icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

When We Were In Love

Bab 5 Chapter 5

Jumlah Kata:1766    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

erapatkan coat nya dan bersedekap. Ia terus berjalan sambil berusaha untuk menenangkan pikirannya. High heels yang

ir sepuluh menit berlalu, akhirnya taksi yang ia tunggu datang. Sebelum masuk, Alice melihat nomor plat taksi dan berusaha mengingatnya

dah diingatnya tadi. Supir taksi yang mendengar percakapan Alice di telepon mengernyitkan dahi dari kaca spion tengah. Alice melirik sekilas dan mengangkat bahu

aat mengobrol, Alice menyudahi pembicaraan mereka dan menutup telepon. Lalu ia memandang keluar jendela dan melihat pohon-pohon di jalanan yang sudah menggugurkan da

darinya supir taksi langsung membelokkan kemudinya ke arah tembok pembatas. Alice panik. Beruntung supir taksi masih sadar untuk menge

. Mereka memeriksa apakah orang di dalam mobil baik-baik saja. Supir taksi memeg

ar. Alice segera keluar dari taksi dengan berjalan sempoyongan dan mengabaikan orang-orang

sambil memegang perutnya. Rasa shock masih memenuhi dirinya. Tidak lama Alice mer

_

_

ngnya. Hal yang pertama ia lihat adalah sosok Phobe yang sedan

ka. Alice menggeleng sedikit karena masih merasakan sakit di kepalanya. "

pelan. Saat rasa takut itu memenuhi dirinya, Phoebe datang dengan lelaki paruh baya yang mengenakan jas putih yang Alice tebak sosok itu adalah d

setelah mengalami kecelakaan. Tapi dia harus beristirahat lagi se

a lega. Setelah selesai memeriksa Alice, dokter pamit dan meninggalkan merek

analgetik ya?" tanyanya beruntun. Alice tersenyum lemah. "N

i tatapan Phoebe hanya mengernyitkan dahinya, menunggu jawaban. Phoebe membuka mulutnya dan bersuara

kata Alic

yang mengalami luka tapi tidak serius. Perusahaan taksinya memiliki asuransi

teman seperti Phoebe. Setelah beberapa jam beristir

strasi dulu. Aku juga sudah menghubungi No

ng nanti. Alice duduk menunggu Phoebe di kursi depan Instalasi Farmasi. Tid

di? Kalau memang benar, ia ingin mengacungkan kedua jempol untuk pelayanan di rumah sakit ini yang sedetail itu dalam memberikan pelayanan. Saat sedang melihat kedua kakinya, tiba-ti

ga pada seseorang di ujung telepon. "Baiklah, aku serahkan d

t saat melihat wajah yang selama ini selalu ia rindukan. Wajah yang kadang-kadang hadir di da

ara mereka. Alice mengerjapkan mata beberapa kali dan akhirnya tersadar kalau

"Hai Douglas" sapa Alice. Ia berusaha untuk menampilkan senyum terbaiknya saat mengat

s diam dan mengusap leher belakangnya. Kebiasaannya saat canggung atau merasa

enjenguk tema

ah sakit mengizinkan pasien di besuk pada jam segini. Tapi Alice tidak bertanya lebih jauh dan hanya mengangguk. Mere

pang jelas berjalan menghampirinya. Jujur Alice tidak pernah merasa sesenang ini saat melihat sosok Noah. Tapi malam ini ia merasa senang dengan keh

sedang meneliti apakah Alice mengalami luka parah di tubuhnya. "Kau. Bagaimana bisa kau mengalami kecelaka

Alice mengangguk. Entah ini halusinasinya atau bukan, tapi ia bisa m

irian" kata Noah dengan nada marah. Alice menunduk dan tidak membantahnya. Mungkin k

dak menampilkan ekspresi terkejut saat mendengar berita itu. Padahal Noah jelas-jelas mengatakan dengan keras bahwa Alice baru saja mengalami kecelakaan. Tapi Dou

sini sejak ia datang. Noah memang tidak mengenal Douglas karena Alice

uk di sebelah Alice. "Semoga saja berita tentang kau yang mengalami kece

ampai mendapatkan tajuk utama di surat k

ice tidak mau berita ini menyebar aku bisa me

isa mengurusnya dalam waktu semalam?" tanya Noah

rahat dengan baik agar cepat pulih." Alice cukup tersanjung dengan kata-kata Max.

bantuanmu" ujar Alice sungguh-sungguh.

rusaha menahan rasa senang di balik suaranya. Max te

ministrasi" ajaknya. Alice mengangguk dan

kasih" u

heran melihat sosok Max ya

ilm yang dibintangi Alice" kata Max dengan p

e membalas perkenalan dari Max. Alice hanya tersenyum melihat

i perjalanan pulang, Phoebe yang mengantuk tidur bersandar di bahu Alice. Alice merasa sedikit bersalah melihat tem

ll soon

ang buruk menjadi sedikit lebih baik. Meskipun ada banyak pertanyaan di kepalanya tentang kehadiran Douglas yang tiba-tiba

esokan paginya saat Alice bangun dan membaca surat kabar, ia bersyukur karena tidak ada berita apapun tentang kecelakaan yang menimpanya. Max benar-benar menepati

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka