Rara Series - Jerat Tanpa Tali
sementara Jo bangkit dan berjalan ke kulkas kecil di kamar apartemen. Ia mengambil dua botol air mineral-
erahkan botol itu kep
etap berbagi,"
ku, jadi hal kecil kayak gini
aru setelah itu menyerahkannya kepadaku. Aku bangkit duduk sup
h ya Cent,"
ersenyum
masih haus, Ra. Kamu
apa-apa kok
uh napas
kit, tatapannya
r biasa,"
mu yang paling cepat me
bereaksi lebih jauh. Centia menatapku sambil tersenyum lemb
benar," uj
nerima semuanya secepat kamu..
endengar hal itu. Jo kembali m
awal," kat
batasmu, rasa takutmu, dan gimana cara ngubah se
ukan karena takut, tapi k
g selimut di bawah t
.. T
a bertanya-tanya apa yang
rdua sebentar sebe
mandi dan bersihkan dir
g berpandangan sejen
jawab kami ham
suaraku terdengar terlalu patuh, terlalu cepat menanggapi, dan kare
gan Centia sebagai sesama pelayan Jo, bergerak dan mere
k, Jo memanggil Cent
panggiln
Jo membisikkan sesuatu ke telinganya. Aku tidak bisa mendengar ap
hitam kecil. Ia menggenggamnya erat tanpa berkata apa-apa, lalu berjalan bersamaku menuju kamar mandi.
esampainya di depan kamar mandi, aku sempat menoleh ke arah Jo. Ia masih duduk di tepi ranjang, menatap kami dengan pandang
ngin bertanya, tapi sebelum aku sempat berbicara, Centia sudah meletakkan benda itu di atas wastafel yang ada di dekatnya. Ia me
gantungan logam kecil berbentuk inisial JO. Setiap kalung memiliki dua lonceng perak kecil yang tergantu
h satunya dan mena
adar aksesori,
alung ini jadi tanda kalau kita ada di bawah perintahnya. Kalung i
bentar, lalu t
hitam yang dia pasang di pe
n-tapi pengingat bahwa kami telah memilih untuk jadi bagian dari hidu
li nggak boleh dilepa
udah milih buat jadi milikn
ebentar dan te
k janji yang harus tetap kita bawa ke mana pun. Biar kita ingat, pili
tu berkilau di bawah cahaya lampu, dan dua lonceng di sisinya bergerak pelan setiap kali kalungnya terangkat. Suara kecil
alung itu di leherku. Sentuhan uju
rambutmu,"
gemetar saat ia mengunci kait di belakang leherku. Suara lonceng kecil itu terden
ermin. Gerakannya tenang dan yakin, seolah benda itu sudah la
benar punya Jo. Ayo, kita jal
dipisahkan oleh waktu atau pun keraguan. Aku tahu masih banyak h
a yang sulit dijelaskan. Lonceng kecil di ujungnya bergetar pelan sa
ku sendiri. Aku menyentuh kalung itu sekali lagi sebelum melangkah ke arah pancuran bersama Centia. Ia membuka keran perlahan. Sua
gugup. Kami mengikat rambut masing-masing tanpa banyak bicara. Centia tetap terlihat tenang, bahkan dalam keadaan seperti ini. Ia sempat
ercaya dengan apa yang terjadi sebelumnya. Walau diam, ada bagian dalam diriku yang ingin tahu lebih banyak. Aku melirik Centia, menc
mau ngajarin ka
in dekat dan tegang. Aku menunggu tanpa tahu apa yang akan terjadi. Centia melangkah lebih dekat hi
, dan aku merasakan ujung jarinya menyentuh kulit kepalaku sampai ke tengkuk. Sentuhan itu membuat tubuhku kaku, tetapi tetap terasa nyama
saja ia pasangkan. Jemarinya menyentuh gantungan logam kecil bertuliskan JO, lalu menggoya
" bisiknya, mena
pi karena kamu udah mula
hampir menyentuh bibirku-
ik-baik," uc
kmatin semuanya-setiap sentuhan, setiap perintah, b
tuh pelipisku
ang... kamu bole
ng di dadaku, tapi juga sesuatu yang membuat jantungku berdebar c
kan gerakan jemarinya di kepalaku, lalu menurunkan tangannya ke bahu
oal semuanya, tanya aja ke aku. Aku bakal jawab semuan
Centia. Suaranya terdengar lembut,
al gimana?" bisikku akhirnya, suar
, seolah tahu lebih banyak dari yang bisa diucapkan. Lalu ia menga
uh jadi sempurna,
ahan ada konseku
an seperti mengancam,
na kamu salah. Dia cuma mau kam
ia mend
r dan nurut, dia bakal
ar, merasakan berat
sama dia, nggak
wa kecil, le
ak h
dan memegang daguku agar
sendiri... waktu kamu sadar seb
n kata-katanya, tapi rasa pena
dah sebelum ak
l ngelakuin ap
kamar mandi dan detak jantung yang tak tenang. Air mengalir di p
an bagus,
kal ngelakuin apa... soalnya kejutan
dari kalungku ke tulang selangkaku
mu berlutut... atau merangkak tiap
uh kamu milih sendiri hukumanmu.
tiba memelukku-hangat dan menen
bakal nemenin kamu
panas. Aku menggigil-bukan karena dingin, tapi karena setiap kata dari Centia terasa semakin
k akan pernah tah
epaskan pelukannya
n," jawabn
ng bikin semuanya
atanya terlihat hanga
kan? Rasa rindu buat diarahk
. Centia mengambil sabun d
sebelum kita keluar, kamu haru
gung. Pandanganku jatuh ke kalung di leherku-pengingat bahwa aku milik Jo. Setiap bagian da
l ketika aku mengerang pelan saat ia menyentuh vaginaku. Rasanya semakin intim, tapi juga memb
balik lagi, ya?" bisik
di dan menerimanya. Tatapan itu membuatku merasa dilihat sepenuhnya-bukan hanya tubuhku, tapi juga s
ik, Ra," ucapnya lembut
kamu nggak sendirian lagi. Di belakang sana, nggak ada yang n
an ludah
ini hal yang sala
ilang aku aman...
entar di pahaku. Matanya naik perlahan menatap
tanda kamu mulai benar-benar
a baru mulai sadar sama hal
lokan. Ia berdiri lagi, mendekat sampai dada kami hampir bersentu
ia cuma butuh yang tulus-yang ma
gangkat sedikit rantainya hingg
tinya kamu udah milih dia
ah pelan di dalam dadaku. Centia
... karena ternyata, kamu le
enyuruhku membuka kakiku jadi lebih lebar; gerakannya saja sudah cukup membuatku melakukannya
abunnya berpindah ke punggungku, turun perlahan ke pinggul. Sentuhannya lembut tapi terasa sangat dekat. Ia berhenti sebent
i telingaku. Napasny
jar menerima...
i setiap gerakannya. Centia terus membersihkan tubuhku sampai benar-
engan baik," katanya lemb
sti se
l sabun lagi dan menatap
antian," ka
harus mulai dari mana. Centia
lagi belajar,"
nerima, tapi
ati-hati, aku mulai mengusap tubuhnya. Kulitnya licin dan han
a," katan
setiap ge
nya tadi-lembut, terukur, dan penuh perhatian. Saat sabun meluncur di kulitnya, aku mulai mengerti apa yang sebenarnya ia ajarka
katanya
amu udah ta
ari yang kubayangkan. Aku tidak tahu apa yang akan mereka ajarkan selanjutnya, tapi aku tahu aku ingin melanjutkannya. Aku juga ingin
ilas sisa sabun dari kulit. Suasananya tenang, tidak sesulit atau setegang awal
l handuk kecil untuk mengeringkan tangan dan wajah. Semuanya terasa natural, seo
n handuk bersih sebelum memakai body lotion. Sentuhan lotion yang dingin dan aromanya yang lembut membuat tubuh terasa rileks dan hangat. Aromanya mem
sepenuhnya bisa mengontrol tubuh atau pikiranku, tetapi aku sudah menerimanya dan mulai mengerti maknanya. Masih b
sama-sama terbalut kain putih. Ia mengulurkan tangan dan menarikku keluar dari kamar mandi. Sebagai