Pengkhianatan yang Tak Pernah Kusangka
jadi penjara baginya kini terasa seperti labirin yang menyesakkan. Setiap lorong, setiap kamar, bahk
pi tempat tidurnya, menatap dengan mata yang tidak hanya tajam, tapi juga penuh kehendak. Ad
erusaha mencari cara untuk tetap kuat. Di dapur, aroma kopi yang diseduh
seorang pelayan muda dengan so
b Lira, suaranya lemah. Ia mengambilApakah Anda baik-baik saja? Tadi malam...
ersenyum. "Aku... aku baik-ba
r. Ia lelah, lelah menghadapi permainan yang tak bisa ia
membuat Lira menahan napas setiap kali ia mendekat. Ruang kerja itu luas, dengan jendela besar yang menyorot caha
am, menatap Lira dengan intens
an. Tangannya gemetar, namun ia berusaha mene
erapa jauh kau bisa bertahan, Lira. Kau sudah beberapa hari di sini. Kau belum mencoba melawan
idak akan pernah menyesuaikan diri dengan keadaan ini, Tua
agus. Keberanian itu bagus, tapi jangan sampai membuatmu terlu
an yang mulai muncul. Ia tahu setiap kata yang keluar d
gerakannya diperhatikan, dan setiap perkataannya dicatat. Arion selalu ada, kadang diam-d
njukkan sisi lain. Di beberapa kesempatan, ia menyingkirkan bahaya yang mun
ang turun deras. Ia merasakan dingin yang menusuk tu
di sini sendirian," suara A
gan mata terbuka lebar. "Aku
, hampir menutup Lira dengan bayangannya. "U
aku hanya ingin bernapas sed
iap langkahmu selalu aku perhatikan. Jangan samp
tidaknya untuk bisa melarikan diri jika ada kesempatan. Di salah satu kamar kosong, ia me
ion muncul dari pintu. "Kau pikir aku tidak melihatmu?" ta
gkah. "Tuan... aku-aku hanya berlat
"Keselamatan diri sendiri... menarik. Aku suka semangatmu, Lir
ebar kencang. "Aku tidak ingin b
tu kata yang tepat. Kita lihat seberapa l
terjadi. Betapa ia hidup bebas, memiliki mimpi, memiliki teman, dan memiliki dunia yang penuh pilihan. Sek
enyerah bukanlah pilihan. Ia harus menemukan cara, meski itu b
nya selalu kembali pada Lira. Ia merasa tertarik, bukan hanya karena keberanian gadis itu, tapi j
ikan interaksi yang menegangkan antara Lira dan Arion. Ada momen-momen di mana Lira merahu, Lira... kau memiliki kekuatan yang luar biasa," katanya, menatap dalam ke
membiarkan siapa pun mengendalikan diriku, Tua
ya. "Kau berani... itulah yang membuat permainan ini men
yang tak kunjung reda, namun ada satu hal yang jelas di hatinya: ia tidak akan menyerah. Ia akan terus be
in ia merasa tertantang. Semakin Lira berontak, semakin