icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rumah Tanggaku

Bab 4 Rumah Tanggaku 4

Jumlah Kata:1076    |    Dirilis Pada: 06/12/2021

adi sepi sunyi. Tinggal barang-barang yang harus di bersihkan. Sementara itu kami sudah berada di dala

ulai percakapan dari mana. Dari semenjak kami selesai sholat da

begitu terus karena di antara kami tidak ada yang berani maju untuk membuka percakapa

rlahan tubuh itu menoleh dan menghadap ke arah ku. Dengan ce

ku melotot tak percaya. Apa

ak kaget karena sapaannya yang aneh itu. Dan entah kenapa hal itu membuat suasana di sekitar

buatku merinding disko. Apa

ni terus," ujarnya yang lebih berani dari pertama

ni adalah sebuah lukisan paling indah dan unik yang

r itu. Tapi, Mas Ibnu buru-buru berdehem seakan malu

walau memiliki jantung yang lemah akhir-akhir ini aku har

pilanku tanpa sehelai kerudung di kepala. Aku membuka ikat kepala mukenahku dan perlahan m

miku bergumam dan mengagungka

s Ibnu tak bergeming, lalu perlahan ia menggeleng dan mengusap wa

ri?" tanyanya yang membuat k

tak menghiraukan kerutan di keningku. Tersipu? Jelas, wanita mana yang tak tersipu di puji demikian

menghindar karena terkejut. Mas Ibnu tak marah, ia justru tersenyum dan mencoba lagi. Da

n. Apa harus aku berikan handbody agar wangi setidaknya sedikit? Canda saja, jangan di anggap serius. Ka

diri tak sanggup membayangkannya. Jadi, kemungkinan

yan

a

ahku, astaghfirullah, dari tadikah aku tid

memanggilku apa?

tup bibirku. Sungguh sangat menegangkan sekali i

rasanya aku terbuai dengar suaranya. Dan karena kebodohan apa ti

ak mampu menelannya. Tubuhku menegang karena akhirn

u, merasakan apa yang pernah aku pikirkan sebelum menikah. Ya, ini rasa itu, rasa yang aku kira

terb

terl

jika saja aku tidak datang bulan di waktu yang tid

. Aku meminta maaf berkali-kali karena tida

empatan, lagi pula harusnya kita istirahat kan, maafkan aku jika te

at dagu ku. Ia gelengkan kep

edih seperti itu, aku tidak suka, ya?" larangn

capku sek

h. Bagaimana kalau sehabis kamu bersihkan diri, kita bercerita sebelum tidur?" usulnya. Aku mengangguk

hkan dulu, biar ka

nggu seb

, kembali aku me

*

a dengan suamiku, mempersiapkan pakaian koko dan sarung serta sajadah untuk sholat ke Masjid. Oh ya, ke

kmum di Masjid. Suami ku masuk ke dala

pakaian mu, Mas," ucapku semangat. T

kepalaku pelan untuk ia ke

ia kenakan. Lalu suamiku sekarang hanya pakai apa? Ih, kepo. Ya pakai b

. Dan aku baru tahu jika ternyata Ayah belum kembali ke r

k masa

anya melirikku saja dan mereka pun pergi ke Masjid bersama-sama. Aku harap Ay

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka