Antara Dua Hati
aru sembilan belas tahun, dia memilih untuk berhenti kuliah yang baru dijalaninya selama d
tri dan ibu rumah tangga. Meski memang hal tersebut sangat berat baginya. Meninggalkan keluarga, pen
amu'al
k lama?" tanya Bu Ratna saa
as jilbabnya. Udara di ibukota memang terasa begitu panas bagin
kenap
Oh ya, apa ibu
an pisang sama jamu buat suamimu." Bu Ratna mengeluark
mengambil botol itu
uat suamimu biar ...." Bu Ratna s
anya Hana sem
ah, sana istirahat dulu." Bu Ratna meng
●
engan lahap makanan y
ya Bian kepada Maida yang seda
k ingin menjawab p
sama gue?" tanya Bian denga
omong sama lu. Dah
aik aja, Mai
u anterin aku ya, nanti kamu
nyelesaikan makan siangnya dan
banyak diam. Maida menatap Ra
tikan melirik Maida sekilas. "
osan untuk dilihat," jaw
Razi tert
seneng bange
nt
an kamu saat d
ah terjadi, kita kan
menghiasi wajah Maida. Perempuan itu mendengkus, dan me
mu. Lelaki dengan rahang kokoh itu pamit untuk kembali ke
tatapnya mata Razi seolah ingin mencari jawaban d
m, dia tak tahu h
menikah denganmu, apakah k
ida, dia tidak menyangka bahwa gadis
Razi sambil melepaskan ge
ku cint
embali ke kantor." Razi berge
inya. Dirinya tidak menyangka bahwa penolakannya akan berujung dengan Razi menikahi wanita lain. Dulu dia terlalu p
a duduk di bangku SMP. Tentu saja perasaan itu tak mudah untuk dihilangkan meski kini ada wanita lain disisinya. Dia menyadari, bahwa menikahi Hana adalah sebuah keputusan yang tidak tepat,
zi berteriak samb
●
gue pulang numpang mobil lu," ujar Razi
enak, lalu tersen
yum?" Razi heran m
boleh ketemu
nyaan Bian. "Balikin dulu
●
, Razi menumpang mobil Bian untuk
pa? Kayanya serius
na itu ... istr
, gue lagi nyetir n
ius," bi
kan laju mobil
menatap Razi, berharap bahwa sahab
apan Bian. "Gue s
hat lu masih baik-baik aja deng
sudah
g terjadi. "Kita ngobrol di luar." Bian membuka
ue salah. Saat itu gue kecewa dengan ke
"Dengan keputusan lu, ada b
terdiam mendenga
perasaan lu
sahabatnya. "
ng brengsek, selama ini gue gonta ganti cewek, tapi sebrengsek-brengseknya gue, gue gak akan mempermainkan pernika
an. Anggap aja waktu itu gue kh
na gak punya perasaan? Gimana kalau dia tahu kenyataan yang sebenarnya? Lu bukan cuma menipu Hana, tapi lu j
engetuk-ngetuk kaca mobil. Tapi Bian tak menghiraukan, dia
n sahabatnya itu memang benar. Namun, memilih satu dari wanita itu dan melepaskan satunya begitu berat untuknya. Sepanjang jalan, pikirannya tertuju kepada permasalahan
n kaki tanpa menaiki motornya
gini? Trus, motornya
dalam rumah, dia menghempaskan tubuh ke sof
penuh tanya. Razi langsung meminumnya hingga habis, cukup mem
rusak?"
eng Bian. Cuma dia ada urusan, jadi gak b
gitu banyak pertanyaan di benaknya, tapi melihat suaminya yang
g Hana menyiapkan teh hangat da
mana?" tan
mand
lama dia kembali lagi dengan membaw
gasih ini." Bu Ratna menunjukkan
tuanya, dia pun sebenarnya tak terla
Ratna bergegas menemui anak lelaki satu-satunya, di susul
na menyodorkan boto
melihat-lihat botol
u j
mu
minum ini biar gak cepat lelah," ujar Bu Ratna ya
merhatikan bo
ambil botol yang digenggam
perinta
ut. "Pahit
ng khasiatnya," ucap Bu
●
a sejak dari setelah salat isya tak keluar kamar lagi. Razi masih sibuk deng
da itu
as samping ranjang. Dia sudah menduga bah
empatku bekerja." Jawaban Razi persis se
nya ada hubungan a
ut tanya. Perasaan bersalah menyelimuti hatin
apa yang aku lakukan te
nap
Pandangannya menyorot wajah Hana yang jika di
at kalau ... ada sesuatu di
yum. "Apa k
askan genggaman Razi dan berbalik memunggu
ya malam ini
"Apa kipasnya k
kipas agar embusan a
a, Hana yang meliha
istri," ujar Razi sambil menarik
aida itu, sudah cantik, kaya lagi
bahas di
mpaknya Aa
cemburu?" Razi me
gga
apa pipinya jadi
gang kedu
katkan wajahnya, hingga embusan napasnya terasa di wajah Hana. Napas Razi semakin memburu, dia tak lagi bisa me
ah selesai menyiapkan sarapan
Razi mencubi
ngambilkan nasi dan mena
hat anak dan menantunya. "Kay
tersenyum lalu menyua
gkat bekerja, karena motornya tertinggal
eperti menghindar darinya. Sikapnya tak seramah seperti biasa. Razi membiar
Maida," ujar salah s
udian berjalan menuju ruanga
Perinta
iri di de
duk
t. "Ada apa
u mau menikah denganmu apa kamu akan meninggalkan wanita
a harus profesional. Kesampingkan kehidupan pribadi saat di kantor." Razi beranjak dari kursi he