Perlindungan yang Menjadi Balas Dendam
k jaketnya lebih rapat, tangannya menggenggam tas selempang yang selalu berisi dokumen penting dan beberapa obat Ethan, sekadar berjaga. Pag
i ini?" tanya Ethan, matanya menatap mobi
gan Damian dalam hidup mereka. "Ini kota besar, sayang. Semua orang ber
ai menangkap sesuatu dari ketegangan ibunya-sesuatu
ntung langka. Ia harus bekerja cepat, memeriksa setiap laporan, memutuskan tindakan medis yang t
asien. Tidak ada kata-kata, hanya tatapan intens yang membuat Amara merasa diawasi d
n ke kantin untuk minum kopi. Di tengah langka
ertimbangkan efek jangka panjang
"Aku sudah menghitung semua risiko, Dr. Sincla
teka-teki. "Aku hanya ingin memastikan, karena kau tahu... beberapa kepu
Ia tahu Damian bukan sekadar rekan kerja. Ia adalah bayangan masa l
a di ruang tunggu rumah sakit.
pria mengikuti kita lagi," kata Ethan, suaranya rendah. "
yang. Tapi Mama akan selalu melindungimu, oke? Tidak ada yang akan menya
gelap, lampu-lampu gedung tampak seperti titik-titik kecil yang
bukan hanya penasaran. Ada sesuatu yang dia se
etiap kata terasa seperti alarm di pikirannya. Ia menyadari satu hal: Damian bukan hany
ang ICU, dan Amara harus menanganinya seorang diri. Damian muncul dari koridor lain, menatap s
suaranya rendah namun memaksa. "Keputusan y
n sesuatu yang lebih gelap di matanya. Ia mencoba tetap fokus pada p
l. Ethan menunggunya di balkon ap
wasi kita dari luar," kata Ethan,
enangkap ketegangan yang selama ini ia sembunyikan. "Mama akan sela
elnya. "Suatu saat dia akan merasakan apa yang dulu ia se
ng sama dengan Amara-kantin, ruang observasi, laboratorium. Tidak ada kontak fisik, tida
bahkan interaksi kecil dengan pasien, terasa seakan diuji. Ia mulai
an yang berat-tidak hanya sebagai ibu, tetapi juga sebagai seseorang yang harus melindungi
ebagian. Membaca kembali, ia merasakan denyut yang familiar dan asing sekaligus. Damian bu
nan psikologis yang dirancang Damian. Setiap langkah mereka, setiap keputusan, dan setiap detik kehidupan mereka kini be
a yang berkilauan dari jendela, dan berbisik pada dirinya
yang lebih berbahaya, dan satu kesalahan bisa menghancurkan d
neh. Amara menggenggam tangan Ethan erat, matanya menatap jauh ke arah jalan berliku yang basah akibat hujan semal
" tanya Ethan, wajah polosnya memandang ibunya
ya memastikan kita aman, sayang. Kadang dunia di luar bis
merasakan kehadiran yang familiar, namun samar-tidak di sisi mereka, tetapi di pikiran dan
asi, ia mendapati meja kerjanya terganggu-beberapa dokumen penting tertumpuk tidak beraturan. Ia menatap sekeliling, mencari
tanpa ekspresi. "Dr. Amara, kelihatannya ada yang t
takut. "Aku baru saja menemukan dokumen yang b
inya ada yang mencoba mengganggumu. Tapi jangan khawat
pnya bukan lagi sekadar profesionalisme. Ada sesuatu yang lain, sesuatu
sakit dalam keadaan darurat. Amara memimpin tim medis, tetapi Damian terus mengawasi dari sisi lain ruang
cap Damian, matanya tetap menatap Amara. "Kesalah
tekanan yang semakin berat di dadanya. Ia menyadari satu hal: Damian bukan sekadar rekan
awal. Ethan menunggu di balk
diri di seberang jalan, menatap kita,"
anaknya mulai menangkap ketegangan yang selama ini ia sembunyikan. "Mama akan s
menatap kota yang berkilauan dari jendela. Telep
ngsung. Hati-hati. Ada sesuatu yang ia
arm di pikirannya. Ia menyadari satu hal: Damian bukan hanya bayangan ma
mah sakit di lokasi yang sama dengan Amara, seolah mengawasi setiap gerakannya. Tidak ada kata-kata kasar, tetapi kehadiran
lalu, tetapi ancaman yang dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Ia harus menemuk
rius di dalam laci mejanya. Tulisan tangan
melihat. Segalanya akan terbuka, da
ini bukan lagi samar; itu nyata, dan datang dari seseora
elnya. "Suatu saat dia akan merasakan apa yang dulu ia se
i Ethan, memeriksa setiap kemungkinan ancaman, dan mencari cara untuk menghadapi Damian secara la
berat-tidak hanya sebagai ibu, tetapi juga sebagai seseorang yang harus melindungi ma
ebagian. Membaca kembali, ia merasakan denyut yang familiar dan asing sekaligus. Damian bu
nan psikologis yang dirancang Damian. Setiap langkah mereka, setiap keputusan, dan setiap detik kehidupan mereka kini be
a yang berkilauan dari jendela, dan berbisik pada dirinya
yang lebih berbahaya, dan satu kesalahan bisa menghancurkan d