Ketika Keabadian Runtuh: Kenyataan Pahit Cinta
/0/29103/coverbig.jpg?v=979a3c394d00f6aae1a78fe5c26076dc&imageMogr2/format/webp)
lah pria yang sempurna. Selama dua tahun, dia memujaku, da
nggandeng tangan seorang anak laki-laki berusia
nya. Setelah sebuah insiden di rumah sakit, anaknya mengalami kejang. Dalam ke
a sambil menggendong anaknya, dan men
ari itu, sendirian. Dia ba
, dia mengenakan setelan jas yang berbeda. Dia memohon ampun karena
ebuah bekas ciuman ber
anita itu saat aku
t adalah melihat orang tuanya menikah. Dia memohon padaku untuk
asa dan egois, dan sebuah kete
aku. "Aku akan
a
tepi ranjang pemeriksaan, memperhatikan seorang perawat dengan rapi
guh, tapi Baskara memak
ar dan dia bergegas masuk, sete
amu baik-
at, kini melebar karena cemas. Dia bergegas menghampiri, m
baik saja. Ini hany
ban baru itu seolah-olah itu adalah luka besar, ibu
ndah dan penuh dengan rasa cemas posesif yang famil
ita muda dengan wajah ra
ng. Suami Ibu pasti
erasaan hangat menyeba
an mixologist yang melepaskan kariernya demi miliarder teknologi yang memu
heningan klinik. Itu adalah suara kesakitan murni, diikuti o
ari kamar sebelah.
sinya berubah sedih. "Kasihan anak
aku, luka kecilku
an. "Baru berumur empat
u tidak bisa membayangkan rasa saki
an sekali
acuh. "Itu menyedihkan, tapi tidak ada hubu
yangkut hal-hal di luar dunia kami yang sempurna. Dia
nita dengan mata lelah dan pakaian murah keluar, meng
ir mata. Wanita itu tampak putus asa, matanya
kaget bercampur dengan sesuatu yan
, menarik anak kec
suaranya bergetar.
sampingku. Dia tidak ber
lagi. "Ini aku. Karin. Dari
ulai berdetak sedikit terlalu cepat. Aku merasakan fi
kecil dan pucat, aku melihatnya. Garis rahangnya yang taj
jahnya bagai topeng ketidakpe
nya cepat, t
guat. "Kau di sana untuk konferensi teknolog
li. Kesalahan mabuk di Bali sebelum dia bertemu denganku. Dia bilang itu hany
tertuju pada anak it
ederhana. Perhit
hidup tidak hanya pecah. Gelembung itu
uaraku nyaris tak terd
mau mena
u terasa asing di mulutku. Suaraku sendiri
k putranya, ekspresinya tenang, nyaris penuh kemenangan. Baskara mondar-mandir, waja
u, mencoba menahan diri. Aku merasa mati rasa, seolah
bar kertas. Dia tidak perlu mengucapkan se
nfirmasi. 99,9
ah putra
enatapku, mulutnya membuka dan menutup, tetapi tidak a
ibuat-buat agar terdengar menyedi
ng dia butuh transplantasi sumsum tulang. Kau
i kecil yang sakit itu, pada air mata di wajahnya, dan sesuatu dalam diri suamiku berub
Seolah-olah dia sudah berada di dun
"Pulanglah. Aku... aku akan menanga
ang
rku. Dalam krisis nyata pertama pernikahan kam
. Sebuah vonis. Dan pada saat
an yang mendalam dan mengosongkan jiwa. Inilah pria yang telah berjanji untuk men
hun yang kini sedang sekarat. Dan aku tidak bisa
lan keluar dari klinik, meninggalkannya di sana dengan masa lalun
pernikahan besar di lobi seolah mengejekku. Wajah kami y
hebat menghantamku, da
tidurku sendiri. Asisten rumah tangga
ingsan. Saya suda
h ramah, sedang membereskan
onya Baskara
mi
berkedip di dalam diriku, segera diikuti oleh gelombang
masih menginginkan
pada Bi Imah, suaraku l
ng, Nyonya. Beliau
rumah sakit.
rata, tangan lainnya menggenggam ponselku, badai ke
ng malam. Dia tidak pernah menelep
di meja makan besar mencoba memaksakan di
dari nomor
encari keluargamu. Ku
. Keluargaku. Keluarga yang tidak bisa kuinga
lasan dengan sapa