icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Anakku Tak Butuh Ayah Sepertimu

Anakku Tak Butuh Ayah Sepertimu

Penulis: Husnan
icon

Bab 1 bayangan hitam yang bersembunyi

Jumlah Kata:1965    |    Dirilis Pada: 22/10/2025

nsasi dingin yang menusuk tulang. Alana menggigil, meski jaket tebalnya menempel di tubuhnya. Ia menatap api unggun yang hampir padam, men

hujan dan sesekali gemerisik daun yang memecah kesunyian. Namun, jauh di balik pepohonan, ti

ikan dia nggak bisa lari," bisiknya, suaranya serak. Daffa mengangguk pelan, menatap api unggun dari kejauhan. Iqbal,

kuduknya meremang. Hatinya berdebar, naluri bahaya yang samar mulai berdesir di dalam dada. Ia menata

bayangan muncul. Raka dan kedua

ana, tetapi suaranya ten

kedua sisi. "Lepaskan aku!" teriak Alana, mencoba menendang dan menangkis. Tangannya berjuang keras,

gan buat masalah," geramnya. Daffa mencoba menahan tubuh Alan

ru akan dimulai. Dengan kekuatan yang tersisa, ia menendang Raka tepat di perut, membuatnya terhuyung ke belakang. Ia kemudian

lagi, tatapannya dipenuhi kemarahan. "Kau nggak akan kabur beg

entang-tulang pohon dan batu menutupi dasarnya. Ia tersandung akar pohon yang menonjol, tubuhnya terpelanting ke udara, da

sa lemah, tubuhnya dipenuhi memar dan luka. Ia mencoba menggerakkan kepala, tapi rasa pusin

lana menegakkan sedikit kepalanya, mencoba mencari sumber suara. Dari kegelapan, soso

ulu," katanya sambil menahan tubuh Alana yang hampir jatuh lagi. Tangannya kasar

kau?" gumam Alan

am sorot matanya yang membuat Alana merasa aman-meski sedikit takut juga. Arga meng

n ketakutan yang menumpuk. Ia bertanya-tanya, mengapa seseorang sep

bantuku?" suara

nya singkat. Namun nada suaranya tak sepenuhnya dingin; ada sesuatu

n sederhana-bambu dan daun membentuk atap, api kecil menyala di

kata Arga, matanya terus mengawasi hutan di luar. "Mereka...

. "Mereka... mereka bisa membunuhk

bisa. Tapi kalau kau belajar... bagaimana caranya bertahan... mungkin lain ce

menjadi tekad. "Aku... aku tidak akan membiarkan mereka menang," gumamny

rang-meski hanya sedikit-untuk tetap bertahan hidup. Sementara Arga, pria yang keras dan penuh rahasia, mulai menya

ra korban dan penyelamat. Alana yang lemah tapi masih hidup, dan Arga, pria yang dikejar masa lalu, kini berada di j

Alana hilang dan tak bisa melawan lagi. Mereka tak tahu,

, bisikan hutan seakan be

membuat dunia tampak samar, seolah berada di antara nyata dan mimpi. Alana membuka mata perlahan. Tubuhnya

. Wajahnya setengah tertutup bayangan pepohonan, tapi mata tajamnya terus memperha

membuatnya menekuk lutut. "Aku... mas

gerak. Tubuhmu butuh waktu untuk sembuh. Tapi kalau kau m

intu persembunyian yang hanyalah celah bambu, memikirkan Raka, Daffa, dan Iqbal. "Mereka..

lau kau ingin selamat, kau harus belajar lebih dari sekadar lari atau sembunyi. Kau

. Arga mengajarinya cara bertahan hidup di hutan-membuat api tanpa korek, mencari

ntuk pertahanan diri, merangkak melalui tanah basah, dan bahkan menembus rimbunnya semak belukar tanpa menim

igil di bawah mantel tipis yang diberikan pria itu. "Kenapa kau membantuku? Kau

aranya. Tapi aku tahu, ada yang pantas diselamatkan. Kau... kau mungkin salah satunya,"

embuatnya merasa aman-tetapi juga menimbulkan rasa penasaran. Siapa sebenarnya pr

ejauhan, aroma manusia di udara, bahkan jejak kaki yang samar di tanah basah. Arga mulai mela

tihan mereka. "Cukup untuk hari ini," katanya, suaranya berat. "Sekarang k

"Mereka... siapa? Kau maks

bukan tentang menyerang mereka secara spontan. Kalau kau salah langkah,

arang disertai tekad yang menguat. Ia ingin membalas dendam, in

u memulainya?

t. Kedua, kau harus tahu musuhmu. Ketiga, jangan bia

hnya. Ia tahu jalannya masih panjang, tapi u

medan yang ekstrem: meniti tebing curam, merangkak melalui semak berduri, dan menyeberangi sun

mengatur intimidasi, dan menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat. Alana mulai menyada

sebuah tas kecil berisi peta dan catatan. "Ini... sesuatu yang mungk

rapa jalur pendakian dan pos yan

mpul dan jalur yang mereka gunakan. Kau harus mempelajari

h Raka, Daffa, dan Iqbal, dan api dendam mulai menyala le

orang yang saling memahami luka masing-masing. Alana mulai memperhatikan sisi lain dari Arga-sebuah kesedihan yang ters

ta Kopassus, tentang operasi-operasi yang telah ia jalani, dan kesalahan yang membuatnya harus me

erhenti mencari. Dan ketika mereka menemukan jejak Alana, pertemuan itu tidak akan se

asi yang lebih tinggi, sebuah batu besar yang menghadap lembah. Dari sana, Alana

gan, tapi dari otak dan hati," kata Arga. "Kalau kau bisa

menahan tekadnya yang membara. Ia membayangkan rencana yang mulai terbentuk di kepal

ng akan lolos dari dendamnya, dan tidak

lagi gadis lemah yang ia selamatkan dari jurang. Ia telah menjadi sesuatu yang be

ersiap menghadapi badai yang akan datang. Dan badai itu, tidak hanya berasal dari alam, tapi j

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka