Pernikahannya, Makam Rahasianya
/0/29078/coverbig.jpg?v=38f17c5ade35cc8edf96e0a8dea08b15&imageMogr2/format/webp)
uhnya, sebuah tujuan membara untuk mencari keadilan bagi ibuku, terpendam jauh di dalam diriku, bara api sunyi yang menunggu untuk menyala. Tapi
intahkanku untuk menyajikan sampanye untuk mereka, dan membayarku untuk "jasa yang diberikan"-selembar uang satu juta rupiah yang kasar untuk "kerepotan"-ku. Setiap intera
perusahaannya yang gagal, secara anonim mendonorkan sumsum tulang untuk menyelamatkan hidupnya ketika dia sakit parah, atau berjalan sendirian menembus badai dahsyat untuk menyelama
ian yang begitu membara? Ketidakadilan yang menyiksa ini adalah rasa sakit yang konstan, luka yang tidak pernah sembuh. Aku
sukan kematianku sendiri. Aku menghapus Maya Prameswari dari muka bumi, berharap dia akhirnya bisa aman dan benar-benar bebas. Tetapi kebebasan, aku belaja
a
ri tahu ini b
uah sangkar emas, adalah monumen ke
ibunya, Elena, adalah bara api yang dia simpan jauh di dalam, me
mpatan itu tera
, terlalu keras, terlalu ceria, me
dak se
i pintu masuk, berpura-pura asyi
ng. Selalu Sarah Hartono
anis memuakkan, melayang masuk. "Setelah
gan, tapi Maya tahu ada maksud tersembunyi. Setiap kata, se
ang diper
bali dari kehidupan tenang yang coba dia bangun setelah up
nikahan. Dia menyeb
p. Selalu cantik, selalu sukses, selalu kontras den
ap. Sarah adalah orang kepercayaannya, sa
mengekorinya. Dia berhenti, menata
atanya, suaranya datar. Dia
uang satu juta rupiah dari dompetnya dan mele
enyamakannya dengan pelayan bay
mengencang
bisiknya akhirnya, suaranya serak. Dia menatap Sarah, ya
, suara pend
pegunungan. "Kamu cemburu, Maya? Setelah sekian la
Ingat Jakarta, lima tahun la
kembali ke masa lalu. Dapur mewah di sekelilingnya seakan surut, di
kat kampus UI, cetak biru untuk komunitas berkelanjutan tersebar di sekitar mer
annya melingkari Maya. "Nusantara Hijau Konstru
telah mencintainya dengan int
aya tahu itu adalah Alistair Tanoe, pengembang korup yang dilawan ibunya. Ancaman Tanoe telah menin
uhkannya dari incaran Tanoe, dia t
pekerjaan korporat bergaji tinggi di Singapura,
rcayaan, rasa sakit yang dengan
teriaknya, suaranya pecah. "Sete
katanya, hatinya sendiri hancur berke
e belakang, bayangan wajah Bima yan
dengan krisis ekonomi yang tiba-tiba, mendorongnya ke ambang kebangkrutan. Dia meneleponnya, puluhan kal
awasih," sebuah perwalian buta. Dia secara anonim menyalurkan setiap sen ke Nusantara Hijau. Itu adalah tali penyelamat
arah, yang selalu diam-diam naksir Bima. Sarah, yang kemudian "secara ajaib" menemukan "in
g oleh kepahitan dan keinginan untuk membuktikan Maya s
aruhnya untuk melacaknya ke kota kecil yang tenang tempat dia me
n, "Kamu berutang padaku. Kamu akan menikahiku. D
idupan ini, adalah
rkannya. Dan Dana Cendrawasih. Hadiah rahasianya. Bima pikir Sarah telah menyelamatkannya. Ironi itu adalah rasa pahit yang konstan di mulutnya. Terkadang, dia bertanya-tanya apakah ada juga pengorbanan fisik yan
rena air mata yang tak tertum
sakit itu, Maya t
kit lebih lembut, hampir penasaran. "Mas
ui beberapa motif egois yang
nghantam kembali deng
bahkan dari dirinya sendiri, masih yang terpent
aranya secara mengejutkan stabil. "K
yang dia pura-purakan. Masa depan mereka adalah tanah tandus, dan le