Direktur Iblis Takut Kehilangan
/0/29899/coverbig.jpg?v=a904baf3345ab8abba0fa664fa2ec7bc&imageMogr2/format/webp)
bawa almarhum suaminya, Doni, dan suara tawa dua anak lelakinya yang berebut remote TV. Sekarang? Hari Mi
as lagi main bola sama anak-anak di taman. Cepat banget. Nggak ada sakit, nggak ada firasat, tahu-tahu aja Doni ambruk. Dan, seperti s
semester cuma dua minggu," tanya Arka, si sulung yang baru masuk
mpat yang jauh. Tempatnya bagus banget, banyak bintang." Lia membohongi anaknya, membo
amping sampai sekarang badannya jauh lebih berisi-atau gampangnya, gendut-setelah melahirkan dua
kalau semua aset yang mereka miliki selama ini, rumah yang mereka tempati,
baik dan te
gu ini dia resmi nggak lagi tinggal di
reka menyangka Lia adalah wanita matre yang cuma mengincar harta anak mereka. Gila. Padahal Lia dan Doni merintis s
h nggak ada. Sebaiknya kamu kembali ke rumah orang tuamu. Rumah ini akan kami jual untuk biaya se
nantu tanpa kuasa hukum apa-apa. Dua anaknya, Arka dan si bungsu Bima, memang dij
Kamar yang cuma muat satu kasur, dapur mungil, dan kamar mandi yang selalu
a Adelia yang sesungguhny
dadak jadi beban gunung yang menindih punggung Lia. Dia nggak punya skill spesial, cuma lulusan SMA yang langs
gumam Lia pada bayangann
ahit Penc
n kerja adalah mimpi bu
rapi, memakai kemeja yang masih muat (susah banget nyari ukuran XL yang n
g perempuan muda yang terlihat stylish dan kurus, senyumnya seolah mengejek. "Tapi, mohon maaf, untuk posisi Sales Assistan
goals? Doni nggak pernah pedul
or properti sebagai Admin Gudang. Kedengaranny
ngan seorang Bapak-
a genitnya menyapu tubuh Lia dari atas ke bawah. L
min, saya profesional.
Kerja keras sih kerja keras, Bu. Tapi kalau janda, suka banya
tah kata pun, dia keluar. Nggak sudi diperlakukan serenda
pernah coba daftar jadi driver ojek online, tapi motornya
eolah menggarisbawahi kegagalan Lia: dia gendut, dia janda, dia nggak pun
wajah pulas Arka dan Bima yang tidur di kasur semp
, bantu aku," bisik Lia lirih,
Telepon ya
iaan beras di dapur tinggal buat dua kali masak. Lia sudah mengirimkan hamp
elasa yang terik, ponsel butut Li
k karena hampir sehari
ma. Dengan Ibu Lia Adelia?" Suara perempuan di se
an ke sana. Posisi Office Girl, cuma iseng-iseng. Nggak mungkin kan dia dipan
Ada yang bisa sa
kami tertarik untuk menawarkan Ibu wawancara besok p
L
jazahnya cuma SMA, nggak bisa excel selain buat bikin daf
ahan. Saya melamar sebagai Office
ami mendapat instruksi langsung dari Direktur Utama untuk memanggil Ib
lnya, tangannya gemetar. Ini jebakan?
dua anak kelaparan di rumah. Apapun risikonya, besok dia h
ur dan Ras
tel baju formal yang lumayan layak: blazer hitam kebesaran dan rok span selutut
kemampuannya. Tapi rasa insecure itu lebi
ucapan HRD butik soal body goals. Rasanya pengen nangis lagi, tapi Lia harus kuat. Dia men
asuk, aroma AC yang mahal dan bau parfum mahal langsung menyambutnya. Resepsionisnya cantik-cantik, tinggi, dan mer
datangi meja resepsionis, men
ionis itu pada temannya, tapi suaranya cukup k
ggak berijazah tinggi, melamar jadi asi
nnya langsung ke seluruh kota. Ruang tunggu tempat Lia duduk dilengkapi sofa kulit Ita
ng kalimat perkenalan di kepalanya, sambil mencob
bu-abu ketat, rambut disanggul rapi
pak Direktur sudah menunggu," kata
an Si Galak: G
tengah ruangan ada meja kerja kayu gelap yang panjangnya hampir separuh lapangan bulu tang
ur, dia adalah Dewa E
g sangat mengintimidasi. Wajahnya tampan, itu nggak bisa dipungkiri. Tapi ketampanannya ngga
bahkan nggak mendongak. D
u instruksi. Lima detik. Sepuluh det
uaranya rendah dan berat. Terdeng
kalah mahalnya. Kursi itu terasa nyaman, tap
hirnya mendongak. Matanya yang gelap menatap Lia, seo
Pak. T
pinggiran. Pendidikan, SMA. Status, janda dengan dua anak." Guntur membaca data Lia
napa dia harus menonjolkan sem
di asisten saya?" Guntur menyandarkan punggung ke kursinya, m
jur. Dan saya punya pengalaman mengurus rumah tangga selama delapan tahun
ang menyenangkan, tapi tawa
ngga. Asisten saya harus menguasai regulasi keuangan, menjadwalkan pertemuan klien
ahu ini cuma lelucon, tapi mendengar Guntur meng
gera pergi," kata Lia, suaranya nyaris
erintah Gu
k lagi. Jantungny
mindai DNA Lia. Lia mulai nggak nyaman. Dia ingat almarhum Doni. Doni selalu me
iterima," kata G
longo.
kamu... tiga kali lipat dari gaji Office Girl. Sudah
puan. "Tapi... kenapa, Pak? Bapak bila
butuh asisten yang pintar. Asisten saya yang terakhir terlalu pintar. Dia mencoba menggulingkan saya. Yang
g kaki ke ujung kepala. Tatapannya dingin, ng
ng. Dan kamu... uhm... secara penampilan, kamu adalah profil ri
erasa lega. Lega karena dia dapat pekerjaan. Sakit ha
ggak punya apa-apa?" tanya Lia, suaranya tega
a Lia melihat ekspresi itu. Itu bukan se
u. Kamu nggak akan merepotkan. Pekerjaan
hati itu tertelan oleh kebutuhan
akan bekerja ke
ngan itu. "Sekarang keluar. Besok pagi, tepat jam delapan. Cari tahu semua yang h
membungkuk hormat, dan berjalan cepat
saja masuk ke sarang singa. Dia baru saja mendapatkan pekerjaan paling nggak ma
aja menemukan pria yang sama sekali nggak mirip dengan kamu. Pria ini cuma aka
anak-anaknya. Guntur Mahendra boleh dingin, galak,