Pengkhianatanmu Adalah Kesalahan Terbesarmu
/0/28915/coverbig.jpg?v=852149d4888d15629b474de2d6a9b795&imageMogr2/format/webp)
ah keluarga Haris. Bajunya lusuh, rambutnya lepek karena air hujan, dan matanya memancarkan rasa takut b
paruh baya yang membuka pagar. Suaranya
adis itu pelan, s
mar. "Mulai hari ini, kamu tinggal di sini, y
memasuki rumah besar itu akan menjadi awal dari kisah pan
an penurut. Ratna benar-benar memperlakukannya seperti anak kandung sendiri, bahkan le
kesal harus berbagi kasih sayang dengan anak asing ya
ketika Alya menangis karena dijahili teman sekolah. Ia menyodorkan p
atapnya dengan mata berkaca. "Kamu
aku cuma ambil air. Tapi tenang aj
gi Alya, janji itu berarti dunia. Ia mulai percaya, bahwa rumah it
ring menghabiskan waktu di luar rumah, nongkrong dengan teman-teman, pulang laru
rajin. Ia pandai memasak, sopan, dan selalu menjaga sik
seperti Alya, dunia pasti da
ngus. "Iya, iya, si malaikat kecil," gumamny
ersikap baik seperti biasa, tapi Revan semakin dingin. Kadang
hanya tahu, setiap kali Revan pulang dalam
s sedang menghadiri acara bisnis di luar kota, meninggalkan rumah hanya dengan dua penjaga
panggil
engar menaiki tangga. B
anyanya dari balik pintu kamarn
anya suara langkah
gelap. Wajahnya merah, napasnya berat, dan matanya tak sepert
pan mereka, ha?" suaranya berat, seperti
erti maksud kamu apaikir aku nggak tahu semua orang lebih sayang kamu? Bahkan
long keluar," katanya
gelap, sesuatu terjadi - sesuatu yang ta
ia Alya
lututnya sambil menatap kosong. Tubuhnya gemetar
akutan. Ia mencoba meminta maaf, tapi setiap kat
ku nggak tahu apa yang
an tapi tegas. "Aku ngg
icara lagi dengan Revan. Ia menghindar sebisa mungkin, sement
lan kemudian, Alya mulai sering mual dan pingsan. Sa
u," kata dokter den
a seolah berhenti b
aku siapa ayah dari bayi itu,
u menuduh kakakmu sendiri melakuk
ngalir tanpa suara. Ia tak lagi
mu, mendengar semua itu dengan wajah pucat. Tap
a, Ratna mem
ini, Alya. Aku tak
luar dari rumah yang dulu ia sebut rumah. Hujan kembali tur
i pinggiran kota, bekerja di warung makan siang malam untuk membayar sew
ering memeluk perutny
ma nggak akan biarin kamu sendiria
enggigit bibirnya, menahan tangis. Du
ang melahirkan di rumah bidan dengan uang seadanya. Tangis bayi laki-laki itu pe
bisik Alya lemah.
Dalam benaknya, ia berjanji - masa lalu akan berhentih. Ia membuka usaha kecil menjahit, hidup sederhana tapi ba
wa nilai bagus ya
a nggak butuh nilai bagus,
api ia belajar memaafkan takdir, w
jemput Rayan di sekolah, seseo
, wajahnya tampak dewasa, tapi
napasnya tercekat. Revan melangkah
ya.
l di sampingnya - Rayan. Mata
ku?" suara R
anaknya diambil. "Jangan berani-berani
a, dengan penyesalan yang begitu dalam. "
bertahun-tahun Alya
n bisa ngapus apa
ng dulu terikat oleh kesalahan kembali dipertemukan
l mudah. Luka itu masih berdar
ada satu doa ke
Demi anakku. Buk