icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rara Series - Jerat Tanpa Tali

Bab 3 Ruang Bersama Centia

Jumlah Kata:2735    |    Dirilis Pada: 15/11/2025

sementara Jo bangkit dan berjalan ke kulkas kecil di kamar apartemen. Ia mengambil dua botol air mineral-

erahkan botol itu kep

etap berbagi,"

ku, jadi hal kecil kayak gini

aru setelah itu menyerahkannya kepadaku. Aku bangkit duduk sup

h ya Cent,"

ersenyum

masih haus, Ra. Kamu

apa-apa kok

uh napas

kit, tatapannya

r biasa,"

mu yang paling cepat me

bereaksi lebih jauh. Centia menatapku sambil tersenyum lemb

benar," uj

nerima semuanya secepat kamu..

endengar hal itu. Jo kembali m

awal," kat

batasmu, rasa takutmu, dan gimana cara ngubah se

ukan karena takut, tapi k

g selimut di bawah t

.. T

a bertanya-tanya apa yang

rdua sebentar sebe

mandi dan bersihkan dir

g berpandangan sejen

jawab kami ham

suaraku terdengar terlalu patuh, terlalu cepat menanggapi, dan kare

gan Centia sebagai sesama pelayan Jo, bergerak dan mere

k, Jo memanggil Cent

panggiln

Jo membisikkan sesuatu ke telinganya. Aku tidak bisa mendengar ap

hitam kecil. Ia menggenggamnya erat tanpa berkata apa-apa, lalu berjalan bersamaku menuju kamar mandi.

esampainya di depan kamar mandi, aku sempat menoleh ke arah Jo. Ia masih duduk di tepi ranjang, menatap kami dengan pandang

ngin bertanya, tapi sebelum aku sempat berbicara, Centia sudah meletakkan benda itu di atas wastafel yang ada di dekatnya. Ia me

gantungan logam kecil berbentuk inisial JO. Setiap kalung memiliki dua lonceng perak kecil yang tergantu

h satunya dan mena

adar aksesori,

alung ini jadi tanda kalau kita ada di bawah perintahnya. Kalung i

bentar, lalu t

hitam yang dia pasang di pe

n-tapi pengingat bahwa kami telah memilih untuk jadi bagian dari hidu

li nggak boleh dilepa

udah milih buat jadi milikn

ebentar dan te

k janji yang harus tetap kita bawa ke mana pun. Biar kita ingat, pili

tu berkilau di bawah cahaya lampu, dan dua lonceng di sisinya bergerak pelan setiap kali kalungnya terangkat. Suara kecil

alung itu di leherku. Sentuhan uju

rambutmu,"

gemetar saat ia mengunci kait di belakang leherku. Suara lonceng kecil itu terden

ermin. Gerakannya tenang dan yakin, seolah benda itu sudah la

benar punya Jo. Ayo, kita jal

dipisahkan oleh waktu atau pun keraguan. Aku tahu masih banyak h

a yang sulit dijelaskan. Lonceng kecil di ujungnya bergetar pelan sa

ku sendiri. Aku menyentuh kalung itu sekali lagi sebelum melangkah ke arah pancuran bersama Centia. Ia membuka keran perlahan. Sua

gugup. Kami mengikat rambut masing-masing tanpa banyak bicara. Centia tetap terlihat tenang, bahkan dalam keadaan seperti ini. Ia sempat

ercaya dengan apa yang terjadi sebelumnya. Walau diam, ada bagian dalam diriku yang ingin tahu lebih banyak. Aku melirik Centia, menc

mau ngajarin ka

in dekat dan tegang. Aku menunggu tanpa tahu apa yang akan terjadi. Centia melangkah lebih dekat hi

, dan aku merasakan ujung jarinya menyentuh kulit kepalaku sampai ke tengkuk. Sentuhan itu membuat tubuhku kaku, tetapi tetap terasa nyama

saja ia pasangkan. Jemarinya menyentuh gantungan logam kecil bertuliskan JO, lalu menggoya

" bisiknya, mena

pi karena kamu udah mula

hampir menyentuh bibirku-

ik-baik," uc

kmatin semuanya-setiap sentuhan, setiap perintah, b

tuh pelipisku

ang... kamu bole

ng di dadaku, tapi juga sesuatu yang membuat jantungku berdebar c

kan gerakan jemarinya di kepalaku, lalu menurunkan tangannya ke bahu

oal semuanya, tanya aja ke aku. Aku bakal jawab semuan

Centia. Suaranya terdengar lembut,

al gimana?" bisikku akhirnya, suar

, seolah tahu lebih banyak dari yang bisa diucapkan. Lalu ia menga

uh jadi sempurna,

ahan ada konseku

an seperti mengancam,

na kamu salah. Dia cuma mau kam

ia mend

r dan nurut, dia bakal

ar, merasakan berat

sama dia, nggak

wa kecil, le

ak h

dan memegang daguku agar

sendiri... waktu kamu sadar seb

n kata-katanya, tapi rasa pena

dah sebelum ak

l ngelakuin ap

kamar mandi dan detak jantung yang tak tenang. Air mengalir di p

an bagus,

kal ngelakuin apa... soalnya kejutan

dari kalungku ke tulang selangkaku

mu berlutut... atau merangkak tiap

uh kamu milih sendiri hukumanmu.

tiba memelukku-hangat dan menen

bakal nemenin kamu

panas. Aku menggigil-bukan karena dingin, tapi karena setiap kata dari Centia terasa semakin

k akan pernah tah

epaskan pelukannya

n," jawabn

ng bikin semuanya

atanya terlihat hanga

kan? Rasa rindu buat diarahk

. Centia mengambil sabun d

sebelum kita keluar, kamu haru

gung. Pandanganku jatuh ke kalung di leherku-pengingat bahwa aku milik Jo. Setiap bagian da

l ketika aku mengerang pelan saat ia menyentuh vaginaku. Rasanya semakin intim, tapi juga memb

balik lagi, ya?" bisik

di dan menerimanya. Tatapan itu membuatku merasa dilihat sepenuhnya-bukan hanya tubuhku, tapi juga s

ik, Ra," ucapnya lembut

kamu nggak sendirian lagi. Di belakang sana, nggak ada yang n

an ludah

ini hal yang sala

ilang aku aman...

entar di pahaku. Matanya naik perlahan menatap

tanda kamu mulai benar-benar

a baru mulai sadar sama hal

lokan. Ia berdiri lagi, mendekat sampai dada kami hampir bersentu

ia cuma butuh yang tulus-yang ma

gangkat sedikit rantainya hingg

tinya kamu udah milih dia

ah pelan di dalam dadaku. Centia

... karena ternyata, kamu le

enyuruhku membuka kakiku jadi lebih lebar; gerakannya saja sudah cukup membuatku melakukannya

abunnya berpindah ke punggungku, turun perlahan ke pinggul. Sentuhannya lembut tapi terasa sangat dekat. Ia berhenti sebent

i telingaku. Napasny

jar menerima...

i setiap gerakannya. Centia terus membersihkan tubuhku sampai benar-

engan baik," katanya lemb

sti se

l sabun lagi dan menatap

antian," ka

harus mulai dari mana. Centia

lagi belajar,"

nerima, tapi

ati-hati, aku mulai mengusap tubuhnya. Kulitnya licin dan han

a," katan

setiap ge

nya tadi-lembut, terukur, dan penuh perhatian. Saat sabun meluncur di kulitnya, aku mulai mengerti apa yang sebenarnya ia ajarka

katanya

amu udah ta

ari yang kubayangkan. Aku tidak tahu apa yang akan mereka ajarkan selanjutnya, tapi aku tahu aku ingin melanjutkannya. Aku juga ingin

ilas sisa sabun dari kulit. Suasananya tenang, tidak sesulit atau setegang awal

l handuk kecil untuk mengeringkan tangan dan wajah. Semuanya terasa natural, seo

n handuk bersih sebelum memakai body lotion. Sentuhan lotion yang dingin dan aromanya yang lembut membuat tubuh terasa rileks dan hangat. Aromanya mem

sepenuhnya bisa mengontrol tubuh atau pikiranku, tetapi aku sudah menerimanya dan mulai mengerti maknanya. Masih b

sama-sama terbalut kain putih. Ia mengulurkan tangan dan menarikku keluar dari kamar mandi. Sebagai

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka