dala
a serak, "jila
ikuti irama dorongan Jo. Setiap kali hentakan itu membuatnya terangkat ke atas ranjang, aku berusaha tetap menjaga ritme-bergerak c
tap jilat pakai lidahmu," katan
ah keras saat merasakan jariku ikut bermain bersama gerakan lidahku. Sementara itu aku berusaha tetap mengikuti ritme-satu jari, lalu dua-bergerak
is-nya ditindih oleh ujung lidah dan tekanan jariku seca
as namun sensual-sementara pinggu
setiap hentakan Jo yang semakin liar. Tubuh Centia semakin gemetar
tiap kali Jo masuk lebih dalam, tubuh Centia tersentak dan aku h
n hampir kehilangan kendali, ia tetap menjilat-kadang pelan saat lelah menghampiri, kadang tiba-t
erak bersama dalam harmoni yang tak terdengar. Wajah Centia basah oya keras, suara penuh kepasrahan
ncakar seprai hingga kain berkerut. Aku merasakan vaginanya berkontr
etika tubuhnya berguncang tanpa kendali-nafsu meledak begitu murni dari jiwanya menuju dunia nyata. Dan
ekati kakiku yang masih terbuka lebar karena formasi angka
gan kedalaman sempurna-rasanya masih panas dari gesekan dengan Centia tadi.
lan-pelan di awal... penisnya masuk sepenuhnya... diam
sang pelayan yang belum pulih sepe
vaginamu, sekarang balas dengan c
endek
sambil tetap pakai lidahmu d
tubuhku. Centia menatapku dengan mata berkaca-kaca-masih gemetar oleh sisa puncak tadi-tapi ia tidak berhenti begitu saja. Dengan jemari
f pada kesakitan yang akan datang... lalu cepat... agresif... seolah i
hh
galir sekaligus: penis Jo yang keras dan hangat di dalam vaginaku, jari Centia yang lincah dan terampil,
emua sensasi menyatu-dorongan dalam dari Jo, jari Centia yang masuk
ambutku, menarik sedikit ke samping agar wajahku terangkat. A
esisnya pelan, hampir tak terdenga
punya Tuan... ah!" j
yum kemenangan-lalu m
enegang... otot vaginaku berko
AN OR
elama satu detik karena syok. Tapi aku... aku sudah nyaris meledak. Tubuhku gemetar hebat, napas
urangi kecepatan-masih dalam, m
ap langsung k
lum kas
m setiap detak jantung yang lebih tinggi, seolah hanya akan butuh beberapa sentuhan lebih untuk menyalakan seluruh api yang sudah dib
ak tahan..." bisikku
n keluar dari dada. Tapi Jo hanya tersenyum kecil. Jari-jarinya masih menggenggam," perinta
an rasa yang tidak bisa kulepaskan. Di samping itu... Centia mulai be
h basah penuh keinginan dan getaran panas tak tertahan. Satu gerakan bersama: lidah Centia berpu
hanya desisan pendek yang
-! Ng
Dan tepat saat aku yakin
ita keluar bareng...!!!
angan di antara kami-campuran antara rasa ingin dan dorongan yang sulit dikendalikan. Rasany
t, tubuhnya mulai gemetar-tanda ba
esisnya serak,
pas
tir yang melesat dari langit k
s-putus saat orgasme menghant
berdenyut kuat di dalam. Aku tidak bisa bergerak-rasa itu begitu dal
us ujung vaginaku. Lalu spermanya yang kental dan hangat terasa memenuhi rahimku- getaran terakhir dari nafsu Jo yang sej
g paling keras menjerit-tapi tentang siapa yang paling rela
isi itu, tapi masih saling terh
pandangan, lalu menatap Jo yang kini duduk santai di ujung ranjang. Tidak ada kata-kata besar, tidak ada janji. Hanya