When We Were In Love
duduk bersandar pada kursinya. Tangan kanannya memegang ponsel yang ia tempelkan di teli
angsung dengan manajernya untuk mengaja
guk. "Bagus
kau adalah penggema
kali. "Menurutmu apa yang harus ku paka
na sahabatnya akan bertanya baju apa yang harus ia kenakan hanya untuk bertemu dengan seorang gadis. Ma
tertawa Seb
nyangka kau akan bertanya sesuat
h bertanya kepada orang lain tentang pakaian apa yang harus ia kenakan hanya untuk m
tian sebelum Max memati
pa
i diri sendiri adalah hal terbaik" ujar Sebastian
netes pada kaca jendela kantornya. Malam ini akhirnya ia bisa bertemu kembali dengan gadis yang
_
_
n yang
ggeleng tidak peduli. Dia bisa memanggil gadis itu dengan panggilan 'sayang' kalau ia lupa nama asli gadis yang sedang menggandeng
"Terima kasih" ucap gadis itu genit sam
gadis itu sebagai partnernya ke pesta yang di adakan oleh Leon, temannya yang berprofesi
menit ia duduk di sana, seorang gadis cantik mendekatinya dan memintanya untuk membelikannya minuman. Apa Max menolak? Tentu saja tidak. Max tidak
tanya gadis yang
Apa kau keberatan?"
pi aku pikir kita akan ke tempat yang le
a yang terang-terangan melemparkan diri padanya, dia bukan orang bodoh yang mudah tidur dengan wanita manapun yang datang m
tikungan tiba-tiba seorang gadis menyebrang di depan mobilnya. Max yang terkejut
itu te
akan memeriksa keadaannya" ujar Max pada gadis yang duduk di sebelahnya.
n membersihkan bajunya yang kotor. Diam-diam ia mengh
nya keadaannya, gadis
" kata gadis itu dengan nada marah. Ma
yetir jangan sok berlaga
erti habis menangis. Rambutnya yang di kuncir ekor kuda terlihat berantakan. Kemeja yang di
ri mereka lalu memeluk lengan Max. Max mengabaikan kehad
kau baik-baik saja Mi
aja dilihat dari sisi manapun pengendara mobil lah
angan untuknya, gadis itu langsung berbalik dan berjalan meninggalkannya. Max hanya menggeleng melihat kelakuannya. Karena
uk pulang duluan naik taksi yang di pesan olehnya dengan alasan ia harus kembali ke kantor karena atasannya memanggilnya. Sete
rharap akan bertemu dengan gadis itu untuk mengantarnya pulang. Setidaknya ini bentuk tanggung jawabnya atas kejadian tadi
dan menekuk kakinya. Max tidak bisa melihat dengan jelas ekspresinya karena hari sudah gelap dan hanya beberapa lampu yang
udah dimulai. Dan ia juga tahu Leon akan kecewa kalau ia tidak hadir di sana. Max sudah tahu. Namun keinginan untuk menemani gadis itu lebih ku
h ia harus turun dari mobil dan meminta gadis itu pulang bersamanya. Tapi ia tidak mau gadis itu salah paham dan mengiranya sebag
emfoto nomor plat taksi terlebih dahulu. Tanpa sadar Max tersenyum melihat kewaspadaannya. Setelah taksi menghilang dari panda
_
_
x sedang berada di rumah Sebastian, ia hampir tersedak melihat gadis yang kemarin membuatnya penasaran sedang di waw
itu. Max tahu betul itu adalah mata milik gadis yang ia temui kemarin. Hidung tinggi dan bibir penuh serta rambut berwarna hitam yang sama
ari ketakutan melihat tatapanmu" kata Sebastian yang h
" tanya Max tanpa men
tama dalam film yang akan aku buat. Kau'kan juga iku
Tapi ia juga tidak terlalu ikut campur dalam pemilihan artis yang akan membintangi film yang di sponsorinya. Yang jelas
untuk memastikan kalau
"Apa aku terlihat se
n sesaat lalu mengangguk.
esi dengan mantannya. Pera
yang akan membuat penonton membencinya. Padahal gadis itu terlihat
ya Max mempertanyakan keputusannya. "
adis dengan aura baik-baik seperti itu diberikan peran antagonis
at dalam film buatanku. Aku butuh seseorang yang bisa berakting deng
an dan memutuskan untuk kembali fokus menonton
ves. Nama