Gairah Liar Isteriku
meja. Layarnya yang retak benar-benar menjadi simbol dari hatinya yang sekarang sedang hancur berkeping-keping. Dalam pikirannya, pertengkaran dengan Rama masih ter
ang datang di tengah malam seperti ini. Hatinya diliputi tanda tanya, "Apakah Rama pula
basah kuyup, tetesan air hujan mengalir pelan di sepanjang rahangnya yang tajam. Tatapannya tepat menghunjam langsun
ap penuh gairah yang menggebu, seperti badai yang meledakkan segala yang menghadang. Napas mereka berpa
erhuyung mundur beberapa langkah ke belakang, berujung tubuh Arka bersandar ke d
nnya, namun juga ketakutan yang nyata di balik sorot matanya. Hujan terus mengguyur tanpa pedu
mulai memenuhi rongga dadanya. Sementara Nara berusaha sekuat mungkin memendam hasrat y
setengah panik. Ia melirik ke dalam rumah, memastikan Rama tidak ada
, Arka hanya bisa tersenyum getir yang perlahan dia paksakan menjadi senyuman yang paling menakju
engan Rama. Aku ingin memastikan kam
ka bisa tahu? Apakah Dita yang memberitahunya?
bnya dingin. "Kamu tidak s
ahanan Nara hampir runtuh. "Aku hanya ing
bantu, Arka. Kehadiranmu di sini hanya akan membu
tahu, aku membuat kesalahan dengan menemuimu ke sini. T
ohongan, tetapi ia tidak ingin Arka berpikir bahwa ia wan
tu memang yang kamu inginkan, aku akan pergi. Tapi ka
berdiri di depan pintu dengan perasaan campur aduk. Hujan masih deras, suara lang
paskan beban yang terasa menghimpitnya. Gemuruh halilintar
ulang momen Kehadiran Arka tadi, "Kamu memang lelaki pemberani, Arka. Aku semakin mengagumimu," gumam Nara, menggigit bibirnya dengan mata
Nara tersentak dan kembali bergelut den
serius. Ia baru saja menerima pesan dari seseorang yang tak ia duga: Dita. Pesan
rsam seseora
g akan ditemui Nara di kamar hotel," desisnya dengan suara rendah penuh kebencian. Nama itu keluar dari bibirnya seperti racun, menusuk-nusuk hatinya yang telah terkoyak. Matanya berkilat, penuh dengan murka yang tak terbendung. "BAJINGAN!" teriaknya,itu pasti akan memicu sesuatu, dan ia menikmati setiap momennya. Dalam pikirannya, ini bukan
n Arka, Rama, dan Dita, mencoba memahami bagaimana semuanya bisa menjadi serumit in
i sementara untuk kekacauan yang sedang ia hadapi. Namun, jauh di dalam hatinya, Nara merasa bahwa kehadiran Arka malam itu buka
rbunyi. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikena
irim pesan itu? Lalu apa maksudnya? Ia merasa seolah-olah terperangkap d
ponselnya berbunyi lagi. Kali ini, panggilan masuk
suaranya ter
a Dita, suaranya terdengar sepert
g terjadi," jawab Nara jujur. "Dan sekarang, aku
ngerti. Tapi kamu harus kuat, Na. Apa pun yan
a sesuatu yang disembunyikan Dita, sesuatu yang tidak ingin sahabatnya ungkapkan. Namun, Nara
i ia tidak tahu harus mulai dari mana. Pikirannya terus berputar-putar, mencoba merunut kejadian dem
ajahnya tersembunyi di balik bayangan, kilatan matanya tajam bak elang pemburu. Ia mengel