Direktur Iblis Takut Kehilangan
i Bank Arta Utama, yang lebih cocok disebut Ba
tah baru. Lia merasakan tekanan yang luar biasa. Tugas-tugasnya selalu di luar nalar. Kemarin, Guntur memintanya mencari tahu apa penyebab saham perusahaan fintech klien mereka anjlok 15% dalam waktu 30 menit. Lia nggak tahu apa-a
di mejanya sejak pukul 07:30. Dia nggak
saat pintu ruang kerja Guntur terbuka. Direktur itu keluar, mengenakan setelan jas ab
suaranya seperti gerg
langsung berd
. Sudah ka
tu harusnya urusan pantry. "Maaf, Pak Guntur, saya belum sem
selalu menyiapkan kopi saya. Hanya kopi. Apa susahnya?
yang paling menjengkelkan. Lia, seorang Asisten Direk
a yang Bapak inginkan?" tan
Jangan terlalu panas, jangan terlalu hangat.
pantry, hatinya panas banget. Kenapa si Direktur
membawa kopi hitam pekat di cangkir keramik. Dia
a Lia, meletakkannya
kspresinya masih datar. Lia menunggu, siap untuk dic
dengar dari mulutnya. Tapi setelah itu, ia menambahkan, "Tapi lain ka
ukan berkas padanya. Distrac
Lia menemukan pola. Guntur nggak pernah minum kopi itu sampai habis. Selalu sisa sepe
erintahnya yang absurd, Lia menyadari Guntur itu gila keteraturan. Se
ood yang jauh dan mahal untuk makan siangnya. Lia bingung. Kena
tu, yang benci makanan mewah. Guntur cuma mau terlihat "biasa-biasa saja" di mata kliennya. Lia, dengan insting ibu rumah
angan kota. Lia masuk untuk menyerahkan jadwal rapat. Saat dia masuk, Guntur bur
sukkan ke kalender digital Bapak juga,
i. Saya mau kamu carikan pengasuh anak yang
sudah menikah? Maa
menikah. Itu anak-anak sepupu saya. Mereka akan tinggal di apartemen saya selama dua minggu. Saya nggak punya wa
, dan dia nggak tahu cara mengurus mereka. Dia terlihat sangat p
pengasuh yang sudah punya pengalaman mengurus anak-anak, bukan cuma
mata. "Kamu beran
bagaimana sulitnya mencari orang yang tulus mengurus anak. Apalagi anak yang ba
noleh ke jendela. "Terserah. Lakukan apa pun yang perlu. T
ta cuma pria yang nggak tahu cara mencintai atau dicintai, apalagi mengurus anak. Lia jadi
mau pakai agen formal karena takut bocor ke med
inya lumayan, malah lebih besar dar
ak, akhirnya setuju. Malam itu, Lia membawa
dengan pemandangan malam kota yang spektakuler. Lia m
saya di kontrakan. Dia orangnya tulus dan bertanggung jawab," jelas Lia p
awah. "Kamu yakin, Lia? Saya butuh ya
rus tujuh anak cucu, dan semua sehat walafiat. Kalau cuma ngurus dua bocah, saya jamin
tawa. Bu Tati memang jago da
a apartemen ini nggak bocor. Kamu yang bertanggung ja
upunya, Lia melihat ada sesuatu yang aneh. Di sudut ruang kerja
Guntur sedang berbicara di telepon dengan nada
um bahagia bersama Guntur. Mereka terlihat sangat muda dan sangat bahagia. Wajah
esaikan teleponnya. "Lia
an kembali bingkai itu. "Ma
engar saya, Lia. Jangan pernah menyentuh barang-barang pribadi saya. Kamu
a benar-benar menyeramkan. Lia langsung keluar dari apartem
yang hancur. Wanita di foto itu pasti adalah masa lalunya, masa lalu yan
adiran Bu Tati di apartemen Guntur ternyata membawa kedam
Lia. Bukan cuma soal pekerjaan, tapi soal hal
nta koki menggantinya dengan wortel, sebelum Guntur sempat komplain. Lia juga tahu, Guntur sering sakit ke
. Dia cuma menatap Lia, seolah bila
yelesaikan laporan yang harus Guntur bawa ke luar nege
sudah agak kusut, dasinya longgar. Lia hampir ngga
u nggak pulang?" tanyanya, nadanya
ai malam ini, Pak. Saya
sudut ruangan Lia. Dia membuat kopi lagi
ir kopi di meja Lia. "Min
pi hitam tanpa gula. Sama p
uka kopi hitam tanpa gula. Itu terl
Pahit? Hidup ini memang pahi
untuk menyeimbangkan. Saya sukanya kopi dengan banyak susu dan sediki
paduan antara terkejut dan tertarik. Dia nggak pernah berte
at kamu lembur lagi tanpa ada kopi manis di mejamu," perintah Guntur, nada arog
p, Pak. Besok saya bawa b
jawab. Dia kemba
Dia meminumnya sedikit, hanya untuk merasakan bagaimana r
alu takut untuk menjadi hangat. Dia takut di-khianati lagi.
ur Galak ini. Dia melihat kesamaan di antara mereka: sama-sama hancur karena masa lalu, dan sama-sama memban
tur memilihnya. Tapi dia
i kantor itu merasa dirinya berharga. Guntur Mahendra, si Dewa Es, membutuhkan kema
(dengan uang dari klip uang yang selalu Lia kembalikan
round check Lia yang Lia abaikan: riwayat keseh
isa bekerja tanpa Lia. Ketergantungan itu menyebalkan. Ketergantungan itu berisiko. Tapi Lia Adelia, si plus si
mengambil ponselnya, dan diam-diam mencari tahu di mana restoran