Pengkhianatan yang Tak Pernah Kusangka
sa dengan lampu temaram rumah itu, dengan bayangan Arion yang selalu hadir, mengawasinya. Namun
ya lelah, tapi pikirannya terus berputar. Setiap malam, ia berlatih diam-diam, mencoba
lkan cahaya matahari. Ia ingin melarikan diri, tapi setiap lorong rumah itu terasa seperti
itu datang dengan membawa sar
emalam?" tanya pelayan itu, men
Tidak terlalu. Tapi aku.
mengangguk dan pergi. Lira menatap punggungnya, berharap ada sedikit bant
ra menahan napas saat Arion muncul di pintu ruang makan. Ia selal
rion, suaranya dalam dan ten
yum. "Tidak ada, Tuan. Aku hanya..
natapnya intens. "Lira, kau mulai terlihat
ak... Aku tidak akan menyer
tanya tetap tajam. "Bagus. Semangat itu bagus. Tapi
asa takut dan marah yang
membersihkan rumah. Ia mengamati setiap sudut, setiap lorong, setiap pintu. Ia menca
sedikit terbuka. Udara segar masuk, membawa aroma hujan yang semal
ba, suara langkah terdengar di tangga. Lira membeku. Hatinya berdegup kencang. Seb
ba, ya?" tanyanya, nada suar
ku... aku hanya ingin
pintu dengan satu gerakan. "U
a selalu diperhatikan. Namun sesuatu dalam dirinya mul
merasakan dingin yang menusuk tulang, tapi ada satu hal yang membuatny
. "Kau keras kepala, Lira," katanya, suaranya dalam, menat
tegas. "Aku tidak main-main. Aku
lupa, setiap langkah yang kau ambil selalu aku lihat. Kadan
dorongan untuk melawan. Ia tahu, jika ia menyerah
usun strategi, mencatat pola pengawasan Arion, dan mengamati kebi
Cahaya lampu menyorot wajahnya yang tegas. Lira merasakan campuran ket
akan kontrol, atau ada sisi lain yang belum
erbeda dari wanita lain yang pernah ia temui. Keberanian dan keteguhannya membu
g kerjanya lagi. Ia duduk di kursi besar
a ini, tidak ada yang benar-benar bebas. Semua orang terikat oleh sesuatu. Kau mun
tidak akan menyerah, Tuan. Aku tidak a
Aku suka semangatmu. Tapi seman
kata Arion seperti ujian. Setiap gerakannya selalu di
wajahnya. Ia merasakan kesepian yang mencekam, tapi juga ada tekad yang tak ter
gadis itu. Ia merasa tertantang, terikat oleh keberanian Li
rik gadis itu. Semakin Lira mencoba melarik
ad. Ia tahu perjuangannya baru dimulai. Arion, di ruang kerjanya, menatap bayangan gadis
n menemukan kekuatan untuk melawan, atau
rintik hujan yang menimpa atap rumah. Tubuhnya lelah, pikirannya pun tidak lebih ringan. Setiap malam, ia terus memutar strategi
pi tekadnya tetap membara. Ia tidak bisa membiarkan dirinya terjebak diuatnya sedikit tenang. Pelayan muda itu datang me
ra. Tidur cukup?" tany
ski wajahnya tegang. "Kurang tidur
kan lebih. Akhirnya ia mengangguk, menaruh piri
menolak, tapi rasa lapar membuatnya menahan diri. Tubuhnya membutuhkan
. Arion muncul, seperti bayangan yang selalu ada. L
anya, suaranya dalam dan tenang.
jantungnya. "Aku... hanya memikirka
enuh rencana. Itu menarik. Tapi inga
a tahu bahwa satu kesalahan bisa berakibat fatal. Namun ada dor
mengamati jendela yang sedikit terbuka. Angin sore masuk membawa aroma h
Tanpa pikir panjang, Lira menahan napas, menempel ke dinding. Arion mela
menemukannya?" tanyanya, suar
enunduk. "Aku... hany
akan cepat. "Udara segar atau memberontak? Kau harus memil
n yang menusuk tulang, tapi juga ada satu hal yang membuatnya tetap kuat: tekad untuk t
l balkon. "Kau keras kepala, Lira," katanya, suara
tegas. "Aku tidak main-main. Aku
n lupa, setiap langkah yang kau ambil selalu aku lihat. Kau
dorongan untuk melawan. Ia tahu, jika ia menyerah
iap pola pengawasan, setiap langkah Arion, setiap kebiasaan pelayan, dicatat dengan rinci. Ia ta
da gadis itu. Ia penasaran, bukan hanya karena keberanian Lira, tapi juga karena tantangan yang dibawa
an emosi, menahan napas, bahkan menipu Arion untuk memberi ruang gerak lebih. Kadang ia berpura-pura lemah
ia bisa menyelinap. Dengan hati-hati, ia menempatkan buku dan dokumen di la
gaja menjatuhka
a kaget. "Oh... maaf, T
pi kau harus hati-hati, Lira. Kadan
p kencang. Ia tahu, permainan ini semaki
n dan keberanian. Ia tahu, setiap langkah yang ia ambil harus diperhitungkan. Jika salah, A
lkon. Ia merasa tertarik, tergoda oleh permainan yang semakin mene
rion. "Setiap gerakanmu selalu membuatku penasaran
rjuangannya baru dimulai. Ia tidak akan menyerah,
an pengamatan, latihan fisik, dan manipulasi psikologis untuk menciptakan
gelisah. Ada sesuatu dalam diri Lira yang membuatnya tidak bisa sepenuhnya mengendalikannya. Se
coba meraba-raba dan menilai apakah itu bisa menjadi jalur pelarian. Hatinya berdebar, tet
angan. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya, nada s
tapnya. "Aku... hanya me
jam. "Udara segar atau mencari jalan keluar?
on adalah ujian. Setiap gerakan harus diperhitungkan.
dalah strategi, harapan, dan refleksi tentang ketakutannya. Ia tahu, per
pada gadis itu. Ia merasa tertantang, terikat, dan tergoda. Sema
nemukan kekuatan untuk melawan sepenuhnya, a