Missing You Like Crazy
*
toko bunga, ia membeli beberapa tangkai bun
elalu datang ke tempat itu bersama-sama. Dengan langkah pelan, ia memasuki toko itu. Wangi dari berbagai macam bunga menyer
rang lelaki berkulit putih bernama Dion, pemilik t
jalan lebih cepat untuk menyapa Dio
hwa kau sedang mengandung
oga Sovia cepat menyusul," jawab Rania seraya berjalan
an buah hati." Dion tersenyum pada Ran
kai bunga ini!" lanjutnya samb
a bunga lily ini adalah bunga kesukaanmu dan juga suamimu," ujar Dion sambil mengamb
aru dari suamimu?" tanya Dion yang
ah. Tapi ia segera menepis rasa sedihnya dan berusaha baik-baik saja di had
anya sudah selesai," ujar Dion semb
am dompetnya dan hendak memberikannya pada Dion, nam
bunga ini sudah naik?"
saja itu sebagai hadiah atas kehamilan mu," jelas Dion
cap Rania sambil tersenyum sam
u tidak
irahat hampir berakhir. Ia pun segera p
imakasih untuk bunganya. Aku permi
k Dion saat melihat Ra
i toko bunga Dion. Untuk pertama kalinya Nino datang ke toko itu, atas rekomendas
ga yang sangat ia sukai. Tapi Nino bukan tipe orang yang hanya me
angan Nino yang hanya disambut anggu
nnya terhenti pada kumpulan bunga lily putih. Hatinya pun tergerak unt
lily ini!" pint
bunga pesanannya, ponselnya berbunyi, ia m
nya dan terpampang sebuah nama Ardit
it?" tan
sa menjemput kami di bandara?" tan
u kau mengatakan akan datang sendiri? Apa ibumu iku
aku jel
unga dan membayarnya ia buru-buru menuju bandara u
Dita dan juga pria asing sedang b
Mereka telah bersahabat sejak kecil, karena sepeninggal ayahnya, kelua
o bunga yang lumayan cukup jauh dari sini. Masuklah!" ujar N
h tinggi yang sedari tadi
pada Dita sambil menunju
mah," jawab Dita. Lalu Nino mengangguk
u banyak bunga-bunga berjejeran di luar apartemen dan juga
ru saja ia beli dari toko Dion, ia mencium sesaat aroma wangi bunga
bunga!" ujar Dita saat memasuki rumah Nino yang
tiga gelas jus jeruk yang segar untu
e sini?" tanya Nino l
Dita pada Nino sambil menunjuk ke
Dia terlihat ba
kit kepala yang berlebihan saat dia mencoba mengingat sesuatu!" je
anya Nino terkejut, "Bagai
amu, tapi karena sebuah kecelakaan dia mengalami amnesia. Kau tak perlu
sini? Seharusnya kau membawanya ke rumah sakit," Nin
gin kau yang m
ecek kondisinya terlebih dahulu," jawab Nino. "Oh i
asi, apa kau akan membiarkan
ik adikku dan untuk sementara biar adikku tidur di s
Dokter,"
nga yang tertata indah di rumah Nino dan saat ia melihat sebuah pot berisikan bunga lily putih yang seda
iaknya seraya mem
yang selalu panik setiap kali Wisn
arang!" ujar Nino dan segera memb