Luka Seorang Istri
ak salat?
a, Ibu
ah sala
iap kali diminta ibadah alasannya banyak. Aku menatap lembut, tanpa bica
di, kotor, bau masa
boleh, kalau waktun
bisa begitu, engg
..
ib Lang, sudah ya, Ib
amu sal
e kamar du
oh, masa salat saja h
salat di
jadi bisa kupastikan dia tak salat kali ini. Sedih jika memikirkan keluargaku, mereka jauh dari agama, ditambah lagi Dilra yang malah meminjam uang ke bank keliling susah sekali menasiha
mandi du
ang," jawabnya d
. Seumuran Mia seharusnya sudah mengerti tentang kewajiban
npa dosa. Kami semua berkumpul dalam satu meja, saat Azan berkumandang
a menengok, tapi kulihat dia mem
lama Dilra duduk bergabung dengan kami. Dia dengan cepat mengambil nas
sa anakmu udah masuk mag
eranjang goyang bayi ke dekat meja makan. Ketika Dilra baru duduk Ibu malah meminta untuk mengangkat bayinya. Katanya bayi enggak boleh ditinggal pas
yang merengut, seakan kembali bers
unya diberi ASI bentar juga diam." Saat itu Dilra memili
sudah enggak u
-endap aku mengikuti Dilra. Dia masuk ke area dapur kotor, menuangkan nasi dari penanak nasi otomatis, lalu
gan posisi duduk di lantai dapur tanpa alas sembari menggendong Dion. Sesekali Dion menangis, tapi dia cepat menenangkannya dengan Asi. Setelah itu Dilra kembali makan, tapi entah kenapa dia tiba-tiba mengunyah dengan sedikit pelan. Tidak lagi buru-buru seperti awalnya. Bisa kulihat dari sini air matanya tiba-tiba saja keluar. Pandangan Dilra masih lurus ke depan. Semakin lama di
stri dari pada b
t sekali membayangkan kalau itu jadi nyata. Melihatmu terpuruk saja sudah seperih ini. Aku benar-benar
n dia menghentikan isaknya, tapi tetap tertundu
yang gen
sama terkejutnya denganku. Apa Dilra tak sadar. Dia berteriak tiba-tiba dengan sangat kencang. S
pa?" k
a mau am
gak
siatif memindahkan bayinya padaku, hanya menatap lekat tanpa satu patah kata pun terucap
ja. Dilra tampak menghembuskan nafasnya pelan, terlihat sekali dia berupaya menetralkan semua sakit yang mendera
nanti biar Dilra bere
ng berantakan," tambahnya lagi. Aku masih diam m
rang bingung?" Sejenak kucuri pandang deng
u salat saja sana,
masih menyusui Dion sambil menimangnya. Sedang aku memutuskan mencari sapu, membersihkan bekas nasi Dilra yang berantakan. Melihatku menyapu lantai, perempuan itu hanya menatap datar, tan