icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rumah Tanggaku

Bab 2 Rumah Tanggaku 2

Jumlah Kata:1109    |    Dirilis Pada: 06/12/2021

miku membeli seserahan. Berdua? Tentu saja tidak, kami di teman

i masih berjauhan. Terkadang tidak sabar untuk segera halal dan bisa di perhatikan lebih

u menatap wajahnya ternyata ia sadar lalu menoleh padaku dan member

ihat oleh calon suamiku. Lah, aneh kan tadi mikir yang iy

ka macam seserahan dan juga sovenir pernikahan. Kami berjalan menyusuri

mbeli dengan harga berapa pun itu. Eh, nggak boleh bicara begit

n di Dunia ini. Hehehe. Kembali aku melirik sang calon suamiku yang tampa

tersentak kaget dan langsung tersadar dari lamunanku, bisa-bi

p. Mas Ibnu yang mendengar su

gan di paksa takutnya malah jadi mubazi

ai pilihannya. Sebenarnya apa pun itu aku akan menerimanya, aku tidak pah

yang mereka be

warna hitam itu. Lucu, terliha

enir. Acara memang tidak di buat besar apalagi mewah, tapi setidaknya kami tetap ingin memberika

sa menyentuhmu untuk menyelamatkanmu," bisik Mas Ibnu tepat di sebelah telingaku

bergegas menyamakan langkah dan kami ma

*

sudah selesai, dan aku tidak bisa bertemu dengan calon suamiku. Wal

bahasa adatnya, begitu kiranya. Dan aku pun tak masalah, toh, aku bukan wanita yang di mabuk cinta

a ya nanti? Penasaran dengan itu aku pun beranjak dari

pintu kamar Ibu sampa

kamarnya. Aku melihat Ibu tengah membaca al'qura

lembut. Ibu ku sep

dan manja duduk

a, boleh?

, tany

ng istri, apa yang harus kita l

us patuh k

ang ia u

jak ke dalam keburukan, kamu w

al

belum ia minta, siapkan pakaian kerjanya sebelum ia bangun, siapk

ana kit

etika sudah menja

erat menjadi s

berat menjadi

nap

g semuanya. Dosa istrinya, rum

ri kalau semua di t

ita adalah meringankan beban suami, dengan kita mengurus rumah, mengurus anak, dan mengurus suami agar ia bisa b

tri yang baik kenapa Ayah tetap pergi meninggalkan kita, Bu?" tany

gerti ucapannya tapi aku tahu ada kesedihan terdalam di kalimat itu.

h setelah Ibu bercerai. Entah bagaimana

enikah kalau Ayah tidak a

bu yang membuatku ter

aat aku melihat kepala Ibu mengangguk a

na bisa?

yang menghub

u .

ar Ayahmu, nanti kamu akan tahu kenap

dan aku akan terus percaya pada Ibu. Kar

h pertanyaanku karena sebagai sesama wanita aku tahu ba

lalu dan sekarang Ibu sudah l

anita

t apa

aku bangga punya

juga harus buat I

nya aku buat Ib

ngga suami mu tidak meningg

h aku

imu. Jawabannya han

ku jadi

h pada suami mu, jika ia

hu, kan, aku baru

rima lamarannya." Aku menge

a dar

Y

nap

, kamu sangat bahagia, bukan begitu?" Aku

ikan acuan, paham, Nak?" Aku mengangguk dan memeluk Ibuku dengan e

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka