icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rumah Tanggaku

Bab 5 Rumah Tanggaku 5

Jumlah Kata:1282    |    Dirilis Pada: 06/12/2021

an, karena pakaiannya sudah tertata dengan rapih di tasnya. Aku hanya iseng saja sekal

saja, satu kaos, satu koko, satu kemeja, tiga celana panjang.

laki-laki ada di kamarku. Laki-laki yang sudah menjadi

pipi ku jadi

untuk membuat sarapan bersama Ibu seperti b

langsung mencubit kecil pinggang Ib

sudah pulang

ud

udah rapih dan bersi

embantu kita, Nak." A

na bisa Ayah ma

sudah malam, Ibu melarang menemui mu, Ibu ingin kalian berdua ist

apku. "Lalu Ayah tidur

Dan kami pun fokus membuat sarapan sebelum para laki-laki pulang ke ru

pan matang suami ku dan Ayah ku pulang dari sholat subuhnya. Mereka nampak

dulu, apakah sekarang aku bisa b

irinya dan mengambil sajadah dari tangannya. Tapi tidak sajadah Ayah ku. Aku menciu

u masuk ke dalam kamar dan ia langsun

ya. Pertanyaan yang tak mampu aku jawab. Aku h

an ia menahan wajah

ah istriku?" tanya

hanya cerita seputar Ibu, benar?" ingatnya. Ak

al

nunggu kita di ruang makan. Ini waktunya sarapan di rumah ini." S

u bisa berjalan kalau di peluk

iknya sembari mengecup pipiku dan pergi dari k

*

berhadapan di ruang tamu dengan teh dan cemilan di atas meja. Suasana nampak

r barulah Ayah meng

salah." Jantungku berdegup ketika Ayah mulai membahas soal ini, haruska

gaimana? Maaf I

stri dan anak Ayah." Mas Ibnu nampak mengerutkan keningnya. Sebenarnya Mas Ibnu tah

h di samping ku dan Ibu. Tapi, haruskah Ayah

rena ada menantunya di sini. Ayah, sungguh, k

itu tak perlu di ungkit kembali, sepahit apa pun itu, tetaplah masa lalu. Saya pribadi tidak tahu menahu tentang masa lalu i

saya juga. Jadi, saya harap untuk tidak membuat saya mengetahui masa lalu Ayah dan

li meraih jemarinya tapi aku malu karena ada orang tua ku di sana. Aku men

a lebih baik menjaga anak Ayah, jangan seperti Ayah dulu. Sebagai laki-laki terkadang kita merasa hebat sam

ali dengan ucapan Ayahku. Mungkin karen

si Ibnu." Aku menatap suamiku kala jemarinya menggenggam jemariku dengan erat. Ia b

uk pulang ke rumah sang istri. En

umah Ayah, jika kalian be

ya dan pergi dari sana begitu saja. Kembali aku melihat pun

, melainkan senyuman Ibu. Entah apa makna dari

*

dan suamiku di rumah berdua saja. Setelah beberapa saat mengob

ari tiduran di pahaku. Sungguh manja dan menggemaskan sekali. P

as

Y

rus pindah ke kamar?" tanyaku yang akh

nganmu seperti ini," jawabnya s

juga nggak ada

u tiba-tiba Ibu pulang dan asal buka pintu,

ku usap rambutnya yang

apa-apa ka

k apa

ek

H

kamu bersedia?" tanyanya yang membuatku a

arus secepat

. Lebih cepat

i lagi boleh nggak, be

mikirkannya kemudi

asing. Aku dengan pikiranku, Mas Ibnu dengan jema

ya,

H

orang tua, Mas. Nggak apa-apa kan?" Dengan san

awatir kamu ak

pa be

n tidak suka jika harus

penasaran karena aku pr

erasa tak be

u. Benarkah hidup bersama mertua tak seenak itu? tapi mertua

rap b

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka