Cemburu yang Tak Pernah Reda
natap halaman rumah Nadia, merasakan ketenangan yang aneh meski hatinya masih penuh kegelisahan. Beberapa hari terakhir terasa seper
n yang tumbuh liar setelah hujan semalam. Sementara itu, Rafli belum muncul. Biasanya, ia sudah ada di halaman sejak pagi untuk
eras. Alisha menoleh dan terkejut melihat seorang pria setengah baya berdiri di dep
Nadia?" tanyanya d
a tinggal di sini sementara
matanya. "Aku datang untuk
. "Tentang Aida
Rafli. "Aku baru pindah kembali ke lingkungan ini. Aku dengar bocah itu tinggal dengan seorang babysitter ba
enjaganya dengan baik. Tidak
tidak puas. "Baik. Aku
serius. Ia menatap Alisha sebentar sebelum mena
. "Aku hanya ingin memastika
sha merasa hatinya berdebar. Kehadiran orang baru ini membuat su
rumah, meninggalkan aura misterius yang tidak mudah
"Hanya seseorang yang peduli pada Aidan
. Ia merasa bahwa kehadiran orang itu bukan kebetulan, dan
dan kayu, sambil tertawa dan bercanda. Suasana hangat itu membuat Alisha merasa lega. Namun, pikirannya tetap tertuju pada Rafli dan Bapak Re
kopi hangat untuk Alisha. Tanpa banyak bicara, ia duduk di sampingnya, menatap Aidan yang tertawa riang. Ada ketenanga
ba, ponsel Alisha berdering. Nomor tak dikenal mu
ra pria itu t
eku. "Ya...
pi lembut. "Aku harus bicara. Aku tidak aka
g berdiri di sampingnya, diam tapi waspada. Rafli
menjawabnya," u
yang sulit ia abaikan. Ia menutup mata sejenak, menenangkan diri,
n kekecewaan muncul kembali, namun kali ini ia lebih kuat. Ia tidak akan menyerah atau merasa tak
membuka diri, menceritakan detail kehidupannya dengan Aidan dan istrinya yang meninggal. Alisha mendengarkan
bintang. Rafli menatap Alisha, matanya serius. "Aku tidak pernah me
an bisa merasakan ini. Tapi rasanya berbeda ketika kita mencoba mema
terlihat di matanya. Alisha menyadari bahwa hubungan mereka perlahan m
dengan ekspresi lebih serius. Ia membawa dokumen-dokumen yang berkaitan deng
nya tertata dengan baik," uc
. "Baik. Aku aka
ekitar. Rafli tetap tenang, tapi ia bisa merasakan ketegangan yang tidak terlihat. Ia menyadari bahwa un
sha menulis di
a mengusik kedamaian. Tapi aku juga belajar bahwa keberanian bukan hanya tentang menghadapi masa lalu, tapi juga tentang menjag
eolah ikut merasakan ketegangan yang membayangi rumah Nadia. Alisha duduk di tepi sofa, tangan memegang cangkir teh hangat yang baru ia
kau. Hati-hati d
epis rasa takut itu, berusaha fokus pada Aidan yang sedang asyik bermain di taman belakang. Nam
wajahnya lebih tegang dari biasanya. Matanya menatap lurus
pesan itu?"
. "Ya. Tapi aku tidak tahu siapa
i. Ada orang yang mungkin ingin mengganggu kedamaia
erat-ada ancaman nyata yang menghampiri mereka. Alisha merasakan ketegangan yang sama, ta
u Aidan belajar menulis, dan merapikan rumah. Namun bayangan pesan misterius itu terus menghan
a berbicara di balkon, jauh dari telinga
kau juga harus siap. Ada kemungkinan masalah ini datang dari masa laluku,
ku siap," ujarnya pelan,
ranian itu. "Bagus. Karena kita harus menghadapi ini b
rasa jantungnya berhenti sejenak saat melihat nama pengirim yang tidak
a Rafli dengan istrinya, beberapa surat yang terliha
ni kembali ke permukaan.
album itu dengan cepat, menaruhnya di meja. "Ini... masa laluku. Beberapa orang ingin meman
juga merasa semakin dekat dengan pria itu. Ia menyadari bahwa menghadapi
menatap rintik hujan yang menempel di kaca. Aidan tidur nyenyak
a, suaranya bergetar. "Aku takut
t. Tapi kita tidak bisa membiarkan ketakutan menguasai kita. Kit
n berubah menjadi keberanian, karena kehadiran Rafli mem
enemukan seseorang yang mencoba memata-matai rumah Nadia, mengambil gambar Aidan dan Rafli tanpa izi
bangga pada Rafli. Pria itu tidak hanya misterius dan tegas, tapi juga penuh pe
a. Mereka butuh udara segar, jauh dari ancaman yang mengint
Tapi aku melihat keberanianmu, dan itu memb
Kau mengajarkanku bahwa menghadapi ketakutan bukan
. Ada momen hening, di mana dunia di sekitar mereka seakan berhenti. Alisha mer
sha menulis di
a tentang kepercayaan. Rafli mengajarkanku arti kesabaran, perlindungan, dan bagaimana menghadapi masa lalu tanpa menyerah.