Di Mana Sayap Tumbuh
/0/29865/coverbig.jpg?v=d7dbfdc7ee125eb191247b2b18ebbb5d&imageMogr2/format/webp)
perak raksasa yang bergetar, tak berani bergerak, seolah tahu ombak ap
a, yang dikuasai oleh sesuatu yang tak kasat mata, lepas begitu saja. Tangannya gemetar saat berpegangan erat di tepia
an. Namun putih itu, yang dulu begitu murni, kini ternoda diam-diam, digelapkan oleh lumpur, oleh darah, oleh ketakutan yang tak kunjung datang. Rasa sakit, keti
ngga, mungkin orang asing. Ia membawa sebuah buntalan yang digenggam erat di dad
u
n, berlari, berteriak, melakukan sesuatu. Namun ia tak bisa. Garam la
-nama itu seperti doa yang khusyuk, mencari makna, keteraturan, lo
an menelepon 911 sambil terisak. Perempuan lain melepas jaketnya dan mencoba menutupinya. Mereka berbicara kepadanya, meny
elainkan sesuatu yang telah pecah jauh di dalam, retakan tak kasat mata yang membel
am membelah udara. Sed
or
gah kalimat yang belum selesai. Tangisan bayi itu berhenti sejenak.
ya," bisik seseo
ia
itu. Ba
na
kata apa-apa. Sirene meraung di kejauhan. Pasir di mulutnya. Garam di bulu ma
ak akan mengambil
aturan dunia luar. Seorang paramedis berbicara kepadanya. Ia menyebut namanya. Ia menyuruhnya bernapas. Namun Amelia tak dapat mendengarnya. Ia
Cairan dingin memasuki lengannya. Sebuah upaya unt
kan mata. Namun bukan bayi itu yang ia cari. Melainkan bayi lain. Bayi yang memiliki nama
ngannya. Seekor bayi baru lahir yang merah dan marah. Ia
"Dia bernapas dengan baik. Dia tampa
bayi perempuan lain. Ta
gi," gumam Amelia, tan
empuan yang sama. Ia tahu itu. Jiwanya tahu itu. Sedetik. Lalu sedetik lagi. Dan
minggu s
acak-acakan, goresannya tidak sempurna, tetapi penuh makna. Di sampingnya, Tomás tidur di a
erakan di dalam dirinya adalah keajaiban. Setiap tendangan, sebuah janji masa depan
ntong roti hangat di tang
enemuk
endongak
ia
ia kembali. Dia
nama yang tak pernah benar-benar mati. Yang hidup terkubur
dah. Udara
yak
nnya erat-erat. "Tapi kita takkan membiarkannya mendekatinya.
ang pun pernah benar-benar siap menghadapi masa lalu. Apalagi men
ri
sa kini. Amelia membuka matanya. Kelopak matanya terasa saki
takutan, dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang
elia mencoba duduk, tetapi tubuhnya tak
om
ku menunggu di sini." Ia menatapnya dengan air mata berlina
eka membawanya!" Gabriel
k saja." Luciano kemudian masuk, seolah-olah ketegangan telah memanggilnya. Wa
pi kami berhasil mencegah yang terburuk. Kami membawamu k
ya memejamkan mata dan mengangguk. Dan nama it
ur
mudian, Amelia
p dan suara-suara mekanis. Tak menyadari kengeri
, seolah ia bisa m
Karena kau jatuh dari langit. Karena kau lahir di tengah te
tu yang baru. Sesuatu yang ganas. Seperti sebuah kekuatan
ngin. Familiar. Sebuah
ang jangan a
jam. Tapi tak ada
n. Masa lalu yang
yan yang d